Bohong Itu Mutlak


Tokoh Lintas Agama (mewakili Rakyat & Tuhan) diajak dialog tertutup, bukankah ini bentuk kebohongan terhadap Rakyat & Tuhan?

Bohong itu mutlak. Jikapun ada kompromi, itu hanya sebatas pemakluman kenapa bohong itu bisa terjadi.

Dusta. Menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, atau kadang kala tidak menepati janji yang telah diucapkannnya juga bisa dikategorikan sebagai bohong.

Bagi saya, bohong adalah sebuah kondisi nyata, tegas. Bohong memiliki garis batas yang jelas antara hitam putih. Tidak ada ke-absurd-an dalam hal bohong. Ketika anda berbicara tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi, saat itulah anda bohong.

Saat ini saya masih berkonsentrasi tentang kebohongannya. Ketika langit berwarna biru, kemudian anda mengatakan langit warna kuning, itu jelas bohong. Tentu saja banyak faktor kenapa kebohongan itu bisa terjadi. Bisa jadi faktor penyebab itu bisa membuat kita maklum, akan tetapi “nilai” kebohongan tidak luluh begitu saja dengan pemakluman itu.

Tentu sering kita dengar istilah : bohong demi kebaikan. Anda boleh setuju boleh juga tidak, atau anda malah pernah menggunakan alasan ini saat melakukan kebohongan. Kebohongan yang sering berkonotasi negatif bisa saja disulap menjadi sesuatu yang halal dengan beberapa argumen-argumen pendukung. Namun sekali lagi saya tegaskan bahwa bohongnya sendiri tetap akan bermakna bohong, yaitu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai kedaan sebenarnya.

Ketika anda dituduh berbohong, paling banyak anda hanya bisa melakukan dua hal. Pertama, membatahnya, menyakal dengan tegas bahwa dia tidak berbohong. Ketika anda dituduh berbohong, misalanya anda dituduh berbohong saat mengatakan “Budi memakai baju warna merah”, yang mungkin anda lakukan adalah membuktikan bahwa Budi benar-benat berbaju merah, atau anda membuktikan bahwa anda tidak pernah mengucapkan kata-kata itu.

Kedua, anda entah secara langsung atau tidak langsung mengakui kebohongan yang ada lakukan namun kemudian mengkompromikan atau menjelaskan kenapa kebohongan itu bisa terjadi. Silahkan menggunakan berjuta-juta argumen untuk “meringankan” penilaian orang terhadap kebohongan yang anda lakukan. Anda bisa mengatakan bahwa saat melihat Budi, mata anda sedang sakit sehingga warna baju Budi yang sebenarnya pink terlihat merah oleh anda, dan beribu-ribu alasan lainnya.

Namun perlu diingat sekali lagi saya coba tegaskan bahwa argumen dan alasan yang anda ungkapkan tidak kemudian membuat kebohongan anda menjadi bukan bohong. Kebohongan itu akan tetap bermakna bohong, namun mungkin orang lain akan merasa maklum atas kebohongan yang telah anda lakukan.

Kebohongan SBY

Kebohongan SBY

Saat pihak menuduh pihak lain berbohong, syarat utamanya harus memiliki bukti kebohongan itu. Saya teramat yakin jika seseorang atau sekelompok orang, apalagi kelompok orang itu termasuk dalam kategori tokoh agama tentunya memiliki dasar-dasar (baca : bukti) yang kuat atas pernyataan yang mereka keluarkan.

Saat tokoh lintas agama mengeluarkan pernyataan bahwa Presiden kita yang tercinta itu telah melakukan kebohongan, tentu mereka punya landasan yang kuat untuk dijadikan alasan. Paling tidak, saya akan tetap berbaik sangka, bahwa apa yang mereka lakukan itu untuk perbaikan bangsa ini.

Konon kabarnya, SBY malam ini akan bertemu para tokoh itu, dan sudah bisa dipastikan bahwa mereka akan membahas tentang segala macam kebohongan itu.

Untuk apa? Apakah SBY akan membuktikan bahwa dia tidak bohong atau Bapak Presiden kita itu hanya inginkan kebohongannya itu dimaklumi?

Saya cuma memegang satu kunci, bahwa bohong akan tetap bermakna bohong. Kalaupun harus “menurunkan” nilainya, kebohongan itu hanya mampu dimaklumi dengan tanpa mengubah bohong menjadi tidak bohong. []

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *