Panglima TNI Peringatkan ‘Jenderal Makar’


Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono mengatakan kelompok yang berniat melakukan kudeta di Indonesia bakal berhadapan dengan TNI dan rakyat, yang jumlahnya ratusan juta.
“Semua yang akan mengganggu keutuhan bangsa dan negara pasti berhadapan dengan TNI, karena TNI yang bertugas menjaga keutuhan bangsa dan negara,” kata Agus setelah menutup acara Jakarta International Defense Dialogue di Balai Sidang Jakarta kemarin.

Menurut Agus, mereka yang mencoba menggulingkan pemerintahan yang sah juga bakal kerepotan menghadapi rakyat. Pasalnya, pemerintah Indonesia saat ini merupakan pilihan langsung rakyat sehingga memegang mandat yang kuat.

Pernyataan Panglima TNI ini menanggapi isu kudeta yang disebut dalam laporan stasiun televisi Al-Jazeera. Selasa lalu, stasiun televisi berbasis di Qatar itu menayangkan berita tentang upaya penggulingan Yudhoyono oleh sejumlah jenderal purnawirawan.

Menurut sumber-sumber Al-Jazeera, para pensiunan jenderal itu mendukung kelompok Islam garis keras dalam aksi-aksi anti-Ahmadiyah. Mereka bersekutu dalam gerakan yang disebut Dewan Revolusi Islam itu karena memiliki tujuan sama, yakni menjatuhkan Presiden.

Tokoh yang disebut-sebut mendukung gerakan itu, menurut Al-Jazeera, antara lain mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Muchdi Purwoprandjono.

Agus mengaku belum menanyakan langsung kabar itu kepada Tyasno atau purnawirawan lainnya. “Saya sendiri belum. Pepabri (Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri ABRI) saja yang akan mengkomunikasikan dengan mereka,” ujar Agus.

Agus menambahkan, berdasarkan informasi intelijen TNI, gerakan yang mengarah ke kudeta itu sejauh ini tidak ada. “Saya enggak tahu itu sumbernya dari mana,” katanya.

Tyasno pun telah membantah kabar kudeta itu. tidak ada kudeta. Tapi, kalau koreksi, iya. Caranya dengan memberikan solusi agar permasalahan segera dituntaskan semua,?katanya kepada Tempo, Kamis lalu.

Tyasno menegaskan, TNI dan purnawirawan tidak punya tradisi melakukan kudeta. kewajiban purnawirawan adalah mengingatkan dan mengoreksi dengan cara-cara lugas dan tegas. Itulah peran purnawirawan,?ujarnya.

Bantahan juga datang dari Muchdi. “Itu hanya isu pasaran yang tidak perlu ditanggapi,” kata Muchdi dalam pesan singkat yang diterima Tempo kemarin. Menurut Muchdi, rumor kudeta hanya menghabiskan energi dan waktu. “Masih banyak masalah yang perlu jadi perhatian,” ujarnya.

Kemarin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyindir kelompok yang melontarkan isu kudeta dengan membuat perumpamaan soal pentingnya sportivitas di dunia olahraga. Menurut Yudhoyono, jika mengalami kekalahan, pemain yang sportif tidak akan melempari rumah sang juara. Pemain sportif juga tidak akan merebut piala sang juara di tengah jalan.

“Kita introspeksi apa yang menyebabkan kita kalah, dengan tekad pertandingan yang akan datang bisa kita menangkan,” kata Presiden saat memberi sambutan dalam acara peresmian Oso Sport Center di Bekasi. itu sportivitas dan jiwa kesatria.
Adapun Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. mengatakan isu kudeta terhadap pemerintah Yudhoyono berembus dari kelompok kecil. Karena itu, menurut dia, hal itu tidak mungkin terjadi. “Kecillah mereka itu. Kalau dibesar-besarkan justru akan besar,” kata Mahfud kemarin.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *