Berbagai Pengalaman – bagian satu


Saya kira sangat menarik pabila semua pengalaman perorangan para kaum
eksodus yang secara besar-besaran pindah ke negeri yang sekarang mereka
tinggal menetap, dituliskan menjadi buku atau dengan tulisan biasa. Banyak
saya mendengar atau bertanya – minta diceritakan bagaimana pengalaman mereka
mula-mula pindah ke Eropa ini. Baik yang kini di Jerman – di Swedia – di
Holland maupun di Peracis. Sangat asyik mendengarkan pengalaman ceritanya.

Yang menulis buku bagaimana tentang pengalaman mereka ketika pindah kediaman
tetapnya dari berbagai negara asalnya sampai tanah yang kini didiaminya buat
menetap seperti sekarang ini, pernah saya baca. Dan sangat asyik membacanya.
Begitu banyak pengalaman pahit mereka – sengsara dan penderitaan batin
mereka. Salah seorang yang tulisannya sudah saya baca adalah tulisan teman
saya Mas Aji. Sekarang ini dialah satu-satunya teman yang akrab dengan saya.

Mas Aji menuliskan pengalamanya ketika dia mula-mula ke luarnegeri buat
bersekolah – melanjutkan sekolahnya di Republik Demokrasi Korea. Beberapa
tahun di sana dan menikah di sana juga – yang sampai kini kekal abadi –
istrinya yang sangat baik – sangat ramah dan fasih berbahasa Indonesia –
Mbak Lien – orang Russia. Mas Aji sesudah itu pindah ke Uni Sovyet – dan
beberapa tahun di Uni Sovyet. Lalu pernah tinggal di Yugoslavia beberapa
lamanya. Lalu pada akhirnya pindah yang mungkin kepindahan terakhir dari
pengalaman hidupnya – pindah ke Perancis – Paris sampai sekarang ini.

Mas Aji menceritakan semua pengalaman kehidupannya di beberapa negara di
mana dia pernah hidup. Sangat banyak pengalaman yang ditempuhnya – dan
uraiannya sangat jujur – apa adanya – begitulah yang dia rasakan. Saya kira
sudah tentu akan ada orang-orang yang tidak akan suka membacanya – karena
Mas Aji menuturkannya – adalah dari hati sanubarinya yang jujur. Tetapi
kejujuran Mas Aji itu sendiri belum tentu semua orang akan setuju dan akan
suka! Tetapi saya katakan pendapat saya dulu – saya sangat suka membaca
bukunya ini. Buku yang begitu tebal pabila diterbitkan – saya kira akan
menjadi 600 sampai 700 halaman. Dia bagi menjadi tiga bagian kehidupan
secara kenegaraan. Secara kebetulan – dia kumpulkan ketika selama
kehidupannya di Korea – lalu ketika kehidupan selama di Uni Sovyet dan
ketika kehidupannya di Perancis ini.

Kini buku itu sedang dalam pemeriksaan – koreksian buat dicetak yang mungkin
di Jakarta. Saya merasa beruntung karena saya adalah pembaca pertama sebelum
naik mesin-zet-cetak. Pengalaman Mas Aji benar-benar luarbiasa – sangat
kompleks – rumit dan sangat berliku-liku. Sebagai ilustrasi – saya ceritakan
sedikit – Mas Aji ini menurut saya – sangat menguasai bidang profesinya :
yaitu ilmu kedokteran. Dia akhli transplantasi – secara kampungannya akhli
cangkok! Dia sebenarnya juga seorang dermatoloog. Jangan heran dan jangan
kaget…..Mas Aji ini punya lima diploma kedokteran dan dia secara sah punya
gelar Phd! Ini yang paling tinggi sudah! Tetapi sang nasib berkata lain. Dia
bekerja di Paris sampai pensiunnya hanya diakui sebagai “pembantu
jururawat”. Padahal tidak jarang – yang dia kerjakan adalah pekerjaan
seorang dokter – dan gaji serta pangkatnya adalah sebagai pembantu jururawat
– belum sampai perawat baru pembantu!! Apa semua ini? Pihak pemilik
RumahSakit sudah tentu akan dapat menghemat uang dan gaji…….tidak perlu
mengeluarkan uang buat gaji seorang dokter yang akhli lagi!!

Rumahnya di Paris adalah apartemen yang sangat kecil pabila dibandingkan
dengan apartemen siapapun. Padahal tamu-tamunya banyak dan sering menginap
di sana. Buat mereka berdua sepasang suami istri itupun – aparteman itu
sangat kecil – apalagi pabila ada tamu dan tamu itu menginap pula!
Tapi saya melihat – bahwa Mas Aji ini betul-betul orang Jawa! Sangat ndjowo
– terlalu tidak bisa berkata tidak! Terlalu ramah terlalu baik. Pengalaman
kehidupannya selama puluhan tahun di luarngeri sebagai kaum eksilan, sangat
luarbiasa – berliku-liku dan penuh kerumitan dalam pengertian banyak yang
tidak sesuai dengan kemauannya dan cita-citanya – bahkan terkadang sangat
bertentangan.

Yang gilanya dan anehnya – dokter Aji ini lha kok pada akhirnya “hampir jadi
sastrawan”! Atau bakal menjadi sastrawan yang baik – yang trampil dan yang
bukunya akan sangat menggemparkan. Dan saya sangat percaya pabila buku Mas
Aji ini terbit dalam tahun ini juga – sorry berat ya – saya anjurkan
bacalah! Sangat menarik. Dulu Mas Aji ini adalah siswa taruna di Magelang
Sekolah AMN – Akademi Militer Nasional. Kalau diteruskan dan lancar – maka
lihat temannya – seperti Try Sutrisno itu – sudah lama jadi Jenderal dan
Wakil Presiden dan banyak teman Mas Aji lainnya yang sudah jadi jenderal.
Tapi “nasib Mas Aji” – betapapun banyak gelar dokter sampai Phd ini – dia
hanya bergadji dan mendapat pensiun sebagai pembantu jururawat dan
pensiunnya hanya lebih tinggi dia beberapa euro dari pensiun saya! Tapi
biarlah Mas Aji – nggak apa-apa kok – kita teruskan perjalanan kita – maju
ke depan dan selalu berwajah cerah dan gemilang, seperti saya walaupun nggak
punya uang!

———————————————————-

di rumah – Paris,- 29 Maret 06,-

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *