Tekun dan Keasyikan?


Sering saya memperhatikan seseorang yang sedang asyik atau tekun mengerjakan
atau melihat – menonton atau berbuat apa saja. Yang berjam-jam dan
terus-menerus dengan asyik dan tekunnya menghadapi sesuatu pekerjaan atau
kesukaannya. Seseorang bertukang – suka akan tehnik misalnya asyik dengan
pekerjaan memperbaiki – mereparasi mobil – motor atau apa saja – termasuk
jam-tangan, sampai berjam-jam. Pabila hanya dua tiga jam sih – ini pekerjaan
biasa saja. Tetapi ada yang sampai belasan jam – lalu diulangi lagi
berhari-hari – dan terus menerus. Saya sangatkagumkepada orang-orang yang
demikian – begitu asyiknya dan begitutekunnya. Dalam pikiran saya yang tidak
punya bakat begitu – lha kok tahan-tahannya ya – lha kok nggak
bosan-bosannya ya.

Cucu saya Berry pabila dia dalam keadaan liburan sekolahnya – dia main
play-station atau game-boy atau menonton video tentang sepakbola kesukaannya
– sampai berjam-jam dan terus-menerus. Pernah saya hitung – dalam satu hari
dia bisa duduk dengan tekun sambil kotak-katik tangannya pada tombol sambil
menyetir – mengendalikan permainan di layar komputerya sampai belasan jam
atau paling sedikit lebih dari delapan jam. Berry selalu punya keasyikan
tersendiripabila sedang bermain – bermain apa saja – selalu lama dan lama
dan tahan berjam-jam. Saya sangat suka memperhatikannya – mengamatinya –
mengamati bagaimana kelihatan wajahnya ketika itu – airmukanya – mimiknya
dalam bergerak dan asyik. Kenapa saya lalu tertarik dan suka memperhatikan
orang atau siapa saja yang dalam keasyikan dan ketekunan begitu? Lama saya
pikir – mengapa ya? Lantaran saya tidak punya keasyikan dan ketekunan
seperti itu! MUngkin saya ini seorang pembosan. Tidak pernah saya asyik dan
tekun secara demikian – seperti orang-orang itu. Saya tidak tahan berada
dalam satu rungan atau kotak – arena – gelanggang yang begitu lama. Apalagi
secara sendirian! Pabila ramai-ramai mungkin saya bisa – sebab secara
ramai-ramai sih! Tapipabila sendirian – saya ini mungkin adalah seorang
pembosan – barangkali.

Itulah sebabnya pekerjaan atau sesuatu hal-perkara yang paling tidak saya
sukai adalah tiga perkara. Pertama saya tidak suka menonton – duduk
berlama-lama berjam-jam diam saja pada satu tempat – pada satu kursi.
Menonton apa saja pabila lama dan berjam-jam. Kedua saya tidak suka cukur
rambut – sebab hanya diam saja beberapa lama, membiarkan kepala kita
dipotong rambutnya atau bulunya – kumisnya – jenggotnya. Karena itu saya
selalu memilih cukur-rambut yang tidak lama. Ada tukangcukur-rambut
langganan saya – hanya makan-waktu antara 7 sampai 9 menit. Saya bercukur di
situ pabila saya ada di Holland atau di Paris. Saya tidak tahan lama-lama
berdiam diri – duduk diam saja. Lalu ketiga saya tidak suka mancing! Tidak

suka mancing ikan – yang duduk saja berdiam diri menunggu ikan makan umpan!

Pernah juga saya “meneliti saya sendiri”, apa betul saya tidak suka
berlama-lama pada satu pekerjaan atau perbuatan – atau mainan atau kesukaan
– semacam hobby? Lama sekali saya mencari apakah benar apa yang saya
tuliskan ini? Setelah lama berjam-jam saya mencari dan mengingat-ingat
apakah pernah saya menekuni suatu pekerjaan atau hobby sampai begitu lama –
seperti orang-orang yang saya ceritakan tadi – termasuk kekaguman saya pada
cucu saya sendiri? Ternyata sayapun pernah! Dan sayapun “terkena” juga
seperti apa yang saya tuliskan.

Pada pertengahan Agustus tahun 1995 ketika kami berlibur sekeluarga dengan
anak saya – Wita dengan sekeluarga lengkapnya – empat orang – suami istri
dan dua anaknya – ketika itu kami menginap di Pelabuhan Ratu – di suatu
penginapan di tepi pantai. Pantai Pelabuhan Ratu yang gelombangnya begitu
dahsyat. Bunyi alunan gelombang – ombak besar menggulung-gulung – menuju
pantai – lalu memecah bersemburan dengan buihnya yang sangat tinggi
melambung. Bunyi dahsyat hempasangelombangnya sangat menarik perhatian saya.
Saya sangat suka mendengarkan kedahsyatannya dan melihat serta memperhatikan
pemandangan kedahsyatan alam ini. Saya sangat tertarik dan diam-diam saya
sangat asyik memperhatikannya. Dan karena keasyikan dan ketertarikan ini –
dari rumah-penginapan kami yang hanya beberapa puluh meter dari laut-pantai
itu – saya lalu membawa tikar – bawa obat-nyamuk – bawa perlengkapan seperti
baterei – dan duduk di atas sebuah batu besar yang terkadang sampai juga
hempasan gelombangnya memecah sampai ke badan saya.

Saya sangat suka dan sangat asyik melihat dan memperhatikan – mendengarkan
kehebatan bunyi gemuruh gelombang besar itu. Dari kejauhan ketika sudah
larut malam – tampak gigi-ombak memutih sepanjang tengah pantai – menggarisi
alur yang pajang sekali – ratusan meter – mengalun menuju tepi pantai,
Perpaduan bunyi gemuruh dan dengan pemandangan rupa gigi-ombak yang
memanjang menggarisi tepi laut itu – bukan main bagusnya – bukan main
indahnya dan bukan main dahsyat gemuruhnya, Saya sangat suka akan semua itu.
Dan saya duduk memperhatikan dan mendengarkan semua peristiwa alam dahsyat
ini. Rasanya saya ada di tengahnya – dan saya lerut bersama semua yang saya
sebutkan ini. Saya jadi keasyikan. Rupanya setelah saya dalam keadaan sadar
– dan kembali ke rumah-penginapan karena dicar-cari keluargasaya – barulajh
saya tahu dan setelah saya hitung barulah saya sadar. Rupanya sejak jam
18.00 sampai jam 08.00 paginya – saya duduk di atas batu hitam itu sudah
selama 14 jam! Apa saja yang saya kerjakan selama 14 jam itu? Sangat asyik
dan sangat tekun memperhatikan – mengamati dan mendengarkan kedahsyatan
gelombang-besar dan ombak-besar pantai Pelabuhan Ratu. Luar biasa – luar
biasa! Saya sangat suka akan semua itu.

Rupanya saya sendiri bisa juga menjadi begitu asyik dan begitu tekun – dan
ini setelah lama saya ingat-ingat apakah saya termasuk orang yang dapat
dikatakan pembosan – tidak suka berdiam diri saja sambil memperhatikan –
mengamati sesuatu yang menjadi kesukaannya? Rupanya sayapun bisa juga
seperti orang-orang itu – tergantung kepada apa kesukaannya – hobbynya – dan
ketertarikannya. Sehingga padakeesokan harinya ketika kami ramai-ramai di
rumah Pramoedya Ananta Toer ketika meluncurkan bukunya yangtebal ARUS BALIK
yang hampir 1000 halaman itu, saya masih selalu ingat akan Gelombangdahsyat
– Ombak besar di Pelabuhan Ratu,-

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *