Tetap Bersuara, Kendati Dikejar Interpol +Bendera Papua Merdeka Akan Dikibarkan + Polisi Akan Mengusut Kematian Mahasiswa Papua


 

Benny Wenda, ketua Free West Papua yang berkedudukan di Inggris, masuk dalam daftar orang yang dicari oleh Interpol. Ia malah menyerang balik pemerintah Indonesia dan mengatakan bahwa seharusnya pemerintah Indonesia dalam hal ini presiden yang masuk dalam daftar Interpol.

Benny Wenda terdengar santai ketika dihubungi oleh Radio Nederland. Ia mengatakan masuknya ia dalam daftar Interpol adalah risiko sebagai pemimpin perjuangan rakyat Papua yang berniat untuk keluar dari Indonesia. Pemerintah Indonesia mengejarnya dengan tuduhan atas peristiwa di Abepura tanggal 7 Desember tahun 2000 lalu.

“Dengan tuduhan saya memiliki dua paspor, satu paspor Indonesia dan satu paspor Papua Nugini. Mereka juga menyatakan saya merencanakan program untuk menyerang pemerintah Indonesia punya station military post. Saya waktu itu tidak di tempat namun karena saya memimpin rakyat untuk keluar dari bingkai negara Indonesia, sehingga saya dituduh melakukan peristiwa itu. Jadi saya dihukum.”

Sampai saat ini, akunya, Benny masih mendapat status sebagai pencari suaka di Inggris. Ia mendapat visa jaminan pencari suaka dari Inggris.

Dirinya membantah berita-berita yang menyatakan bahwa ia sudah mendapat kewarganegaraan Inggris. “Itu tidak benar, hanya media saja yang memberitakannya,”ujar Benny.

Pemerintah Inggris
Ia merasa shock. Karena ia tak menyangka akan dikejar-kejar sampai ke Inggris. Dirinya ternyata tidak bebas walaupun berada di negara lain. Tapi karena komitmen untuk membebaskan rakyat Papua maka ia tidak takut. Kapan pun ia tetap siap.

“Saya sendiri belum tahu apa yang akan terjadi nantinya. Untuk menangkap saya maka Interpol harus punya alasan yang kuat. Sebab saya juga punya argumen mengapa saya harus lari dari penjara (di Papua–red). Saya siap untuk menghadapinya,”kata Benny.

Sampai saat ini ia tak tahu apa yang akan dilakukan oleh pemerintah Inggris. Ia mendapat bantuan dari para pengacara di Fair Trial International.

Harapan
Ia menyatakan seharusnya Interpol tidak memasukkan namanya. Karena itu merupakan informasi yang disalahgunakan. Ia bukan kriminal tegasnya. “Saya memimpin bangsa Papua, jadi tidak bisa dituduh kriminal. Justru yang ada kebalikannya. Karena pemerintah dalam hal in polisi dan militer membunuh 4 ribu jiwa. Itu terbalik. Saya yang seharusnya taruh Interpol terhadap pemerintah Indonesia dalam hal ini presiden.”

Tentara dan militer yang sebetulnya melakukan kejahatan kriminal di Papua barat, tuturnya. Jadi itu sebabnya argumennya  terhadap Interpol bahwa Indonesia menyalahgunakan Interpol.

Ia menyangkal tuduhan yang diajukan pemerintah Indonesia. Selama tujuh kali sidang di Papua dalam kasus Abepura, tidak ada saksi yang datang, yang ada hanya pernyataan. “Sehingga mereka tahu saya akan free, maka Kopassus kerja keras untuk membunuh saya di penjara. Tiga kali saya mau dibunuh. Itu sebabnya lebih baik saya keluar dari Indonesia.”

Tidak tahu
Ia tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Tapi yang jelas ia tidak akan berhenti dengan menyuarakan kebenaran apa yang terjadi sebenarnya di Papua.

“Namun prosesnya sendiri saya tidak tahu. Saya hanya tunggu sebagai “tahanan”,”ujar Benny Wenda sambil tertawa.

Ia juga tak bisa menjawab apakah pencarian oleh Interpol akan mempercepat atau bahkan memperlambat pemberian kewarganegaraan Inggris. “Saya hanya menanti saja, itu risiko, siapa suruh menjadi pemberontak?”

 

Bendera Papua Merdeka Akan Dikibarkan

Masyarakat Papua akan mengibarkan bendera Papua Merdeka saat perayaan Tahun Yubelium Papua 2011, Kamis (1/12). Pengibaran bendera Papua Merdeka itu dilakukan karena Pemerintah Indonesia hanya menganggap Papua bagian dari Indonesia.

“Otonomi khusus yang diberikan Indonesia tidak berjalan, karena itu kami bangun sebuah negera baru. Masyarakat Papua khususnya di Jayapura akan mengibarkan bendera Papua merdeka,” kata Ketua Panitia Perayaan Yubilium Papua 2011, Zadrack Taime di Universitas Indonesia, Selasa (29/11).

Menurut Zadrack, pihaknya akan melaporkan hal itu kepada Wakil Presiden Budiono. Laporan itu disampaikan agar Pemerintah Indonesia tidak melarang perayaan tersebut. Pihaknya meminta pasukan pengamanan diletakkan satu kilometer dari lokasi perayaan

 

Polisi Akan Mengusut Kematian Mahasiswa Papua

Kepolisian Republik Indonesia akan menelusuri penyebab kematian mahasiswa asal Papua, Carly Wilson Takimai (23), di Tebet, Jakarta Selatan.

Carly diduga meninggal secara tidak wajar pada Senin (28/11) sekitar pukul 22.00 di Rumah Sakit Tebet. Dia diduga mengalami keracunan makanan di sebuah warung tegal Jalan Tebet Timur Dalam.

“Tempatnya di mana kita masih belum tahu, pasti akan dicari tahu. Kepolisian setempat pasti akan melakukan langkah-langkah terutama apabila sakit, kan sakit apa,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Markas Besar Polri, Selasa (29/11).

Boy mengimbau agar keluarga korban melaporkan kejadian tersebut sehingga kepolisian bisa melakukan upaya otopsi kepada korban. Dia juga meminta agar masyarakat tidak menyimpulkan sendiri penyebab kematian Carly sebelum dilakukan pemeriksaan.

Teman-teman korban mencurigai ada yang meracuni Carly karena mereka melihat Carly tampak sehat pada Senin siang. Kondisi Carly berubah pada Senin petang. Dia mulai meracau dan mulutnya mengeluarkan busa seperti orang keracunan.

“Silakan laporkan. Kan kita bisa melihat apakah meninggalnya wajar atau tidak wajar. Ini untuk dilakukan langkah-langkah hukum, seperti dilakukan otopsi jika pihak keluarga merasa dia meninggal tidak wajar,” ujar Boy.

Boy menyatakan, kepolisian akan mengusut siapa pun yang terlibat jika Carly memang tewas karena dibunuh. Polisi kini akan memastikan penyebab kematian mahasiswa tersebut.

Carly adalah mahasiswa yang mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia karena kontrakannya digerebek anggota TNI dan Polri beberapa waktu lalu. Dia termasuk mahasiswa yang paling kritis dan vokal melawan saat penggeledahan asrama mahasiswa asal Paniai-Nabire di Tebet. Hal itu karena penggeledahan dilakukan tanpa alasan yang jelas oleh aparat TNI dan Polri. Rekan-rekan Carly menduga Carly diracun terkait dengan laporannya di Komnas HAM itu.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *