Belajar dari Pengalaman Maldives Kelola Pulau, Percepatan Pemulihan Ekonomi
Dilaporkan: Setiawan Liu
Bandung Barat, 15 September 2020/Indonesia Media – Belajar kelola pulau dan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional negara Maladewa (Maldives), yakni beralih ke sektor perikanan budidaya tidak ada salahnya. Berawal, sekitar 30 tahun yang lalu, Budiprawira Sunadim (Chai Chen-lin) mengunjungi Maldives untuk rekreasi dan menyelam. Ia bisa melihat kondisi 350.000 penduduk Maldives yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan berhasil mengelola wisata bahari terutama 300 pulau-pulaunya. Dalam sekejab, pada tahun 1990 an, perekonomian Maldives berkembang pesat karena wisatawan asing berdatangan untuk berwisata bahari. Tak dinyana, awal tahun 2020, pandemic covid (virus corona) hantam perekonomian global dan berimbas pada Maldives. “(dua hal) yang bisa dipelajari. Pengelolaan 300 pulau Maldives, (walaupun) ada pengecualian beberapa pulau untuk wisata bahari turis-turis asing. Kita kan juga punya banyak pulau, kita belajar dari keberhasilan Maldives sehingga pariwisata kita bisa lebih bagus,” Budiprawira Sunadim mengatakan kepada Redaksi.
Pelajaran kedua, Maldives cepat mengalihkan potensi penerimaan negaranya dari sektor pariwisata ke perikanan budidaya. Pada era tahun 1990-an, pemerintah Maldives hanya memproyeksikan lima persen pendapatan negara dari sektor perikanan budidaya. Sisanya, 95 persen diproyeksikan dari sektor pariwisata, terutama pengelolaan pulau. “Karena pandemic, 95 persen (penerimaan negara yang diandalkan) dari sektor pariwisata pun habis!. Pemerintahnya meminta bantuan dari World Bank (Bank Dunia), dan cepat beralih ke sektor perikanan budidaya. Sehingga, pemerintahnya memesan KJA (keramba jaring apung) Aquatec (PT Gani Arta Dwitunggal/GAD, di Padalarang Bandung Barat) jor-joran membangun perekonomiannya dari sektor perikanan budidaya,” kata Budiprawira.
PT Gani Arta Dwitunggal (GAD) di Padalarang, Bandung Barat mendapat windfall (rezeki) dari proses pemenangan tender. Keberhasilan mengelola sekitar 300 pulau, para wisatawan menikmati berbagai keindahan pemandangan laut, dan berkegiatan wisata air termasuk diving (selam). Termasuk di antaranya, Budiprawira yang mengaku, hampir seratus kali berkunjung dan menyelam di Maldives. “Bantuan dari World Bank, untuk loan program (pinjaman), Maldives sangat terbantu. Proses tender berlangsung, ternyata kami menang daripada (peserta tender yang lain) Taiwan, Norwegia, Korea. Padahal, Norwegia juga sangat hebat untuk teknologi manufacturing KJA. Aquatec dari Bandung Barat tidak dinyana berhasil mengalahkan negara-negara besar,” kata Budiprawira Sunadim.
Ekspor KJA Aquatec kepada Kementerian Pertanian dan Perikanan Maldives mencapai 1.600 lubang/petak. Angka tersebut setara dengan nilai ekspor hampir 3 juta US Dolar. Karena permintaannya tinggi, proses pengiriman dengan 70 container serta dicicil sampai delapan kali. Sebelumnya, GAD sudah berhasil tiga kali ekspor ke Maldives. Tapi ekspor kali ini sangat signifikan karena (ekspor berlangsung) di tengah pandemic covid. (sl/IM)