BHD soal Keberadaannya yang Sempat Misterius
JAKARTA – Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) lagi-lagi tidak menghadiri acara kenegaraan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin pagi (16/8), seharusnya dia menghadiri pidato kenegaraan presiden dalam sidang bersama DPR dan DPD. Tapi, Kapolri memilih absen.
Padahal, sebelumnya dia hadir di Mabes Polri untuk melantik tujuh pejabat utama di lingkungan Mabes Polri. Saat itu, dia terlihat sehat dan tampak tidak sakit.
Berarti, ketidakhadiran di sidang paripurna DPR kemarin merupakan kali kelima Kapolri absen dalam acara kenegaraan yang dihadiri Presiden SBY (selengkapnya baca grafis).
Sebagaimana diketahui, keberadaan Kapolri sempat misterius alias simpang siur setelah batal melantik lima jenderal di Mabes Polri, Jumat (13/8). Ada yang menyatakan dia sakit, tapi kemudian kabar tersebut dibantah Kadivhumas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang. Yang jelas, sejak Jumat itu, Bambang absen hingga lima kali dalam acara kenegaraan yang dihadiri SBY.
Kejadian tersebut sempat memunculkan kecurigaan di kalangan wartawan yang meliput di Mabes Polri karena dianggap tidak lazim. Ada apa dengan Kapolri?
Menurut desas-desus yang berseliweran, ada kerenggangan hubungan antara istana dan Kapolri terkait mutasi sejumlah perwira tinggi dan beberapa masalah lain di kepolisian. Namun, istana sudah membantah kabar itu dan menyatakan menerima informasi bahwa Kapolri sakit.
Namun, ketika muncul di Mabes Polri kemarin, Bambang sama sekali tak terlihat sedang sakit. Raut mukanya cerah dan mengumbar senyum kepada belasan perwira tinggi Polri yang diundang dalam acara tersebut.
Saat menyampaikan amanat, suara Bambang juga jernih dan tidak terlihat seperti orang yang sedang sakit. Dia meminta semua pihak tidak terpengaruh kabar-kabar yang beredar. ”Apa pun yang disampaikan (media) memang sempat membuat keluarga bingung,” ujarnya.
Secara pribadi, Bambang tidak mempermasalahkan pemberitaan itu. ”Ada yang bilang saya menghilang misterius, saya bunuh diri, silakan. Kita kembalikan kepada Yang Mahakuasa. Apa pun bisa terjadi pada siapa pun. Tapi, alhamdulillah, saya sudah bisa hadir,” katanya.
Bambang juga membela pernyataan mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang bahwa dirinya mengikuti kegiatan internal kepolisian. ”Kadivhumas katakan ada kegiatan. Memang itu etika yang berlaku di kepolisian,” ujarnya.
Namun, dia tetap tidak menyebutkan pasti penyebab ketidakhadiran dirinya. Dia hanya menyatakan bahwa tidak ada hal-hal istimewa dengan peristiwa itu. ”Ini suatu yang memang di luar kemampuan manusia. Kita semua bisa berencana. Protokol saya sudah menyiapkan semuanya. Tapi, kembali semua rencana itu tidak bisa dilaksanakan karena ada kekuasaan Yang Di Atas,” ungkap alumnus Akpol 1974 itu.
Seusai sertijab, pukul 08.45, Bambang enggan berbicara kepada belasan wartawan yang hadir. Setelah memberikan ucapan selamat kepada para perwira tinggi, dia langsung meninggalkan ruangan. Meski puluhan wartawan sempat memanggil, dia tetap berjalan keluar ruangan.
Dalam sertijab tersebut, Polri mengganti tujuh posisi di Mabes Polri. Yakni, Deputi Operasional Kapolri, Deputi Logistik Kapolri, kepala Divisi Telematika Polri, koordinator staf ahli Polri, kepala Divisi Pembinaan dan Hukum Polri, kepala Divisi Humas Polri, dan kepala Pusat Keuangan Polri.
Sempat terjadi kesimpangsiuran terkait ”hilangnya” Kapolri dalam beberapa hari terakhir. Polri yang diwakili Komjen Nanan Soekarna beralasan bahwa Kapolri sakit lantaran lelah dan flu.
Mantan Kadivhumas Irjen Edward Aritonang mengakui bahwa dirinya sempat menutup-nutupi berita bahwa Kapolri sakit. ”Kalau pimpinan puncak sakit, tidak perlu kami katakan begitu karena itu bisa memengaruhi kinerja organisasi,” ujar calon Kapolda Jawa Tengah tersebut.