Bambang Harimurti Ceroboh dan Sembrono


Ketua DPP Partai Golkar yang juga Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso (tengah)

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan, pernyataan Wakil Ketua Dewan Pers, Bambang Harimurti bahwa ada 1.000 wartawan di DPR yang bekerja sebagai pelobi dan tidak ada satu pun penghuni ruang wartawan di DPR memiliki profesi yang jelas adalah pernyataan ceroboh dan sembrono.

“Pernyataan yang dilontarkan oleh seorang wartawan senior, yang menuding rekan-rekan wartawan di DPR sebagai orang yang tidak jelas profesinya adalah pernyataan sembrono dan ceroboh. Tega-teganya kok ada rekan wartawan memberikan penilaian seperti itu,” ujar Priyo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (17/6).

Priyo menegaskan, dirinya seperti juga pimpinan DPR lainnya mengenal semua teman-teman wartawan di lingkungan DPR ini. Dirinya bahkan menyaksikan wartawan-wartawan DPR adalah wartawan-wartawan terbaik, yang dikirimkan oleh media masing-masing. Wartawan DPR adalah jenis orang gila kerja untuk ikut menjadi salah satu pilar demokrasi yang baik. Tanpa mereka tujuan untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik tidak akan tercapai.

“Wartawan di DPR ini adalah wartawan-wartawan terbaik, seperti halnya wartawan di Istana Presiden, karena di sinilah sentral dari semua kegiatan politik dan bernegara. Menuding bahwa wartawan di DPR adalah orang-orang yang tidak jelas, tentunya sangat tidak benar dan sangat tendensius,” tegasnya.

Dirinya mengharapkan Bambang mau mengoreksi pernyataannya itu. “Saya harap dia tidak ada maksud apa-apa dan hanya keseleo lidah saja dengan pernyataannya itu. Saya harap dia mau berbesar hati untuk meralat permintaannya dan meminta maaf, karena apa yang dikatakannya itu sama sekali tidak benar,” tambahnya.

Priyo sendiri mengakui, menghadapi wartawan-wartawan politik yang terbiasa bergaul dengan sejumlah politisi adalah hal yang sulit. Kalau salah-salah omong dan tidak jujur, maka narasumber pasti kelimpungan. “Dia seharusnya paham, politik saat ini adalah isu yang paling seksi dan hanya wartawan-wartawan DPR dan istana yang bisa memainkan itu dengan sangat cantik selama ini,” tegasnya.

Punya Kartu Pers
Sementara itu,  Karo Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI, Helmizar menegaskan bahwa wartawan yang meliput di DPR adalah wartawan yang memiliki kartu pers  jelas dan harus menyampaikan surat peliputannya ke Bagian Pemberitaan DPR RI dengan berkordinasi melalui Kordinatoriat Wartawan Press Room DPR.  Artinya wartawan yang meliput di lingkungan DPR merupakan wartawan yang jelas dan memiliki media.

“Pembuatan ID tahunan press DPR RI bekerjasama dengan Kordinatoriat Wartawan DPR RI,  dan tidak dibenarkan ID tersebut digunakan untuk memeras tamu, anggota DPR dsb. Karena itu pernyataan Bambang Harimukti yang menyatakan “Mereka punya pas (ID Card) khusus DPR yang bisa di bawa ke mana-mana untuk mencari duit” itu tidak benar,” jelasnya.

Seleksi mendapatkan ID card tahunan DPR RI menurutnya sangat selektif, Biro Humas dan Pemberitaan mengirim surat ke redaksi media cetak dan elektronik untuk meminta nama-nama yang ditugaskan menjadi wartawan parlemen. Biro Humas dan Pemberitaan selalu berkoordinasi dengan pengurus wartawan koordinatoriat DPR, untuk menentukan wartawan yang mendapatkan ID card tersebut.

Sementara mengenai tanggapan Bambang Harimukti perlu “menghidupkan kembali kepengurusan sekretariat wartawan di DPR. Namun yang menentukan kepengurusannya jangan BURT,”  Kepengurusan Press Room DPR RI ditentukan oleh anggota press room secara demokratis dan tidak melibatkan BURT.

“Artinya dilakukan secara independen dan sudah berlangsung sejak kordinatoriat Press Room berdiri.  Struktur kepengurusan Press Room ditentukan oleh kordinator yang terpilih secara demokratis dan melibatkan seluruh warga Press Room DPR RI,” tandasnya.

Sekretaris Koordinator Wartawan DPR RI, Jaka Suryo dari Kantor Berita Antara mengatakan Bambang seharusnya meminta maaf kepada rekan-rekan wartawan dengan pernyataannya itu dan bukan malah memperkeruh suasana dengan pembelaan diri kembali menyalahkan rekan-rekan wartawan di DPR.

“Jelas kemarin dia berbicara bahwa ada 1.000 wartawan di DPR dan semua yang mengisi ruang pressroom di DPR adalah orang-orang dengan profesi tidak jelas. Kami di DPR tidak sebanyak itu hanya 137 anggota yang terdaftar dan tidak mungkin ada wartawan sampai 1000 orang. Bukannya minta maaf malah meminta kami tidak perlu resah dengan pernyataannya itu, siapa yang tidak resah kalau mendengar pernyataannya itu. Dia menuding semua wartawan di DPR bodrek, itu jelas kemarin dia katakan,” jelas Jaka

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *