Agribisnis dengan Modal Minim Tidak Lepas dari Peran Petani 


Agribisnis dengan Modal Minim Tidak Lepas dari Peran Petani 

dilaporkan: Setiawan Liu

Blitar, 21 April 2021/Indonesia Media – Pelaku usaha agribisnis melihat upaya pembentukan CV atau badan usaha bagi entrepreneur awal dengan modal minim tidak lepas dari peran petani. Kalau petaninya potensial dan berpikir progresif business-oriented, bisa mendirikan CV bersama entrepreneur. “begitu panen daun talas beneng, kita cek di lapangan, dan bisa langsung kirim kepada eksportir melalui pelabuhan. Kami yakin Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang, Jawa Tengah) yang pas untuk pengiriman. Pabrik rokok di Jawa Timur termasuk Blitar, Malang, Kediri menggunakan daun talas untuk campuran tembakau, sumbernya dari lahan aset kami,” kata pelaku agribisnis talas beneng, Supri di Blitar.

Ketika kontrak dengan perusahaan eksportir terealisasi, Quality Control (QC) bisa langsung mengecek kondisi daun talas. Kadang eksportir menyediakan jasa QC, tapi CV juga harus tetap standby menyediakan jasa QC. Skala usahanya, satu hektar lahan pertanian untuk 10 ribu bibit. Jarak tanam, satu kali satu meter. Modal untuk pembelian bibit bersertifikasi yakni Rp 2000/kg. “Kalau kita bisa jual Rp 2500, berarti untung Rp 500 dikali 10 ribu bibit, (sama dengan) Rp 10 juta. Semua perwakilan kirim satu truk, satu truk. Ongkos kirim dengan truck, Rp 5 juta. Hasil panen dengan tampungan, cukup dengan kontrak bangunan sederhana,” kata Supri.

Opsi lain pengembangan agribisnis, CV menggunakan perusahaan lokal di Semarang. Sehingga perusahaan bisa menampung hasil panen dari CV atau kelompok besar petani yang mau menanam talas. Kontrak dengan perusahaan lokal semarang, dan paralel kontrak dengan eksportir. “Sehingga kelompok tani dan CV tidak bisa langsung deal dengan eksportir,” kata Supri.

Opsi lain, CV berencana menanam talas sendiri tanpa kerjasama dengan petani plasma. Otomatis, CV bisa memanen sendiri, terutama langsung berurusan dengan eksportir. Proses selama lima bulan, dan sampai tercapai (hasil). “Tapi kalau modal belum ada, kami harus mencari petani. Setelah mendapat laba dari bibit, atau panen, modal diputar untuk tanam sendiri,” kata Supri. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *