Youtube Mandarin Pertama di Indonesia Ubah Strategi Pemasaran


Youtube Mandarin Pertama di Indonesia Ubah Strategi Pemasaran

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 2 Januari 2024 – Pendiri platform Youtube Indo Bao Liao, Sunardi Mulia mengaku terpaksa ubah strategi pemasaran dan pengembangan untuk meraup lebih banyak viewer, dan pada akhirnya mendapat ‘gaji’ dari Youtube. Bao Liao yang awalnya dibuat berbasis bahasa mandarin pada Januari 2022, akhirnya dibaur dengan bahasa Indonesia sebagai sarana informasi. “Sekitar setengah tahun pertama, kami create Youtube mandarin, tapi sedikit (viewer). Kami ubah dengan membaurkan versi bahasa Indonesia. Ternyata, jumlah subscriber bertambah banyak,” kata Sunardi Mulia.

Pengubahan strategi dengan bauran dua bahasa sudah sangat tepat. Karena pada umumnya, masyarakat khususnya Tionghoa di Indonesia yang mengerti bahasa mandarin, sudah berusia uzur (70 tahun ke atas). Selain, tidak semua orang tua mahir menggunakan gadget handphone untuk buka Youtube channel. “Dengan versi bahasa Indonesia, kami bisa menarik, mendekatkan anak-anak muda. Logikanya, keseharian anak-anak muda tidak lepas dari gadget. Mereka juga main Youtube, social media lain,” kata Sunardi Mulia.

Selama dua tahun berdiri, tayangan yang paling banyak ditonton yakni mengenai informasi Bebas Visa Kunjungan ke Tiongkok untuk hanya enam negara. Mungkin begitu banyak masyarakat bukan hanya sebatas dari Indonesia, tapi juga di kawasan Asia Tenggara yang antusias kunjungan ke Tiongkok. Sehingga informasi Bebas Visa terbatas untuk enam negara sangat menarik masyarakat Indonesia. “(viewer) yang menonton sampai sekitar empat ribu orang. Kami tayangkan pada Desember 2023 yang lalu. Kami masih harus bekerja keras untuk dapat ‘gaji’ dari Youtube untuk meningkatkan klik, view pada iklan yang muncul di channel kami,” kata Sunardi.

Sebagaimana produk jaringan periklanan dari Google dengan keuntungannya ditentukan oleh banyak faktor. Penghasilan dari Youtube bukan hanya berdasarkan jumlah klik ataupun view pada iklan yang muncul, melainkan juga berdasarkan negara, topik video, dan harga iklan itu sendiri. “Kami sudah produksi ratusan edisi (tayangan). Subscriber hampir mencapai seribu lebih. Dia (Youtube, jaringan periklanan Google) menentukan syarat minimal, lebih dari 1000 viewer dan klik,” kata Sunardi Mulia.

Selain, ada ketentuan syarat minimal yakni 400 jam/bulan yang nonton langsung. Indo Bao Liao baru baru meraup 300 jam/bulan. Berarti, jumlah masih kurang sedikit. Untungnya, Bao Liao belum ada saingan, walaupun sudah investasi sekitar 500 juta rupiah. Sunardi mengaku kontrak di gedung lama di Jl. Pintu Kecil II (dua) Glodok, harganya Rp 200 juta. “Tapi Fengshui gedungnya sangat buruk, karena tata letaknya lancip. Unsur tersebut (lancip) sangat jauh dari keseimbangan unsur penting dalam bisnis, hidup manusia. Tapi kami sudah banyak rugi untuk kontrak karena dibohongi oleh pemilik gedung. Akhirnya tanggal 28 Desember yang lalu kami pindah ke apartemen di bilangan Kemayoran (Jakarta Pusat),” kata Sunardi Mulia. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *