Wawancara dengan Presiden Direktur PT Indochin International (ICI) Huang Bo


“Kami set up ICI untuk realisasi investasi BUMN China di Indonesia”

Hubungan bilateral Indonesia-China semakin strategis, terutama di kawasan Asia. Selain bilateral perdagangan, kedua negara juga terus merancang kerjasama dan persahabatan. Pemerintah dan swasta China sering mengadakan kunjungan ke Indonesia, dan menjajaki berbagai kerjasama dan persahabatan. Salah satu pihak swasta yang sudah lama menjalin persahabatan, yaitu pengusaha Huang Bo. Kendatipun demikian, Presiden Direktor PT Indochin International (ICI) ini melihat prospek kerjasama perdagangan dan investasi dengan swasta ataupun BUMN milik pemerintah. Pada tanggal 2 Oktober yang lalu, Huang Bo juga merealisasikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi Universitas Pancasila (UP). Berikut petikan wawancara Redaksi dengan Huang Bo, pria Kelahiran tahun 1969, alumni fakultan ekonomi Universitas Zhong Andi dua tempat di Jakarta, di gedung Rektorat UP dan hotel Shangrila Jakarta. Wawancara dalam bahasa mandarin, dengan alih bahasa oleh Lisa Huang.
Motivasi Anda terhadap Indonesia, selain perjanjian kerjasama ICI dengan UP untuk program beasiswa?
(program beasiswa) betul-betul hanya sebatas untuk membantu. Memang ada ajakan untuk investasi di Indonesia, kami sedang menjajaki. Indonesia memang butuh investasi asing, termasuk dari China. Penjajakan ICI, kami sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa directur BUMN China. Kalau berjalan lancar, tentunya, tenaga professional dan ahli dari China akan datang ke Indonesia. Kami set up ICI, untuk realisasi kerjasama investasi BUMN China. Tapi kami harus survey lebih jauh lagi terutama untuk produk/jasa yang paling pas untuk Indonesia. Apa yang dibutuhkan di Indonesia, disesuaikan dengan rencana investasi China. Sekarang ini, kami sudah melirik peluang investasi pembangunan kawasan industry, sentra keuangan dan infrastruktur. Sementara untuk proyek kecil, kami baru sebatas usulan saja.
Survei untuk pembangunan kawasan industry, kami pilih provinsi Guangxi di China dan Sulawesi di Indonesia. Kedua pejabat, yaitu Presiden SBY sudah pernah membahas hal ini dengan pejabat di China Juni yang lalu. Kami juga yakin, nantinya ada gedung pusat keuangan ASEAN-China di Indonesia. Guangxi sudah punya pelabuhan, dan akses paling dekat ke Indonesia, yaitu Sulawesi.
Bisa ceritakan sedikit mengenai House of Indonesia (HI)?
ICI mengeluarkan biaya besar untuk pembangunan gedung HI. Harganya sangat mahal, karena sesuai dengan kualitas bangunan, termasuk desain arsitekturnya. Tapi hasil kerja dan biaya yang kami keluarkan tidak percuma. Karena HI mendapat award (penghargaan) sebagai desain/arsitektur gedung terbaik di kota Nanning. Setiap hari, banyak orang dan turis asing mengunjungi HI. Bahkan Duta Besar Indonesia untuk China, Imron Cotan sangat bangga dengan HI. Ia beberapa kali mengajak pengunjung berfoto bersama, kalau pas sedang berada di sana. Ia tanpa sungkan-sungkan, mengatakan “Saya duta besar Indonesia untuk China, mari kita foto bersama” kepada pengunjung. HI mikik Indonesia. Setiap saat, kalau ada orang Indonesia ataupun delegasi yang mewakili pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan gedung tersebut. KBRI (kedutaan besar RI) dan konjen (konsulat jenderal) sering mengadakan acara, berkumpul bersama. Lokasi HI berada di kawasan bisnis ASEAN. Tapi dari sekian banyakhouse (rumah-rumah perwakilan) negara ASEAN, HI merupakan yang terbaik dibanding negara lain.
Apa cara yang pernah diselenggarakan di gedung HI?
Tgl 3 – 6 September, di selenggarakan CAExpo (China-ASEAN Expo). Pak Imron Cotan dan Sultan Hamengkubuwono sempat kunjungi HI, dan mengatakan “luar biasa”. HI, ibaratnya rumah besar Indonesia. Sultan usul agar CAExpo tahun depan, panitia mau memamerkan produk khas Yogya. Dengan demikian, banyak pengunjung akan melihat langsung kekhasan Yogya. Setiap kali, pengunjung ke provinsi Nanning, pasti kunjungi HI.
Anda pernah menjamu beberapa rector/dosen berbagai universitas di Beijing. Apakah ada agenda pembicaraan penjajakan kerjasama dengan rector/dosen?
Beberapa waktu yang lalu, pak Azyumardi Azra (rector UIN/Universitas Islam Negeri), pak Edie Toet (Rektor UP), Jusuf Sutanto (dosen fakultas psikologi UP), Yudi Latif (pengamat social-politik) berkunjung ke Beijing. Sebetulnya mereka datang, bukan atas undangan ICI, bukan undangan pribadi saya. Tapi karena kebetulan saya tahu, dan berinisiatif mengatur keperluan mereka selama kunjungan ke Beijing University. Kami tahu, bahwa mereka tiba di bandara Beijing sekitar pukul 6 pagi. Kami kirim kendaraan untuk jemput, karena taksi juga belum banyak pada pagi hari.
Sebentar lagi Duta Besar Imron Cotan memasuki masa pensiun. Apakah penggantinya akan bisa berkolaborasi dengan Anda untuk berbagai program kerjasama dan persahabatan?
Tidak ada masalah. Karena kami sudah sering mengadakan acara dengan KBRI. Kami sudah kenal dengan beberapa staf KBRI, termasuk pengganti (pak Imron Cotan). Kami sudah kenal dekat dengan duta besar yang baru, yang akan menggantikan pak Imron. Program beasiswa dan rencana investasi ICI tetap akan berjalan.
Edie Toet, Rektor UP berencana membangun pusat bahasa terutama bahasa mandarin. Ada rencana penjajakan kerjasama ICI dengan UP?
Kl ada permintaan, kami bisa bantu atur guru-guru bahasa mandarin dari China. Untuk rencana pembukaan program bahasa mandarin di UP, kami tinggal tunggu rencana pak Edie.
Bagaimana awalnya Anda tertarik kerjasama persahabatan dengan UP?
Beberapa tahun yang lalu, saya kenal dengan pak Agum di satu acara di kota Qingdao (bagian utara China). Waktu itu, pak Agum membawa kelompok kesenian angklung. Saya tertarik, dan minta pak Agum meneruskan program kerjasama persahabatan Indonesia-China. Pak Agum juga meminta agar saya bantu untuk investasi di Indonesia. Setelah temu pak Agum, saya merasa ada kecocokan untuk persahabatan. Kami yakin, kami berdua bisa mendorong kerjasama yang lebih erat, bukan hanya sebatas pribadi tapi untuk kedua negara. Pak Agum memperkenalkan dirinya sebagai ketua dewan pengawas Yayasan UP. Sehingga saya berinisiatif untuk membantu UP, dalam hal ini program beasiswa untuk mahasiswa berprestasi. Ketika ada acara di HI pada tahun 2010, kami juga sepakat untuk mendorong berbagai kegiatan kebudayaan di HI. Sekarang ini KBRI juga sudah menyelenggarakan berbagai acara di 30 provinsi di Tiongkok termasuk Nanning, Qingdao, Xinjiang, Hongkong, Shenzhen dan lain sebagainya.
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *