Transformasi BNPB, menjadi Laboratorium Tangguh Hadapi Bencana


Transformasi BNPB, menjadi Laboratorium Tangguh Hadapi Bencana

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 14 November 2023/Indonesia Media – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mentransformasi, dari ‘supermarket’ menjadi laboratorium yang tangguh menghadapi bencana serta peningkatan keahlian dari petugas di lapangan termasuk layanan kesehatan dengan perlengkapan yang tersedia. BNPB menjadi global champion for disaster risk reduction, terutama sejak mendapat penghargaan dari PBB tahun 2011. “Kami mau bergerak, dari supermarket ke laboratorium bencana. Sehingga perlu peningkatan skill, kebijakan comprehensive. Sehingga BNPB menjadi tempat belajar dari berbagai negara, mencontoh keberhasilan Indonesia menangani bencana,” Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Kerjasama (HOKS) BNPB Irma Dewi Rismayanti mengatakan kepada Redaksi.

Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima Penghargaan Global Champion for Disaster Risk Reduction dari PBB. Penghargaan diberikan atas keberhasilan Indonesia meningkatkan kesadaran pentingnya pencegahan bencana serta mengimplementasikannya ke dalam kebijakan nasional yang efektif. “Permintaan kepada BNPB banyak, termasuk delegasi dari China. Penanggulangan bencana, termasuk mitigasi, resiliensi berkelanjutan di Indonesia mendapat pengakuan. Pertemuan dengan negara-negara anggota ASEAN rutin berlangsung. Mereka belajar dari kami. Kami juga baru terima kunjungan dari 24 negara Amerika Latin. Ada sharing session, tapi full seharian,” kata Irma Dewi Rismayanti.

Upaya mitigasi dampak bencana dalam skala nasional merupakan arahan dari Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakor PB) 2023 yang lalu di Jakarta. Presiden meminta agar sistem peringatan dini bisa efektif dan maksimal, sampai diterima oleh masyarakat sebelum terjadi bencana. Selain, edukasi dan pelatihan bagi masyarakat untuk antisipasi potensi bencana juga harus berkesinambungan. “Kami juga berpikir, bagaimana mengedukasi tentang peringatan bencana yang ada dengan folklore (budaya rakyat) yang sudah turun temurun. Belajar dari pengalaman bencana tsunami 1400 orang dari pulau kecil Simeulue, dengan 1400 penduduk tahun 1907, hanya tiga orang korban. Sementara gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia (tahun 2004), ribuan orang tewas. 80 persen kondisi kota-kota besar di Aceh termasuk Meulaboh, Banda Aceh hancur,” kata Irma Dewi Rismayanti. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *