TNI dan warga kembali bentrok di Urut Sewu Kebumen, 1 warga terluka


Kasus konflik agraria yang terjadi di Kawasan Pesisir Urut Sewu, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah sampai saat ini belum menemui titik terang penyelesaian persoalan bahkan Kamis (30/7) siang tadi sempat memanas dan terjadi bentrokan antara aparat TNI dan warga sekitarnya.

Meski sebelumnya, sudah dilakukan audiensi pada 8 Juli lalu namun pertemuan tidak menghasilkan titik terang. Malah justru penuh intimidasi dari pihak TNI dalam prosesnya, hari ini justru terjadi pemaksaan pemagaran di Kawasan Pesisir Urut Sewu, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Berawal dari Rabu (29/7), sejumlah alat berat, beberapa truk batu dan sejumlah satuan TNI AD didatangkan di Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen oleh TNI AD dengan dalih untuk latihan militer.

“Kedatangan alat berat berat yang notabene tanpa pemberitahuan ke pemerintah desa dan masyarakat, pemberitahuan hanya sebatas akan ada latihan TNI saja, ini tentunya memicu reaksi warga yang sampai hari ini masih menolak pemagaran,” tegas Seniman salah seorang warga saat dikonfirmasi merdeka.com Kamis (30/7).

Walhasil pada Kamis (30/7) sekitar 200 warga masyarakat sekitar di Kawasan Pesisir Urutsewu khususnya warga desa Lembupurwo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dan sekitarnya berkumpul di lokasi untuk menolak pemagaran.

Aksi penolakan awalnya berjalan damai, bahkan diiringi dengan tahlil dan doa bersama oleh masyarakat di area pemagaran, mulai dari jam 09.00 WIB. Selepas dhuhur jumlah pasukan TNI terus didatangkan dan bertambah di lokasi tersebut, yang ini tentunya memperpanas suasana.

“Sekitar pukul 13.00 WIB alat berat dipaksakan untuk merangsek masuk ke lokasi dan memulai penggalian untuk pemagaran dengan pengamanan barikade sepasukan TNI AD. Warga pun tetap bertahan untuk memblokade usaha pemagaran,” ungkap Seniman salah seorang warga yang juga aktifis penolak pemagaran Kawasan Pesisir Urut Sewu, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Menjelang siang, beber Seniman, pasukan TNI tambahan terus didatangkan. Akhirnya, warga yang hanya bermodal tekad kuat untuk mempertahankan tanahnya terdesak oleh ratusan TNI yang bersenjata lengkap.

“Bahkan aksi saling dorong dan pemukulan juga terjadi. Ini menyebabkan satu korban luka yakni bapak Rubino (30 tahun) warga RT 2 RW II Desa Wiromartan Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah mengalami luka lebam di tengkuk terkena pukul pentungan TNI. Korban yang terpukul oleh TNI dan sempat pingsan ini kemudian dibawa ke Puskesmas Kecamatan Mirit untuk mendapat perawatan,” tuturnya.

Aksi kekerasan dan juga jumlah yang tidak seimbang antara masyarakat dan pasukan TNI yang didatangkan ini juga pada akhirnya memaksa masyarakat mundur. Sebelum mundur, masyarakat menggelar kembali tahlil dan doa bersama.

Sementara itu, Koordinator Urutsewu Bersatu (USB) Widodo Sunu kepada merdeka.com menilai Rubino (30 ), korban luka terpukul pentungan TNI saat aksi saling dorong yang menjadi ganjil dari pemagaran ini adalah pertama tidak ada lembaga berwenang yang tampak di lokasi.

“Baik pemerintah daerah maupun BPN. Bahkan usaha pemagaran dan pengoperasian alat berat juga dilakukan oleh TNI sendiri. Bahkan pengamanan dari pihak kepolisian pun tak nampak di lokasi,” ujarnya.

Selain itu, tambah Sunu, dalih yang dipakai adalah latihan militer, alih-alih yang dilakukan adalah pemagaran. Itu pun tanpa ada pemberitahuan sama sekali kepada pihak pemerintah desa dan masyarakat.

“Disamping itu juga ratusan personel TNI yang didatangkan dipersenjatai lengkap untuk menghadapi masyarakatnya sendiri, yang seharusnya dilindungi. Pemagaran yang sampai saat ini masih terus berlanjut menyampaikan meskipun hari ini penolakan warga dipukul mundur. Namun gerakan penolakan pemagaran akan terus dilanjutkan,” pungkas Sunu.) Mdk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *