Tim konservasi arsitektur Untar Mumpuni terhadap Commitment Pj Gubernur Babel


Tim konservasi arsitektur Untar Mumpuni terhadap Commitment Pj Gubernur Babel

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 14 Juli 2023/Indonesia Media – Tim dosen konservasi arsitektur Untar (Universitas Tarumanagara) akan bersikap mumpuni dan cooperative dengan pemerintah provinsi terkait dengan program preservasi dan konservasi beberapa bangunan bersejarah. Hal ini merespons commitment Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Suganda Pandapotan Pasaribu untuk melestarikan arsitektur bangunan dan kawasan kolonial bersejarah. “Kami accommodative, tapi sebaiknya Kantor Dinas (Pemprov Babel) yang menghubungi kami di Jakarta. Sehingga proses pelaksanaan (konservasi) tidak keliru,” anggota Tim Konservasi Untar Prof Naniek Widayati mengatakan kepada Redaksi.

 

Tim dosen Untar sempat membawa para mahasiswa (program S1 dan S2) ke Muntok (Bangka Barat) dan Belitung. Situs bersejarah Menumbing, Muntok di kab. Bangka Barat selaras dengan keindahan pantainya. Selain, Wisma Ranggam atau Pesanggrahan Muntok (sebuah pesanggrahan yang terletak di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat) juga bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Wisma Ranggam digunakan sebagai tempat diskusi para politisi Indonesia termasuk Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka diskusi untuk persiapan berunding pada konferensi Meja Bundar yang digelar di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949. “Ada patung-patung yang duduk, yang sangat menarik di Muntok, Menumbing. Ada rumah bekas bupati zaman dulu, tapi kondisinya ternyata separo (bangunan) sudah rusak. kami usulkan agar Pemda beli dan menjadikan sebagai Bung Karno Center,” kata anggota dewan pakar Perhimpunan Indonesia – Tionghoa (INTI) periode 2017 – 2021.

 

Teknis pemugaran sudah dipelajari secara mendalam oleh Tim. Salah satunya dengan memasukkan desain baru pada lahan yang sudah dipenuhi bangunan kolonial bersejarah. Sikap perencana seperti apa terhadap bangunan baru, ada guidance dan berbagai teori yang menjelaskan. “Desain pemugaran harus setara atau kontras. Saya keliling ke Eropah Timur, Eropah barat, (konsep desain) dengan estetika kontras. Ada satu landmark baru, tapi tidak merusak lingkungan, harmonisasi masih dijaga. Konsep ini bisa diterapkan di Muntok, Menumbing,” kata Prof Naniek. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *