Sultan Kanoman XII Bersama Rakyat Demo Wali Kota Cirebon


CIREBON – Peristiwa langka terjadi di Cirebon kemarin (4/6). Sultan Kanoman XII Raja Muhammad Emirudin bersama sekitar seribu rakyat mendemo Wali Kota Cirebon Subardi SPd. Warga yang beraksi bersama sultan kemarin meliputi abdi dalem, budayawan, mahasiswa, dan warga pendukung Keraton Kanoman. Aksi langsung di bawah komando Sultan Emirudin itu tergolong unik. Sebab, mereka membawa atribut dan lambang keraton, lengkap dengan pengawal raja.

Sebelum memulai aksi, pukul 09.30, sultan dan demonstran berdoa di Keraton Kanoman. Setelah itu, arak-arakan panjang bergerak melintasi Jalan Lemahwungkuk, Jalan Bahagia, dan Jalan Karanggetas. Mereka tiba di balai kota pukul 10.10. ”Kami mohon wali kota, anggota dewan, dan ketua dewan keluar menemui sultan kami, sultan yang sah. Adakah keberanian menemui Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin?” teriak Dedi Kampleng, salah seorang demonstran, disambut teriakan pendukung.

Ketua DPRD Kota Cirebon Drs H Nasrudin Azis SH menjadi orang pertama yang muncul menyapa sultan. Ikut pula menyambut Kepala DPPKD Drs Asep Dedi MSi, Kepala Disporabudpar Abidin Aslich, Kabag Umum Taupan Bharata, dan Sekretaris Daerah Drs H Hasanudin Manap MM.

Namun, sosok yang ditunggu, yakni Wali Kota Subardi, tidak kunjung hadir. ”Kami tidak butuh perwakilan. Kalau begitu, Subardi tidak mau menemui kami. Subardi tidak menghormati sultan,” teriak pendemo. Karena niat bertemu Subardi tidak terpenuhi, pendemo menolak empat dus air minum kemasan yang diberikan office boy pemkot. ”Kami tidak butuh ini. Kami masih sanggup minum sendiri,” teriak seorang abdi dalem.

Yakin yang ditunggu tidak muncul, sultan dengan tenang berkata, jika ingin menjadi besar, Cirebon harus dipimpin orang yang benar-benar berani, jujur, tidak angkuh, dan tidak setengah hati memandang tradisi, bukan orang yang tidak sayang kepada rakyat. ”Jangan lagi mengurus rakyat dengan setengah hati,” kata Sultan Emirudin di atas kendaraan kebesaran, Kereta Paksi Naga Liman. Para demonstran tidak memberikan kesempatan kepada para wakil pemkot untuk merespons pernyataan sultan. Titah aksi berlanjut ke Gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah III Jawa Barat. Di sepanjang jalan menuju BKPP, para orator menuntut Subardi mundur.

Sebagaimana wali kota, Kepala BKPP Drs H Ano Sutrisno MM juga tidak muncul karena sedang berada di Bandung. ”Sampaikan kepada Ahmad Heryawan untuk memperingatkan keras Subardi karena sudah tidak peduli kepada rakyatnya,” teriak Ujang, demonstran lainnya. Namun, tak seperti di balai kota, demonstran sempat terhibur di BKPP. Pidato Kepala Bidang Pemerintahan BKPP Haristanto SH MH mampu mengobati kekecewaan pendemo. Sebab, pernyataan PNS asal Pemprov Jabar itu senada dengan demonstran. ”Jangankan wali kota, kalau perlu gubernur pun harus turun bila tidak bisa memenuhi keinginan rakyat,” tegasnya.

Dia mendorong para demonstran untuk terus beraksi bila aspirasi mereka tidak ditanggapi. ”Turunkan pejabat politik yang tidak benar. Jangan merasa tidak ada teman. Saya mendukung. Risiko saya dipecat pun tidak ada-apa. Saya siap bergabung,” ujarnya disambut riuh demonstran. Setelah demo, sultan dan massa kembali berjalan kaki ke Keraton Kanoman yang berjarak sekitar lima kilometer. (hen/jpnn/c5/soe)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *