Strategi Komunikasi Soft Skill untuk Atasi Masa Berat Pandemi Covid
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 30 Desember 2020/Indonesia Media – Saatnya, pada era seperti sekarang ini, Direksi atau atasan pada perusahaan dalam berkomunikasi dengan bawahan tidak semata-mata tentang teknis operasional pekerjaan, melainkan menyentuh sisi soft skill, sisi emosional.Dengan demikian, prinsip ini akan meningkatkan semangat kerja, membentuk team work yang solid. “Antar karyawan, atasan-bawahan, owner-karyawan berhasil menciptakan, membangun suasana saling menghormati, menghargai dan saling mendukung. Sehingga pebisnis tetap bisa melewati masa yang berat, (yakni) pandemi covid yang masih mendera kegiatan ekonomi,” konsultan Human Resources Development (HRD) di Jakarta, Setia Widjaja mengatakan kepada Redaksi.
soft skill adalah kepribadian, kemampuan komunikasi, atau atribut personal yang memang dibutuhkan untuk dapat memberikan performa baik di dalam atau di luar sebuah pekerjaan. Umumnya keahlian ini tidak bisa dilatih karena sulit diukur dan sifatnya subjektif. Meski begitu, kemampuan ini saat dihargai di dunia profesional karena berhubungan dengan karakteristik serta bagaimana kamu melakukan interaksi dengan lingkungan. Niat tulus setiap karyawan adalah ingin sukses dan merasa happy bekerja di perusahaan. “Hal ini hanya bisa terwujud apabila setiap karyawan memiliki cara pandang, berkomunikasi serta beraktivitas dengan satu tekad yang sama yaitu semangat membangun kesuksesan bersama,” kata Setia yang pernah memimpin HRD Grup Modern Divisi Manufaktur, Agung Podomoro dan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk.
Berbagai langkah untuk memulainya, Perusahaan tersebut membutuhkan values. Apabila owner dan seluruh karyawan memiliki komitmen serta konsisten menerapkannya maka akan tercipta corporate culture perusahaan. Corporate artinya perusahaan. Culture artinya budaya yang berasal dari nilai-nilai attitude yang merupakan prinsip kebenaran yang harus dimiliki dan dipraktekan oleh owner dan seluruh karyawan di perusahaan. “Ada empat kualitas yang harus dimiliki seorang karyawan dalam bekerja di perusahaan. Empat kualitas yang dimaksud adalah kualitas kompetensi teknis, sikap, managerial dan leadership serta entrepreneurship. Kualitas sikap yang merupakan ciri khas karyawan di perusahaan, itulah yang dimaksud Corporate Culture,” kata Setia
Adapun proses terciptanya corporate culture dimulai dari tahapan desain values. Values atau nilai nilai attitude merupakan karakter khas dari Owner. Tahap kedua adakah tahap komunikasi yaitu ceremony atas values yang disepakati. “Tidak cukup sampai disitu, owner dan karyawan secara konsisten mengomunikasikan values melalui banner, buletin perusahaan dan sosmed perusahaan,” katanya.
Tahap ketiga yaitu tahap implementasi melalui program performance appraisal, kebijakan rekrut, training, promosi dengan mengaitkan values sebagai faktor yang menentukan kegiatan manajemen human capital. Tahap keempat adalah tahap internalisasi yaitu memastikan values telah diendapkan dalam pikiran dan perasaan karyawan. “Kegiatan proses internalisasi melalui diskusi sebulan sekali tentang konsep dan sharing praktik values tersebut dalam perusahaan maupun kehidupan sehari-hari,” katanya.(sl/IM)