–PT Pertamina mengalami kerugian USD761,23 juta atau setara Rp11,1 triliun (kurs USD14.666) pada semester I-2020.
Dikutip dari laporan keuangan Pertamina yang dirilis Senin (24/8) ini, kinerja keuangan tersebut berbanding terbalik dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Pada periode itu perseroan tercatat membukukan laba bersih USD 659,96 juta atau sekitar Rp 9,6 triliun.
Penurunan laba Pertamina disebabkan pendapatan usaha berkurang dari USD 25,55 miliar menjadi USD 20,48 miliar. Hal ini disebabkan penjualan minyak dalam negeri seperti minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produksi minyak tercatat turun 20,91 persen menjadi USD 16,56 miliar.
Beban produksi hulu dan lifting naik dari USD 2,38 miliar menjadi USD 2,43 miliar. Beban operasional perusahaan ikut naik menjadi USD 960,98 juta dari USD 803,7 juta.
Namun, beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya turun dari USD 21,98 miliar menjadi USD 18,87 miliar. Meski demikian, laba kotor Pertamina tetap merosot 55,05 persen menjadi USD 1,60 miliar.
Pertamina juga mengalami rugi selisih kurs sebesar USD 211,83 juta, dimana tahun lalu di periode yang sama, selisihnya masih positif USD 64,59 juta.
Penurunan penjualan dan pendapatan terjadi pada penjualan dalam negeri seperti minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak pengganti biaya subsidi dari pemerintah, turun dari USD20,9 miliar (2019) menjadi USD16,5 miliar. Kemudian imbalan jasa pemasaran USD479 juta (2019) turun jadi USD414 juta pada semester I-2020.( SH / IM )
keGagalan Ahok, Karma ceraikan Vero kah ?
BCP ngga cocok jadi komisaris pertamina, cocoknya jadi orang lapangan di pertamina. Coba deh jadi orang geologi di pertamina EP, coba di teliti bebatuan yang kira2 dibawahnya ada sumur minyak atau gas.