Rumah-rumahan untuk sembahyang makin beragam


Rumah-rumahan untuk sembahyang makin beragam

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 27 Juli 2022/Indonesia Media – Tradisi Tionghoa rumah-rumahan ala etnis Tionghoa terutama yang beragama Buddha masih eksis di beberapa klenteng di kota-kota besar di Indonesia termasuk Jakarta, Bogor, Bandung dan lain sebagainya. desainnya tidak hanya rumah, tapi juga berbagai perlengkapan persembahyangan, upacara kematian seperti kotak dana. Desain rumah-rumahan juga semakin beragam bentuk, size, kreasi sesuai dengan keinginan umat. Misalkan paket pelayanan rumah duka terbesar di Indonesia, di bilangan Pluit Jakarta Utara, Grand Heaven melengkapi penyediaan rumah-rumahan. “Ini rumah-rumahan (desain) minimalis, modern dan sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Pilihan semakin beragam. Ini paket Grand Heaven. Kalau keluarga (yang berduka) sengaja beli di rumah duka, harganya bisa mencapai Rp 3 juta. Cari di toko yang jual berbagai perlengkapan sembahyang di Glodok, pasti ada, harganya juga jauh lebih murah,” kata Setiadi, umat Buddha di Jakarta.

Di tempat berbeda, aktivis Buddha Dharma – OBF International dan Komunitas Toleransi Umat Beragama Indonesia (KTUBI) Maja Putera Karniawan melihat desain rumah-rumahan dengan konsep minimalis dan modern hanya salah satu cara persembahyangan. Keluarga yang berduka mau mengubah satu hal yang mungkin sudah usang dengan yang baru untuk perlengkapan, aksesoris persembahyangan kematian anggota keluarga. “Mereka (keluarga yang berduka) menyiasati (perlengkapan, aksesoris) tanpa mengubah substansinya. Termasuk rumah-rumahan yang dibuat lebih kecil, sehingga menghemat anggaran,” Maja Putera mengatakan kepada Redaksi.

Desain rumah-rumahan minimalis tersebut tidak serta merta untuk modernism. Sekarang ini, umat Buddha bisa cari berbagai perlengkapan sembahyang kematian di toko-toko online. Harganya juga hampir sama dengan yang dijual pada toko-toko konvensional di pecinan Glodok. “Kalau rumah-rumahan ukuran kecil harganya Rp 400 – 500 ribu. Kalau size lebih besar, harganya otomatis lebih mahal. Tapi desain, harga juga tergantung pengrajinnya,” kata Maja Putera. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *