RACUN


Kalau tidak salah, kabar mengenai kejadian itu sudah pernah dimuat di koran sekitar dua tahun yang lalu. Seorang wanita berusia 60 tahun disangka terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap seorang pria berusia 70 tahun. Pria itu adalah suaminya.

May Swan - penulis

Pagi ini, kabar mengenai kejadian itu terbit lagi di harian The Straits Times, diikuti dengan laporan mendetil mengenai kasus pembunuhan tersebut. Keterangan didapati dari mengikuti acara pengadilan Community Court  terletak dalam bangunan Family and Juvenile Building di 3 Havelock Square, Singapura yang mengadili kasus pidana berhubungan dengan kejahatan di lingkungan keluarga. Demikian meningkatnya kasus kasus yang bertindihan, pengadilan terpaksa memperpanjang jam kerja hingga larut malam. Bayangkan betapa banyaknya kasus pidana yang perlu ditangani, dan jumlahnya kian hari kian bertambah.

Menurut pengacara pembela, terdakwa telah bertahun tahun menderita berat hidup bersama almarhum suaminya yang menghidap ketagihan minuman

Family Court - Singapore

keras dan judi, terlebih pula sedari ia dibuang kerja belasan tahun yang lalu karena sering absent tanpa alasan. Saban kalah judi, pulangnya menagih uang pada isteri, kalau tidak diberi marah marah lalu berbuat kasar, menampar dan menerjang, seringkali menggunakan barang berat seperti kursi dan menimpanya keatas kepala sang isteri, bahkan tidak jarang mengambil pisau dapur menoreh punggung dan lengannya. Bukan hanya itu, kata kata kotor menghina turut disemburkan pada isterinya. Terdakwa hidup dalam suasana ketakutan bertahun tahun. Keadaan inilah yang akhirnya membuatnya nekad melakukan pembunuhan. Pengacara mengajukan mitigasi tersebut dengan harapan kliennya dapat diberi keringanan oleh pengadilan.

Ketika diwawancara oleh wartawan, orang sebelah rumah mengatakan, “Kami sangat kasihan melihat perempuan itu babak belur dihantam suaminya, ini sering kali terjadi pada malam buta. Suara pukulan bertubi tubi dan teriakan minta ampun dapat kami dengar melalui dinding yang membelah dua

Cyanide

apartment kami. Sangat mencekam perasaan. Bebrapa kali kami pernah mengadu kepada polisi. Tapi ketika polisi tiba, isterinya tidak berani memberi laporan sah kepada polisi, karena sebelumnya telah diancam oleh suaminya.” Tanpa adanya laporan sah, polisi tidak berkuasa menjalankan penahanan.

Dan lama kelamaan, mereka pun mulai terbiasa dengan suara gangguan di malam hari. Yang tadinya dianggap luarbiasa telah berubah menjadi biasa, menjadi normal, tidak lagi dipedulikan masyarakat sekitar. Seperti umumnya kehidupan dalam suasana urban moderen, masing masing mengurus dirinya sendiri, tidak mau mengambil tahu tentang urusan orang lain. Tidak jarang keluarga yang hidup bersebelahan bertahun tahun tidak kenal mengenal satu sama lain, apa nama tetangga pun tidak tahu.

Maka terkejutlah mereka ketika mendengar bahwa perempuan sebelah telah ditahan polisi atas tuduhan membunuh suaminya. Perempuan yang demikian penakut dan pengalah telah berani membunuh suaminya yang galak dan ganas, bagaimana ini dapat terjadi? Apakah ada yang membantu? Kalau ada, siapa yang membantu? Serangkaian pertanyaan wujud dalam benak mereka.

Akhirnya pertanyaan terjawab ketika mereka baca di koran bahwa perempuan itu terbukti membunuh suaminya dengan menggunakan cynide, racun tikus yang dibelinya dari pasar tidak berjauhan dari tempat dimana ia tinggal. Ia mengaku mendapat ide ketika menonton filem dokumenter, dimana seorang penjaga gudang beras di Pelabuhan Pasir Panjang menggunakan cynide meracuni tikus yang berkeliaran saban malam menggroti beras berkarung karung.

Pengadilan menjatuhkan hukuman dua tahun kepada terdakwa. Ketika diminta komentarnya, perempuan itu berkata dengan suara lembut namun tegas, “Tikus harus diracuni.” (IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *