Prof. Satyanegara Terus Kejar Keilmuan Genomic


Prof. Satyanegara Terus Kejar Keilmuan Genomics

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 14 Maret 2023/Indonesia Media – Dokter ahli bedah saraf senior di Indonesia Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS (K) mengaku terus mengejar, mempelajari Genomics atau bidang yang mempelajari genome, pemahaman mengenai suatu organisme bekerja, serta interaksi antar gen dan pengaruh lingkungan terhadapnya. “Saya berusaha untuk terus mengejar (aplikasi medis, genomics), minimal (saya) mengenal dulu. Kemudian, (ada) satu pemikiran, satu view terhadap kemajuan ilmu kedokteran, khususnya genomics medicine,” Satyanegara mengatakan kepada Redaksi di ruang kerjanya, Rumah Sakit Satya Negara, Sunter.

Genome adalah materi genetik yang menjadi cetak biru atau rancangan dari suatu makhluk hidup. Informasi ini diwariskan secara turun temurun dan tersimpan dalam DNA, atau pada beberapa jenis virus, dalam RNA. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran dan penyidikan terhadap genomics, perlu kegiatan riset yang sungguh-sungguh. “(Hasil riset terhadap genomics) nantinya, minimal bisa menjamin penyembuhan terhadap suatu penyakit. Pada saat ini, hasil riset masih berkutat pada data yang sangat besar dan pemetaan, analisis genome. (proses pemetaan, analisis) belum begitu lama, sehingga masih butuh waktu sampai pada penjaminan menyembuhkan pasien,” kata Satyanegara.

Dari proses pembelajaran dan penelitian yang mendalam terhadap genomics, nantinya muncul dasar pemikiran terhadap penyembuhan penyakit. Semua proses dilihat dari perspektif genomics, yang tentunya sangat kompleks, jelimet. Kalau para ahli tidak mulai mempelajari dengan sungguh-sungguh, atau belum pernah belajar, belum pernah mendapat kuliah mengenai genomic, pada dokter akan kesulitan untuk mengenal genomics. “Para ahli perlu mendapat pandangan terhadap penyakit yang timbul, menyediakan obatnya, dan lain sebagainya. Dasar pemikiran (proses pembelajaran genomics) tentunya berbeda dengan yang saya alami, 63 tahun yang lalu, ketika saya baru kuliah kedokteran di Kyushu University (Jepang), Tokyo Medical & Dental University (Maret 1960),” kata pemilik nama Tionghoa Oei Kim Seng.

Ketersediaan data genetik manusia, bersama dengan penerapan teknologi analisis genom mutakhir, memungkinkan pemahaman yang lebih terperinci tentang hubungan antara gen kita, kerentanan terhadap penyakit dan respons terhadap terapi pengobatan spesifik. Para ahli dengan pengetahuan khusus dan pemahaman, keterampilan utama dalam aplikasi kedokteran genomics sangat diperlukan untuk penyembuhan pasien. “Data genetic digunakan menyelidiki copy nya menjadi manusia. Penyelidikan terhadap photocopy manusia, semua sel manusia dari genomics. Itu sulitnya, terus menerus photocopy dari nenek moyang atau orang tua kita, itu genomic. Sehingga penyakit turunan, mengapa bisa berubah. Mereka berusaha penelitian, penyelidikan, perlu research dan penyelidikan sehingga hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan manusia,” kata Satyanegara. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *