Prasasti di Graha Kesadaran Agung Toasebio diresmikan untuk melanjutkan cita-cita luhur para pendiri, sesepuh


 

Prasasti di Graha Kesadaran Agung Toasebio diresmikan untuk melanjutkan cita-cita luhur para pendiri, sesepuh

dilaporkan: Setiawan Li

Ketua Yayasan Wihara Dharma Jaya Toasebio, Arifin Tanzil menilai perlunya melanjutkan cita-cita luhur para pendiri dan sesepuh, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal pada kepengurusan yang sudah berjalan sekitar 50 tahun lamanya. Salah satu upaya  pengurus Yayasan mendirikan batu prasasti pada Gedung Da Jue Shan (Graha Kesadaran Agung) Toasebio. “Proses pengembangan Toasebio, lamanya sudah sekitar 50 tahun yang lalu. Toasebio ada (berdiri) bukan baru sehari, dua hari. Semoga dengan prasasti, para sesepuh dan para pendiri yang sudah meninggal maupun yang masih hidup turut bangga dan kita generasi penerus selalu mengingat jasa para pendiri dan sesepuh serta melanjutkan visi para pendahulu,” kata Arifin Tanzil

Peresmian prasasti berlangsung dengan khidmat beberapa hari yang lalu, dihadiri oleh dua anggota Sangha Theravada Indonesia dan seorang Taois. Peresmian juga dimeriahkan dengan  Barongsai Kesuma Bangsa Wihara Dharma Jaya Toasebio. Prasasti, selain sebagai ungkapan rasa bhakti kepada para pendiri, juga untuk memberi teladan kepada generasi muda untuk selalu menjunjung Sesepuh. Saat peresmian, para pengurus juga melakukan persembahyangan agar semua makhluk, para dewa membantu kelancaran serta keselamatan (proses) pekerjaan. “Semoga dengan prasasti ini, para pengurus dan umat baik-baik dan Toasebio bisa terus maju. Pengembangan Toasebio sampai 50 tahun ke depan, diharapkan semakin bermanfaat untuk umat dan masyarakat,” kata Arifin Tanzil.

Sementara itu, anggota Dewan Pembina Toasebio, Youanto mengatakan sejak dari Wihara masih sangat sempit dan kecil. Para pengurus bekerja keras sampai akhirnya Gedung Wihara terus meningkat dan menjadi lebih luas. “Saya tahu, (Toasebio) dari masih kecil sampai terus berkembang. Memang leluhur kita, para pendiri tidak bisa dilupakan. Mereka yang mendirikan dan memulai (kepengurusan) dan terus berkembang seperti sekarang,” kata Youanto.

Sehingga Ketika hadir pada peresmian, ia sempat merenungi kata-kata yang terpatri pada prasasti. Bunyi dari kata-kata tersebut ‘Generasi Pendahulu menanam pohon dan Generasi sekarang menikmati keteduhan di bawah pohon itu.’  Baginya, kata-kata tersebut bermakna filosofis dan memotivasi pengurus sekarang melanjutkan cita-cita luhur. Sebagaimana janji terhadap orang tua, sesepuh yang masih hidup atau yang sudah meninggal harus ditepati. Hal ini tertera dalam setiap ajaran Agama, dan menjadi seharusnya menjadi tumpuan umat beragama. “Sehingga saya yakin, (motivasi) mengembangkan Wihara baik fisik (Gedung), moralitas umat, kegiatan sosial dan berbagai aktivitas lainnya terus berkembang. Ini juga sesuai tujuan dan harapan kongco kita. (kondisi sekarang) sudah mulai terlihat baik, ada visi dan misi yang jelas. Para pendiri, sesepuh tidak bisa dilupakan karena dari mereka, (kita) ini bisa berdiri disini,” kata Youanto. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *