Polri Pastikan Keterlibatan Warga Prancis dalam Rencana Serangan Teroris


JAKARTA – Jaringan militan Indonesia dengan pihak asing semakin terang. Mabes Polri memastikan keterlibatan warga Prancis dalam rangkaian pengungkapan plot serangan teroris terhadap presiden. Orang itu bernama Frederic Jean Salvi yang sering beraktivitas dengan nama samaran Andrew dan Ali.

Meski berkebangsaan Prancis, Frederic berdarah Maroko. Istrinya juga orang Maroko. ”Kami sudah berkoordinasi dengan imigrasi agar tidak lepas dari Indonesia,” ujar Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Ito Sumardi kemarin (18/8).

Frederic memberikan mobil Mitsubishi Gallant B 1600 KE kepada Fachrurozi Tanjung dan Hamzah alias Hilmi di Cibiru, Bandung. Polisi menduga mobil biru itulah yang akan digunakan untuk melakukan serangan bom mobil dengan target objek vital strategis.

Menurut Ito, berdasar informasi dari Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, Frederic adalah orang yang tersangkut tindakan radikal di negara Menara Eiffel itu. ”Dia anggota sebuah organisasi jihadis,” ungkap mantan Kapolwiltabes Surabaya tersebut.

Saat ini, Interpol dan otoritas Prancis telah bekerja sama dengan Densus 88 Mabes Polri untuk menangkap Frederic. ”Dia menjadi buron bersama,” ujarnya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Iskandar Hasan menyatakan, tidak menutup kemungkinan ada keterkaitan antara warga Prancis itu dan jaringan Abu Bakar Ba’asyir. ”Kemungkinan ke arah sana masih didalami penyidik,” katanya.

Selain itu, penyidik kini mendalami sangkaan terhadap Ba’asyir. Polri mengklaim memiliki bukti bahwa Ba’asyir menyerahkan langsung uang untuk latihan militer kelompok teroris di Aceh.

Menurut Iskandar, Ba’asyir memberikan duit itu untuk pendanaan militer Aceh melalui dua orang. Yakni, Lutfi Haidaroh alias Ubaid (tertangkap) dan Bendahara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Solo Toyib (buron).

”Penyerahan ke Ubaid dilakukan di Ngruki,” jelas alumnus Akpol 1980 itu. Total uang yang diserahkan langsung oleh Ba’asyir kepada Ubaid Rp 175 juta dan USD 5.000.

Selain itu, Ba’asyir menginstruksi Toyib untuk menyerahkan sejumlah uang dalam beberapa tahap. Sebanyak Rp 110 juta diserahkan langsung oleh Toyib kepada Ubaid. Sementara itu, dalam penyerahan Rp 67,5 juta, Toyib menyuruh Abdul Hamid mengirimkan uang itu ke Rojali yang kemudian dicairkan di Bank BRI Sigli, Aceh. ”Itu sudah ada pengakuan dari Ubaid. Kami juga sudah membuat rekonstruksinya,” ungkapnya.

Achmad Michdan, pengacara Ba’asyir dari Tim Pengacara Muslim, menyangkal penjelasan Iskandar Hasan tersebut. ”Ah, itu hanya klaim. Nanti di pengadilan tidak bisa dibuktikan,” tegasnya.

Dia juga menyayangkan Polri yang berusaha mengait-ngaitkan warga Prancis dengan Ba’asyir. ”Orang-orang yang ditangkap di Bandung itu tidak berhubungan dengan Ustad Abu. Apalagi orang Prancis itu, tidak kenal dan tidak tahu,” ujarnya.

Saat ini, kata Michdan, Ba’asyir memilih khusyuk beribadah Ramadan daripada memikirkan kasusnya. ”Beliau fokus menjalani ibadah Ramadan. Jadi, terserah Polri mau buat buat rekayasa apa lagi. Toh, nanti juga mentah di pengadilan,” katanya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *