Platform Kerjasama, Alih Teknologi Xi’an Tingkatkan Industri Pertambangan Indonesia


Platform Kerjasama, Alih Teknologi Xi’an Tingkatkan Industri Pertambangan Indonesia

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 17 Oktober 2019/Indonesia Media – Platform kerjasama dan alih teknologi pertambangan diharapkan bisa menjembatani berbagai kontraktor tambang khususnya batubara di Indonesia serta peralatan beratnya dengan perusahaan unggul dan produsen batubara kedua terbesar di Tiongkok, yakni Xi’an Heavy Equipment Manufacturing (Xahem) Group Co., Ltd. Platform tersebut tentunya menyediakan saluran komunikasi formal dan informal dan perantara perusahaan tambang Indonesia dan Xahem. “Kami akan menyampaikan proposal Xahem, dan menyosialisasikan materi pembahasan kepada para anggota API (Asosiasi Pertambangan Indonesia),” Plt. Direktur Eksekutif API Djoko Widajatno mengatakan kepada Redaksi.

Selain API, Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) juga sempat bertemu dengan Delegasi Xahem yang dipimpin oleh ketuanya, Li Desuo. Aspindo juga sepakat dengan rencana kegiatan melalui platform kerjasama. “Kerjasama terutama keteknisan, pihak Xahem juga harus tahu kondisi industri pertambangan di Indonesia. Sebagian besar atau sekitar 90 persen, anggota Aspindo berkutat pada metoder pertambangan open-pit (permukaan lahan) batubara,” Ketua Aspindo Bambang Tjahjono mengatakan kepada Redaksi.

Pertemuan ketiganya (API, Aspindo, Xahem) mengadakan pertemuan di Sekretariat API di bilangan Tebet Jakarta Selatan beberapa hari yang lalu. Delegasi Xahem terdiri dari lima orang termasuk Li Desuo. Pertemuan berlangsung sekitar dua jam, dan ditutup dengan pemberian cendera mata satu sama lainnya. Djoko Widajatno sempat memberikan cendera mata berupa fosil kayu yang sudah berumur ratusan tahun. “Xahem juga tidak keberatan untuk kembali lagi ke Indonesia untuk bertemu dengan para anggota API, Aspindo. Tapi kami akan berkomunikasi untuk atur waktu yang lebih pas. Selain momentum penyelenggaraan pameran pertambangan di Jakarta, yakni tanggal 20 Nopember dan April 2020 tepat untuk pertemuan lanjutan. Karena setiap kali ada pameran pertambangan, banyak sekali perusahaan asal Tiongkok berpartisipasi,” kata Djoko.

Sementara itu, Li Desuo meyakini bahwa proses alih teknologi melalui suatu platform akan efektif berjalan. Sebagaimana Xahem unggul teknologi peralatan berat khususnya pertambangan. Selain, beberapa tenaga ahli Xahem juga mampu membuat desain berbagai keperluan kegiatan tambang khususnya batubara. “Sehingga komunikasi serta jalinan kerjasama di bawah API, Aspindo bisa meningkatkan produktivitas usaha pertambangan dalam negeri Indonesia. Setiap kali ada anggota API, Aspindo yang butuh bantuan serta kerjasama, kami sigap dan bersedia. Kami juga mengundang terutama pak Djoko, pak Bambang dan para pemilik usaha pertambangan berkunjung ke pabrik Xahem,” Li Desuo mengatakan kepada Redaksi.

Pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang fokus pada eksplorasi dan eksploitasi mineral serta batubara. Pertambangan bertujuan untuk mengambil dan mengolah mineral dan batubara dalam bumi agar memiliki nilai jual yang ekonomis. Ada beberapa metode penambangan ekploitasi mineral maupun batubara. Secara garis besar metode penambangan dibagi menjadi tiga yaitu, tambang permukaan (open-pit), tambang bawah tanah (underground) dan tambang bawah air (underwater). “Ke depannya, eksploitasi tambang di Indonesia dengan metode underground (bawah tanah). Kondisi tambang batubara Indonesia berbeda dengan negara lain termasuk Tiongkok, Australia. Tambang batubara di Indonesia tidak datar, tapi incline (miring/berlereng). Ketebalan batubara sekitar dua sampai enam meter, dan tidak berlapis-lapis,” kata Bambang.

Tetapi ada kesamaan pemanfaatan batubara di Indonesia dan Tiongkok, yakni untuk pembangkit listrik. Kondisi di Indonesia, tentunya penggunaan listrik terbanyak di pulau Jawa – Bali. Sehingga pengembangan sistem interkoneksi listrik Jawa – Bali dipersiapkan memiliki kapasitas hingga 2.800 megawatt (MW). Hal ini mengantisipasi kebutuhan listrik dalam jangka panjang, 10 – 15 tahun ke depan. “Tetapi justru pulau Kalimantan yang jumlah penduduknya sedikit (dibanding Jawa – Bali), tapi sumber batubara ada di Kalimantan. Tiongkok impor batubara Indonesia untuk pembangkit listrik,” kata Bambang

Merespons hal tersebut, Li Desuo menjelaskan juga kondisi eksploitasi batubara di Tiongkok. Terutama teknologi Xahem yang mampu untuk ekploitasi pada kedalaman sampai 700 meter. Selain, konstruksi serta desain sumur (proses pengeboran) juga bagian dari keunggulan teknologi Xahem. “Provinsi Xi’an juga memproduksi batubara rata-rata 200 juta ton setiap tahun. Angka tersebut merupakan kedua terbesar di Tiongkok, dari keseluruhan (produksi batubara) 3,6 milyar ton. Kami juga merupakan penghasil kedua terbesar batubara di Tiongkok. Sebagian besar, eksploitasi batubara di Xi’an dengan metode underground. Batubara asli diolah kembali, termasuk eksplorasi CBM (coalbed methane/gas methan). Proses produksi dari hulu sampai hilir, mengedepankan teknologi Xahem,” kata Li Desuo. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *