PESTA BOLON BONA TAON IMABAC 2020
“Pak Butce kali ini mewakili kelompok mana..ya? Tanya penerima tamu pada saya. Biasanya saya akan bilang Vice President IDN Global ( Indonesia diaspora pusat ) atau Mewakili Jason Lie ketua IDN So Cal atau kalau mewakili BKS bilang nya dari BPH BKS ( Badan kerjasama gereja gereja ). Tapi saya telah diwanti wanti pak Jaurat Sianturi , untuk wakili masyarakat Tionghoa di LA. “Saya mewakili masyarakat Tionghoa di LA.” Sahut saya. Dan memang rupanya sudah ada kursi dengan nama saya dipojok kanan panggung yaitu Butce Lie (Masyarakat Tionghoa).
Saya perhatikan di meja tengah, terlihat pak Jaurat Sianturi dan istri bersama para pimpinan imabac yang baru. “Waduh muka pak Jaurat berwibawa banget “ pikir saya. Tahun ini rupanya beliau terpilih lagi sebagai ketua Imabac. Beliau tampak memegang tongkat kepemimpinan yang ada seperti ijuk hitam dipangkalnya. Konon katanya tongkat itu sangat bertuah..”Apakah itu Tukkot Tunggal panaluan? “Pikir saya dalam hati. “Kayak tongkat nabi Musa “ pikir saya lagi.
Sebelum memulai acara diadakan kebaktian dengan dipimpin oleh pendeta Alponso Tarigan. Kemudian dilanjutkan dengan pelantikan pengurus yang dipimpin ketua dewan Pembina William Sillalahi. Dilanjutkan dengan tor tor dan paduan suara massal. Sehabis itu sambutan sambutan yang dimulai dari ketua Imabac yang baru. Pak Sianturi berterimakasih pada semua pengurus dan menyebutkan wakil tokoh tokoh masyarakat yang hadir di acara malam itu. Beliau khususnya berterimakasih pada KJRI yang malam itu membawa banyak makanan termasuk sate dan makanan makanan lainnya, “Makanan makanan yang enak itu dari KJRI “ sahut pak Jaurat. Pak konjend tampaknya berhalangan hadir karena di Indonesia sehingga malam itu diwakili oleh istrinya bu Dyah untuk memberi sambutan.
Saya sempat tersipu sipu sekaligus merasa terhormat karena malam itu pak Sianturi khusus memberikan gelar baru bagi saya” Amang boru Butce”. Saya tahu bahwa itu panggilan kehormatan tapi saya tidak begitu paham seperti apa. Jadi saya berbisik pada bapak disamping kanan saya. “Artinya apa pak..?” tanya saya. “Ooh..itu pak Butce panggilan kehormatan untuk orang yang dituakan oleh kami. Ibaratnya begini..kalau bapak punya anak perempuan orang akan merasa terhormat kalau mengawinkan anaknya pada anak bapak..” Saya mengangguk angguk.
Kok bisa dipanggil amang boru? Rupanya gara gara pesta Imabac ditahun 2012 , waktu itu saya sempat diulosin. Ulos tersebut saya sengaja pajang di dinding kantor saya dan selalu menjadi latar belakang ketika saya di interview dengan CNN Indonesia. Rupanya ulos yang bertuliskan Imabac 2012 ini tampak di 5 kali interview saya dgn CNN. Sehingga banyak dipertanyakan orang termasuk pegawai CNN. “Pak Butce Lie ini orang Batak ya? Kok Ada ulosnya..?” tanya mereka dengan heran. Yang selalu saya balas dengan tawa.
Malam itu dalam sambutan saya sebagai wakil dari masyarakat Tionghoa saya sebutkan bahwa rupanya dalam penelitian Anthropology ditemukan bahwa nenek moyang orang batak ternyata berasal dari Tibet Utara tepatnya orang tar tar di daerah Manchuria. Bahkan konon ada danau di Tibet yang disebut Toba tartar. Jadi yach bisalah satu nenek moyang..he…he..
Saya lagi mikir mikir ,kan 1 nenek moyang dan ada marga sinaga , sihombing, simanjuntak …kenapa tidak ada marga sibucek ya? Kan satu turunan tartar. Lamunan saya terputus dengan bisikan salah satu ketua adat, “Pak Butce kan amang boru, jadi sebentar ikut tor tor ya?” Benar juga tidak lama kemudian saya dipanggil MC untuk maju ke depan dan menortor bersama para penari, another amang boru dan ketua imabac yang baru. “Silahkan maju amang boru Butce “ Saya mengangguk….iya saya bukan orang lain tapi dikalangan orang sendiri.
Oleh Butce Lie