Saat disekolah dulu saya diajar oleh seorang dosen yang rasis. Tapi saya ada belajar sesuatu yang penting dari dia. Yakni menentukan pokok permasalahannya dalam suatu problem solving. Jadi walaupun saya telah diperlakukan rasis, tapi saya bisa memanfaatkan pengajarannya. Tentu saya tidak perlu menghormati dosen semacam itu, tapi pelajaran yang diberinya membuat saya lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Kalau kita lihat persoalan Indonesia, seperti yang saya katakan terdahulu, adalah KORUPSI.
Korupsi ini bisa menyebabkan akibat yang super kompleks. Sehingga , kalau kita tidak pakai otak, maka kita hanya buang waktu, tenaga, serta material secara percuma.
Manifestasi dari tindakan koruptif diantaranya menghasilkan kesenjangan ekonomi. Banyak orang hanya terpaku pada terobosan sementara yaitu “Bansos” dan sumbangan uang, kepada rakyat miskin. Padahal yang punya problem bukan hanya rakyat miskin (wong cilik) saja. Tapi semua strata enonomi dalam masyarakat terkena dampaknya.
kalau mau kita perhatikan, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, serta layanan kesehatan dan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat, hal itu bermula dari ketidak mampuan negara menyalurkan fasilitas demi kesekahteraan rakyat.
Katanya Indonesia adalah negeri yang kaya raya atas sumber daya alam nya , dan letak geografis yang strategis diantara lautan dan benua. Harusnya Indonesia kalau di kelola secara bijaksana, bisa mendanai kesejahteraan dasar buat rakyatnya. Tentu tidak sampai harus ke tingkat kaya raya, Kalau siapa yang mau cari kaya raya silahkan saja usaha sendiri. Yang kita bicarakan disini adalah untuk kesejahteraan dasar saja, sandang papan dan pangan.
Kesejahteraan dasar itu bisa didanai oleh negara kalau negara mempunyai surplus. Yang namanya surplus ini tentunya akan didapatkan dari pendapatan negara yang cukup, dan tidak bocor. Nah kalau kita bicara bocor, maka penyelenggara negara secara kolektif harus mencegah perilaku koruptif didalam mental mereka. Peraturan dibuat oleh legislatif tidak berbelit-belit dan jangan sampai ada banyak loop hole yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang.
Kalau sudah bicara orang-orang , maka tentunya harus menyentuh orang-orang yang bermental benar bersih dan tulus, serta mau kerja keras. Manusia adalah golongan mahluk yang hidup bersosial, bukan solitair. Untuk itu mereka memerlukan pemimpinnya yang bisa memberi contoh baik, tapi tetap masih mau turun kebawah mendengarkan input dari segala lapisan masyarakat.
Sudah selama 60 tahun Indonesia tidak mempunyai pemimpin berkarakter seperti itu, yang bukan hanya beretorika dalam pidatonya saja, tapi kerja nyata yang dibutuhkan.
Nah sosok keteladan seperti ini sekarang hanya ada di Jokowi, Tuhan masih sayang kepada Indonesia, maka dikondisikanlah seorang Jokowi ditengah kita saat ini. Tinggal kita sekarang yang harus menerima, dan mengawal Jokowi menjadi RI1, sebagai tindakan konkrit kita.
Semoga Indonesia masih tetap dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
salam,
Dr.Irawan.
Hanya JOKOWI Saja yang pantas menjadi Presiden Indonesia……..