Perjalanan Karir Sigit Samsu, Tokoh Penggagas dan Pendorong Program Kedelai Nasional, FK UNEJ


Perjalanan Karir Sigit Samsu, Tokoh Penggagas dan Pendorong Program Kedelai Nasional, FK UNEJ

dilaporkan: Setiawan Liu

Tangerang Selatan, 22 Juli 2023/Indonesia Media – Masa-masa alm. Soeharto (presiden ke II Republik Indonesia; Maret 1967 –Mei 1998) membangun program ketahanan pangan serta peletakan dasar-dasar pembangunan pertanian yang benar masih terngiang di kepalanya CEO Berkah Maju Sejahtera (Aerostarjet Aviation) exclusive Air Charter Provider, Sigit Samsu. Pengalaman ketika ia didorong menggeluti ilmu pertanian di Wageningen University and Research (WUR) Belanda membekas dalam ingatan hingga kini. Ia sempat mempelajari infrastruktur pertanian di Jember, Jawa Timur yang dibangun Belanda. “Saya pelajari di Wageningen, itu (infrastruktur pertanian) yang terbaik. Kedua terbaik, yakni Merauke (Papua Selatan) dengan luas mencapai satu juta hektar. Infrastruktur (di Merauke), irigasi, drainase sudah dibangun Belanda,” kata Sigit kepada Redaksi.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur pertanian pada zaman kolonial Belanda, sejarah punya cerita lain. Karena selama ini, banyak yang melihat bahwa Papua dipertahankan mati-matian oleh Belanda. Tetapi upaya keras Belanda mempertahankan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) sampai mereka ingkar janji sama Indonesia, karena rencana pembangunan gudang pangan di Merauke. Sehingga ketika kembali ke Indonesia (selesai studi di WUR), ia sodori program pembangunan pertanian industry kepada Soeharto. “Saya bikin program kedelai nasional. Saya berhasil buat empat varietas, dan sampai pada tataran nasional. Lalu, program tersebut juga dibawa ke Jember,” kata President Indonesian Flying Club (IFC)

Ia juga sempat temu Siswono Yudo Husodo (Menteri Negara Perumahan Rakyat; 1988 – 1993) saat mengurusi program kedelai nasional. Baginya, Siswono dianggap sangat mengerti seluk beluk usaha pertanian. Setelah itu, kegiatan pertaniannya bekerjasama dengan fakultas pertanian Universitas Negeri Jember (UNEJ). Setelah itu, ia sempat temu diskusi dengan Rektor UNEJ terutama mengenai pengembangan UNEJ ke depannya. Dari obrolan dan diskusi, akhirnya mencuat ide pembukaan fakultas kedokteran (FK) UNEJ. “Ide tersebut, hanya sebatas celetukan saya saja. Padahal Rektornya saat itu mengaku sudah pernah mengajukan izin, tapi tidak dikabulkan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Saya suruh ajukan kedua kalinya,” kata alumni fakultas teknik mesin Univ. Trisakti Jakarta Barat.

Rektor sempat bertanya balik, kira-kira siapa sosok yang bisa membantu kegiatan belajar mengajar pada FK UNEJ pada saat itu. Ia langsung sodori nama Prof. Satyanegara yang saat itu masih aktif sebagai dokter kepresidenan Soeharto. “Sementara saya juga dekat dengan pak Harto. kebetulan saat itu, saya ketua yayasan pengembangan UNEJ selama 23 tahun (1997 – 2020),  sempat juga sebagai sekretaris dewan penyantun,” kata kolektor kolektor motor-motor lawas.

Setelah sepakat mengundang Prof. Satyanegara, ia langsung bergerak membawa ‘batok’ (kotak sumbangan) ke beberapa perusahaan rokok, antara lain Tjap Gudang Garam, Bentoel Group, Sampoerna. Semua uang yang terkumpul dari sumbangan perusahaan rokok di Jawa Timur, diserahkan dan dikelola Yayasan. Saat itu juga, UNEJ sudah punya fakultas kedokteran gigi (FKG). Sehingga Yayasan memutuskan untuk saling pinjam sarana prasarana kegiatan belajar mengajar FK dan FKG terutama laboratorium. Setelah itu, ide Rektor, Yayasan, Dewan Penyantun mengembangkan ide lain, yakni pembangunan Jember University Business Center (JUBC) untuk lebih semakin mewujudkan berbagai ide ‘gila’. “Kami mendirikan JUBC, lalu keluar marketing kit, tugas yang berat. Tapi program kerja terus berjalan, bahkan sambil mengerjakan campus center. Program studi pendidikan dokter (PSPD) butuh biaya besar. Saya dorong utk tetap bekerja, setahap demi setahap,” kata pendiri Pamulang Integrated Farming

Lalu ide almarhum prof Kabul Santoso muncul lagi, yakni kegiatan research sharing untuk optimasi berbagai fasilitas kampus untuk PSPD. Artinya, PSPB bisa pinjam dari berbagai fakultas, termasuk fakultas sastra. Kita pinjam fasilitas lab dasar yang dimiliki FKG UNEJ. Prof Kabul masih belum puas, dan mencuat ide pembangunan rumpun ilmu kesehatan. Sehingga dibangun juga fakultas farmasi, keperawatan, kesehatan masyarakat. Sehingga, sejak FK UNEJ berdiri pada tahun 2000, sudah meluluskan lebih dari 1.300 dokter. “FK UNEJ juga memiliki visi menjadi lembaga pendidikan yang unggul dalam bidang agromedis di Asia Tenggara,” kata pendamping Soeharto kelola Kebun Mini di halaman Bina Graha Komplek Istana Kepresidenan (1990 – 1998). (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *