Perayaan Waisak DhammaCakraTra 2555/2011


 

Anak2 Sekolah Minggu

Dengan gayanya yang santai dan kocak, Bhante Channya (Dr Phramahachannya Khongchinda)  mengawali dan menutup Dhamma desana nya dengan mengambil kutipan baris terakhir dari Dhammapada 202  :  NATHI SANTIPARAM SUKHAM yang artinya TIADA KEBAHAGIAAN YANG LEBIH TINGGI DARI KEDAMAIAN, sesuai dengan thema waisak 2555/2011 yang diadakan oleh DhammaCakraTra Buddhist Community Center, suatu organisasi nirlaba buddhist Indonesia, yaitu “Kebahagiaan dalam agama Buddha”.

Perayaan Waisak ini diadakan pada tanggal 4 Juni 2011 di wat Buddhapanya yang berlokasi di Pomona. Beliau menganjurkan kita sebagai umat Buddha untuk mempraktekkan ajaran2 Sang Buddha (Dhamma) dalam kehidupan se hari hari.

Buddhism adalah Way of Life. Konsep happiness/kebahagiaan dalam agama Buddha, seperti yang Sang Buddha ucapkan
1. Harmony brings happiness, harmoni membawa kebahagiaan
2. To do merit gains happiness, melakukan perbuatan baik/jasa baik memdapatkan kebahagiaan
3. Simplicity brings happiness, kesederhanaan membawa kebahagiaan.
Beliau memberi contoh bahwa Siddharta Gautama, dilahirkan, mencapai penerangan sempurna dan parinibbana/wafat dibawah pohon.

3 peristiwa penting ini yang diperingati sebagai hari Tri Suci Waisak yang waktunya sama bertepatan dengan terang bulan di bulan waisaka atau bulan ke lima.

Perayaan Waisak DhammaCakratra (DCT) kali ini tampil agak berbeda, dimana para hadirin / umat duduk dikursi. Tapi hal ini tidak mengurangi hikmadnya anak anak sekolah minggu DCT yang mengawali perayaan dengan membawa persembahan  berupa lilin, bunga, buah, air dan dupa tepat pada pukul 4.10 PM.

Dilanjutkan dengan penyalaan lilin lima warna dan dupa oleh pemimpin kebaktian. Setelah membacakan paritta penghormatan pada Sang Buddha serta paritta khusus untuk Waisaka, sambil membawa lilin dan dupa, dipimpin oleh para Bhikkhu Sangha, umat melakukan pradaksina, yaitu penghormatan pada sang Buddha dengan mengelilingi dhamma sala sebanyak 3 kali.

Kemudian  hadirin memohon kepada Bhante Channya untuk memberikan Dhamma desana.  Beliau mengatakan sangat senang dengan berkumpulnya banyak orang dengan latar belakang yang berbeda, tanpa memandang tingkatan dan ras, seperti aliran air sungai yang berkumpul ke lautan, dengan tujuan yang sama yaitu mencapai kedamaian.

Beliau juga menekankan perlunya hidup sederhana tetapi pikiran yang tinggi, simple living, thinking higher. Kalau kita mendapat kesulitan dalam hidup, atau masalah dalam kehidupan se hari hari, selalu ingat akan triple A. Yaitu Awakening, Awareness dan Alertness. Sadar, hati2 dan waspada.

Setiap orang pada dasarnya sudah mempunyai kedamaian didalam dirinya, tapi kadang2 belum di aktifkan, seperti contohnya credit card, kalau belum diaktifkan maka belum berlaku. Demikian juga kedamaian yang ada dalam diri seseorang harus diaktifkan untuk dapat lebih berkembang. Cara mengaktifkannya yaitu dengan bermeditasi.

Beliau juga mengatakan bahwa harta kekayaan tidak membuat seseorang bahagia, baju yang indah, mobil yang mewah, tetapi kalau dalam hati penuh rasa amarah, maka tidak akan bahagia dan damai. Kita harus membuka mata, membuka pikiran, tarik napas, dengan sadar, buang napas dengan waspada, dan hati2.

Dengan berlatih meditasi pernafasan ini kita bisa mengembangkan dan mendapatkan kedamaian.  Berusahalah untuk selalu tersenyum, karena senyum adalah reflek dari kebahagiaan, senyum mencerminkan cinta kasih yang universal, yang tidak berkondisi dan tidak terbatas.

Dihadiri oleh enam orang Bhikkhu dari tiga vihara, yaitu dua Bhikkhu dari wat Buddhapannya, satu dari wat Buddhanimit dan tiga dari wat Suddhavasa, dan berasal dari tiga negara yaitu Thailand, Korea dan Indonesia, perayaan waisak ini penuh diisi dengan tawa bahagia dan harmoni. Kebahagiaan sudah terlihat dari awal sejak panitia mempersiapkan segala sesuatunya sebelum acara dimulai.

Seperti apa yang dikatakan oleh Bhante Channya, senyum adalah reflex dari kebahagiaan. Bhante juga mengingatkan untuk tidak menyelesaikan permasalahan dengan permasalahan yang lain. Kalau kita perhatikan kepala Buddha rupang (patung sang Buddha), dimana ada satu kerucut yang meruncing, itu adalah simbol dari kebijaksanaan, dimana disekitarnya banyak lingkaran2 kecil yang melambangkan permasalahan/problem.

Untuk menyelesaikan permasalahan pergunakanlah kebijaksaan/wisdom. Kalau kita menyelesaikan permasalahan dengan permasalahan lain, persoalan tidak akan selesai tetapi akan bertambah rumit.  Duduk, bermeditasi, gunakan triple A, dengan bijak pikirkan sebabnya masalah dan bagaimana menyelesaikan permasalahannya.

Jangan menyalahkan orang lain atau keadaan atau kondisi2 lainnya, tapi carilah jalan keluar penyelesaian nya. Dengan sebentar2 diiringi gelak tawa dari para hadirin/ umat, beliau mengatakan setiap orang pasti mengalami kesedihan, sakit ataupun penderitaan, berpikirlah bahwa itu semua hanya datang, timbul, ada dan akan hilang, semua kondisi adalah sama, datang dan pergi, tidak ada yang kekal.

Kalau kita ingat, sadar selalu itu adalah suatu proses maka kita tidak akan menderita berkepanjangan. Kalau sakit datang, kita bisa bilang selamat datang rasa sakit, sehingga kita tidak terlalu merasakan sakitnya. Kalau pikiran kita tenggelam kedalam delusion, maka kita tidak dapat berpikir dengan jernih, tidak bisa melihat mana yang betul atau salah.

Pada saat kita memberi penghormatan kepada sang Buddha, berpikirlah semoga saya bisa mengikuti ajaran2 sang Buddha, memiliki rasa cinta kasih, kejernihan pikiran dan kebijaksanaan. Yang akan membawa kebahagiaan ke orang2 disekitar saya, keluarga, teman sekerja dan lingkungan lainnya.

Dihadiri oleh lebih dari 100 umat/hadirin, Bapak Simuntarya Ang selaku Presiden/Ketua DhammaCakraTra, mengucapkan terima kasih kepada Bhante Channya dan seluruh panitia dan umat2 yang hadir untuk perayaan ini. Dalam uraian dhammanya, Bhante Channya juga berpesan untuk membaca sejarah dan biografi dari Sang Buddha. Bagaimana Siddharta Gautama tanpa menyerah mencari jalan untuk mencapai penerangan sempurna. Sebelum parinibbana/wafat, beliau berujar, apabila saya meninggal dunia, maka Dhamma dan Vinaya adalah guru mu, dan juga barang siapa melihat dhamma, mereka melihat saya.

Sesudah mendengarkan Dhamma desana, para hadirin bermeditasi selama 10 menit dipimpin oleh bhante Channya. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat2 Dhammapada 202 dan 204 oleh sdri Eva Hartono didampingi oleh 2 anak remaja yaitu Shinta Tanamas dan Jessica Novia  dalam bahasa Pali, Inggris dan Indonesia. Upacara/ kebaktian ditutup dengan pemercikan air suci oleh Bhante Dhammasayo,  disusul dengan mengumandangkan lagu Malam Suci Waisak bersama dan foto bersama.

Kemeriahan perayaan waisak ini juga bertambah dengan hadirnya Bapak Fiki Octavio, Konsul penerangan, sosial dan budaya RI beserta ibu dan staf, dalam acara ramah tamah. Bapak Fiki mewakili bapak Konsul Jendral Hadi Martono yang berhalangan. Dalam kata sambutannya beliau mengatakan merasa senang dapat ikut berpartsipasi dalam peringatan peristiwa penting dalam agama Buddha ini. Beliau beserta ibu juga sangat menikmati drama singkat dari anak2 dan remaja DCT. Acara ramah tamah ini dimulai dengan paduan suara bapak2 dan ibu2 yang mengumandangkan lagu Malam Suci Waisak versi 2, drama singkat tentang Angulimala dan paduan suara anak2 dan remaja. Kegiatan ramah tamah ini, semua dilaksanakan dibawah pohon yang rindang disertai dengan hembusan angin yang sepoi2, menambah keceriaan seluruh para hadirin. Tidak terasa matahari hampir terbenam, perut mulai menagih, panitia siap sudah dengan masakan khas Indonesia, antara lain daun singkong dan es cendol.

Ternyata acara belum selesai, sambil menikmati makan malam, kuis berhadiah menanti anda dengan pertanyaan2 yang menyangkut pengetahuan anda tentang Borodubur, agama Buddha, sampai2 nama  abbot wat Buddhapanna serta yang ber ulang tahun di tanggal 4, yang harus dibuktikan dengan ID. Nah kalau belum punya ID gimana dong pak….Duo anak dan ibu sebagai ketua dan wakil ketua menutup keseluruhan acara ini dengan kata sambutannya, bravo Chintya Ganda dan Nani Subandi.

Dalam Dhammasala

Matahari terbenam sudah, para hadirin satu persatu meninggalkan lokasi dengan membawa kenangan masing2 serta juga bingkisan dari panitia yang berisi bunga teratai, teh dan beras serta patung Buddha mini, serta juga belanjaan dari team fundraising kita yang menjual makanan dan minuman Indonesia, bacang, kue pia, teh kotak, mie dll. Anumodana untuk semua yang hadir, para panitia yang telah bekerja keras, MC yang pro baik waktu upacara ataupun ramah tamah….. Jangan lupa akan pesan Bhante Channya, untuk selalu waspada ( be mindful ), mengikuti jejak sang Buddha yang penuh dengan cinta kasih yang tidak berkondisi (compassionate love) dengan orang2 disekitar kita, keluarga, teman2, tetangga dan lingkungan lainnya. Dan selalu melihat diri kedalam dan berusaha mengembangkan kemajuan diri sendiri. Self reliazation, self understanding, self developement and self knowing………

Natthi ragasamo aggi                       Tiada api yang dapat menyamai nafsu
Natthi dosasamo kali                        Tiada kejahatan yang dapat menyamai kebencian
Natthi khandasama dukkha               Tiada penderitaan yang dapat menyamai kelompok kehidupan (khanda)
Natthi santiparam sukham                Tiada kedamaian yang lebih tinggi dari kedamaian (nibbana)
                                                                                    Dhammapada 202

Aroggya parama labha                      Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar
Santutthi paramam dhanam              Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga
Vissasa parama nati                         Kepercayaan adalah saudara yang paling baik
Nibbanam paramam sukham             Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi
                                                                                    Dhammapada 204


Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *