Oleh: Anthony Hocktong Tjio. / IM
Dibawah langit California Selatan yang sempurna, cuaca disini memang
menjadi iri hati sedunia. Hari ini tanggal 4 Februari 2017, matahari cerah
dikesejukan angin bersilir-silir, suhu udara 65F atau 18C, ada kemeriahan
ratusan diaspora Indonesia merayakan Imlek bersama di satu sudut di timur
Metro Los Angeles.
Selama beberapa tahun ini ICAA (Indonesian Chinese American Association)
dibawah bimbingan Dr. Fritz Hong (Surabaya) dan INDONESIA MEDIA
pimpinan Dr. Ibrahim Irawan (Jakarta) meminjam lokasi di lapangan Glen A.
Wilson High School di Hacienda Heights, mengumpulkan ratusan sebangsa
kita dengan kehadiran perwakilan Konsulat Jendral Indonesia, mantan Duta
Besar Indonesia dan pembesar pemerintah Amerika setempat bersilaturahmi
dalam rangka perayaan Imlek, merupakan sehari yang bersorak kegirangan
bersama.
Diaspora Indonesia sudah menetap di daerah Los Angeles, boleh dikata
pelopornya dari alumni ITB yang semula berbondong hijrah di Monterey Park
pada pertengahan tahun 1960an, ini disusul oleh intelektual, saudagar, umat
Islam, Kristen dan Hindu dengan keluarga mereka kesini. Selama berpuluhan
tahun berbanting tulang, berjuang dan berkembang dengan keringat dan
airmata mereka didalam masyarakat Amerika ini, tidak sedetik pun yang tidak
masih merindukan budaya, makanan dan kebiasaan dari Tanah Air.
Dimana mereka berkumpul untuk berbagi perasaan baik asam manis
kehidupan maupun perhatian atas perkembangan di Indonesia, ini telah
menjalin kerakatan mereka semua diperantauan ini.
Boleh dikatakan bahwa Los Angeles sudah merupakan tanah air kedua bagi
kebanyakan keturunan Indonesia, dan mungkin juga disini sudah merupakan
pemukiman bangsa Indonesia yang terbesar di luar Tanah Air Nusantara.
Namun Los Angeles ini sangat luas, jarak dari utara ke selatan seperti dari
Surabaya ke Kediri, dan dari barat ke timur seperti jarak dari Lamongan ke
Pasuruan lewat Surabaya. Sanak family dan teman lama sangat tersebar di
daerah yang luas ini, pada umumnya hanya bisa kontak sewaktu-waktu
melalui tilpon saja.
Disinilah misi dan tujuan ICAA dan Indonesia Media yang mengadakan suatu
pertemuan besar untuk menemukan kita kembali, setidak-tidaknya setahun
sekali menunggang perayaan Imlek, biar kita dari segala jurusan di Los
Angeles bisa berkumpul sejenak di Hacienda Heights, diletak yang boleh
dikatakan strategis pertengahan.
Lengkap dengan tradisi Imlek dan segala perayaan tentu ada pertunjukan
Barongsai Tionghoa, lengkap dengan budaya Indonesia tentu ada kuliner
hidangan sate lontong dan semua yang bisa meredakan kerinduan pada
tanah air kita, dan untuk menghargai negeri Amerika yang sudi menampung
kita semua, lengkap dengan hiburan lagu dan line dancing mereka.
Kesemuaan itu tidak akan berarti bila tidak karena bisa ketemu sesama
teman lama dalam kesempatan ini, dengan demikianlah jerih payah panitia
tidak tersia-sia.
Keriang gembiraan warga Indonesia di Los Angeles hari ini, hanya bisa
dijelaskan dengan sebuah prakata Tionghoa: “普天同庆” Pu Tian Tong Qing
“The Joyous Jubilation Assembled Under The Sun”.
Semua foto diambil melalui lensa Leica smartphone Huaiwe P9.
Monerey Park, CA. 6 Februari 2017.
BERARTI CUKUP BANYAK MASYARAKAT TIONGHOA ASAL INDONESIA DI L A…….?
masyarakat Tionghoa asal Indonesia bukan saja banyak di L.A tapi diseluruh dunia Maju seperti Australia, New Zealand, German, Europe, France, Belgia Canada dan lain-lain, kalau diibaratkan dikategorikan Investor sudah berapa banyak yang Meninggalkan Indonesia ? berapa banyak yang memindahkan Bisnis dan Keuangannya ke LN ? karena lebih tenteram aman dan tenang bahagia demokrasi dan hak asasi yang tinggi