Penyesalan Bondan Winarno Soal Kata “Maknyus”


‘Maknyus,’ kata itu seolah melekat pada sosok Bondan Winarno. Sebuah program kuliner yang identik dengan berbagai hidangan lezat telah melambungkan nama.

Namun ternyata di balik ketenaran lewat tayangan tersebut, Bondan menyimpan satu penyesalan. “Penyesalan saya, kenapa selama ini saya nggak terlalu menyinggung soal gizi. Saya ngomong soal maknyus, kalau cari makanan harus yang maknyus. Tapi nggak ngomongin pentingnya gizi, padahal itu rohnya makan,” kata Bondan di kawasan Kalibata.

Sebagai seorang pengamat kuliner, Bondan tahu benar bagaimana pola konsumsi masyarakat Indonesia yang seringkali salah kaprah. Pengetahuan masyarakat yang minim seputar gizi membuatnya prihatin.

“Ibu-ibu yang hamil tak memperhatikan gizi. Mikirnya nanti saja kalau sudah lahir. Padahal pas hamil perkembangan jantung, sel-sel saraf berlangsung, kalau sudah lahir dan kebutuhannya tidak tercukupi, perubahannya ngga terlalu banyak.”

Tak hanya ibu hamil, masyarakat umum juga cenderung berpikir bahwa makanan bergizi berarti makanan yang mahal dan sulit terbeli. Padahal banyak cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, ancaman makanan dengan kandungan gizi rendah bahkan mencapai nol juga mengancam anak-anak yang terbiasa jajan di lingkungan sekolah. Akibatnya, berbagai penyakit siap mengancam penduduk Indonesia.

“Sebetulnya yang menjadi masalah sekarang adalah absennya pengetahuan gizi, ini luar biasa efeknya. Kota-kota besar di Indonesia terancam satu penyakit menakutkan, kanker usus.”

Isu-isu semacam itulah yang kemudian menggugah hati pria bernama lengkap Bondan Aryo Winarno untuk terjun ke ranah politik. Dia menjadi calon legislatif dari Partai Gerindra. Perjuangan mewujudkan Indonesia bergizi, itulah visi Bondan.

“Pemerintah harus melakukan intervensi gizi. Kartu JKS menunggu sakit baru dikasih, padahal kalau gizi baik orangnggak usah sakit,” kata Bondan yang bertarung di daerah pemilihan DKI II, melingkupi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri.

Pemilihan Umum luar negeri digelar lebih cepat dibandingkan Tanah Air. Terdekat adalah Hong Kong yang akan digelar 30 Maret mendatang. Untuk persiapan ini, Bondan mengaku fokus di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. “Saya pasang iklan di Hong Kong, Melbourne, dan juga Global Voice of Indonesia (GVI),” kata dia.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *