Kampanye terbuka Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, kemarin (Minggu, 23/3) semakin menegaskan sikap Gerindra yang kerap frontal terhadap lawan-lawan politiknya.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga dicapreskan, Prabowo Subianto, secara terbuka mengutarakan ketidaksukaannya kepada pihak lain lewat sajak “Asal Santun”, dan mengajak rakyat untuk tidak memilih “capres boneka”. Banyak orang memahami serangan itu diarahkan kepada Capres PDI Perjuangan, Joko Widodo.
Begini kira-kira bunyi sajak Asal Santun: Boleh bohong, asal santun. Boleh mencuri, asal santun. Boleh korupsi, asal santun. Boleh ingkar janji, asal santun. Boleh jual negeri, asal santun. Boleh menyerahkan kedaulatan negara, asal santun..”
Pengamat Politik Universitas Padjajaran, Muradi, memaparkan ada tiga hal yang harus dilihat dari pantun yang dilontarkan mantan Danjen Kopassus tersebut. Yang pertama, yakni tentang sikap kenegarawanan yang tidak ditunjukkan. Kedua, yakni tentang kepanikan dirinya menghadapi Pilpres 2014. Ketiga, yakni tentang rangkuman hasil survei hingga hari ini yang menunjukan Prabowo masih jauh di bawah Jokowi.
“Untuk sikap kenegarawanan, seharusnya Prabowo bisa menghargai politisi lain. Meski dituangkan dengan santun, namun tetap menunjuk ke pihak tertentu,” ujar Muradi, di kampus Unpad Bandung, Senin (24/3).
Muradi melihat sikap Prabowo kemarin bisa menjadi bumerang bagi pencapresan dirinya.
“Saya kira dia sudah memperlihatkan kepanikan, sehingga dibuat pantun yang ditujukan ke pihak tertentu. Meski memang Pilpres belum dimulai, sejumlah tokoh yang panik akan memulai opini negatif terhadap lawannya,” ujar Muradi.
Muradi berharap di sisa kampanye Pileg 2014 ini para politisi mengedepankan politik yang santun.
“Pantun Prabowo saya nilai juga sebagai bentuk reaksi dari hasil lembaga survei selama masa kampanye, di mana dirinya masih memiliki elektabilitas sekitar 11 persen, dibandingkan dengan Jokowi yang saat ini mencapai 20 persen,” pungkasnya.
sifat ke Meliteran latar belakang Prabowo yang membawa dia ada rasa Iri dan Mengeluarkan Sajak Asal Santun itu karena, Tidak Dapat Menerima Kenyataan bahwa Jokowi menjadi Lebih Populer dari Prabowo dan juga Kemungkinan Besar Sekali Jokowi berhasil menjadi Presiden dalam jangka waktu singkat Jokowi menjadi sepopuler sekarang ini
Pokoknya hidup Jokowi.
klo org yg bermoral pake bahasa santun pasti nyambung,klo sdh ga bermoral ,sdh tuli dg suara rakyat,bahasanya hrs tegas dan keras spt yg digunakan kalangan rakyat kebanyakan,baru kedengeran,itu yg dilakukan prabowo..