USKUPÂ Agung Semarang Monsinyur Johannes Pujasumarta Pr benar-benar tak kuasa menahan nafas, ketika sebuah pesan singkat muncul muncul di hadapan beliau.
Bunyinya amat-amat menyentak. “Bapa Uskup yth, mohon bantuannya. Gua Maria Sendang Pawitra Sinar Surya dirusak.Kepala patung Bunda Maria dipenggal,” begitu bunyi pesan singkat yang menyentak hati itu.
Gua Maria Sendang Pawitra Sinar Surya terletak di sebuah dusun dengan posisi menyelinap masuk sebuah gang sempit di tepi jalur utama Tawangmangu, pusat rekreasi terpopuler di kawasan Solo (Surakarta), Jawa Tengah.
Berita itu kiriman dari seorang umat di Semarang.
“Mohon bantuan Bapak Uskup menangani ini. Peristiwa ini sangat memprihatinkan sekali. Semoga mendapat jalan keluar terbaik. Terima kasih. Berkah Dalem,” lanjut pesan singkat itu
Berikutnya, muncul juga pesan singkat kiriman Romo Sunaryadi Pr dari Pastoran Gereja Santo Pius Karanganyar, Solo.
“Mohon maaf, Monsinyur. Ini speedy di pastoran lagi error. Saya harus memimpin misa dulu. Jadi informasinya masih sepotong-sepotong,” tulis Romo Sunar kepada Monsinyur Pujasumarta Pr.
“Sebagai gambaran,” tulis Romo Sunar lagi, “kejadian pemenggalan kepala patung Bunda Maria diperkirakan terjadi hari Rabu tanggal 14 Desember 2011 pada pukul 23.30. Patung Maria dipenggal (kepalanya). Kami tidak berhasil menemukan kepala penggalan itu,” tulis romo Paroki Santo Pius Karanganyar.
“Yang dirusak tidak hanya patung Bunda Maria, namun juga salib selebar 1.5 meter juga digotong dari tempatnya dan entah dibuang kemana. Begitu pua, patung-patung malaikat juga dirusak. Tempat-tempat air suci juga tak lupa dihancurkan,” lanjut Romo Sunar.
Apa komentar Uskup Agung Semarang mengenai insiden menyedihkan ini?
“Peristiwa perusakan patung tersebut telah melukai rasa keagamaan umat Katolik. Kita upayakan supaya pihak keamanan segera mengusut peristiwa tersebut dan menemukan pelaku perusakan, dan menindaknya selaras dengan hukum negara Pancasila. Salam, doa. Berkah Dalem,” demikian tulis Monsinyur Johannes Pujasumarta di sebuah milis paguyuban romo-romo diosesan Keuskupan Agung Semarang (Unio KAS), Â petang ini