Mgr. J. Sunarka SJ: Tak Perlu Marah dan Terprovokasi Sikapi Pemenggalan Kepala Patung Bunda Maria di Gua Maria Tawangmangu (4)


YANG tercinta teman-teman pecinta Bunda Maria, demikian Uskup Purwokerto Monsinyur Julianus Sunarka SJ, mengawali sapaannya kepada sekalian umat katolik dalam sebuah email di forum Keuskupan Purwokerto.

Monsinyur J. Sunarka SJ angkat bicara menyikapi berita pemenggalan kepala patung Bunda Maria di Gua Sendang Pawitra di Tawangmangu, Solo, Rabu (15/12) malam lalu.

“Dalam pengalaman imanku,” sambung Mgr. Sunarka SJ, “ aku mengajak Anda mendoakan orang yang merusak memenggal kepala arca Bunda Maria.

Menurut analisis dan pengalaman Monsinyur, umat katolik pada umumnya tidak akan marah-marah menyikapi berita perusakan tersebut. “Marilah kita menyerahkan orang yang merusak arca Bunda Maria (kepada pihak yang berwajib,” kata Monsinyur.

Uskup Purwokerto ini juga berkisah, kalau beberapa tahun silam  kejadian sama juga menimpa di sebuah gereja di kawasan Pantura di Jawa Tengah. Sebuah patung Santo Yusuf —suami Bunda Maria–juga kedapatan dipenggal kepalanya.

Apa yang terjadi kemudian?

Menurut Monsinyur,  umat katolik di paroki tersebut menyikapi peristiwa itu dengan hati lapang. “Mereka tenang-tenang dan berdoa menyerahkan peristiwa kepada Santo Yusup,” kisah Monsinyur.

Umat paroki tersebut juga tetap menjalankan keseharian penghayatan imanya dengan tenang dan aman. “Ini merupakan peristiwa ‘kemartiran’ Bunda Maria dan Santo Yusuf. Salam kasih dan doa,” kata Monsinyur Julianus Sunarka SJ mengakhiri tanggapannya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *