Ormas Islam dan Ahmadiyah Bentrok


KUNINGAN – Bentrok antara ormas Islam dan Jemaat Ahmadiyah pecah di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, kemarin (29/7). Perang batu membuat desa berpenduduk Ahmadiyah terbesar di Indonesia itu mencekam.

Seorang anggota Brimob dan tiga anggota ormas Islam terluka dalam peristiwa tersebut. Belum diketahui jumlah korban luka dari kubu Ahmadiyah.

Berdasar informasi di tempat kejadian, ribuan anggota gabungan ormas Islam dari FPI, MMI, FUI, Foskawal, Garis, Gapas, Gamas, dan Siluman berkumpul Masjid Al Huda, Desa Manis Lor, untuk beristighotsah kemarin pukul 07.30. Mereka berasal dari Majalengka, Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Banten.

Di hadapan ribuan warga, para ulama bergiliran berbicara, termasuk bupati dan Kapolres. Imbauan bupati agar persoalan Ahmadiyah diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah membuat sejumlah ormas tidak puas. Mereka beralasan, pemerintah daerah beberapa kali gagal menyegel masjid dan musala Ahmadiyah.

Dengan alasan sama, sejumlah ormas memilih bertempur membumihanguskan Ahmadiyah. Niat itu ternyata langsung dilaksanakan. Setelah istighotsah, mereka bergerak ke kompleks Ahmadiyah. Aparat keamanan kelabakan juga melihat hal itu.

Dua kompi Brimob langsung disiagakan untuk menghadang massa ormas Islam dalam jarak 500 meter dari titik pertahanan warga Ahmadiyah. Saat itu, ribuan pemuda Ahmadiyah juga bersiap menyambut.

Saling dorong antara ormas Islam dan pasukan Brimob tak terelakkan. Situasi kian tak terkendali saat massa ormas Islam menghujani pasukan Brimob dengan batu. Akibatnya, seorang anggota Brimob terluka serius di bagian pinggang. Karena terus digempur batu, pertahanan anggota Brimob akhirnya goyah dan kocar-kacir.

Setelah mendobrak barisan Brimob, massa ormas Islam merangsek ke arah ribuan warga Ahmadiyah yang juga siap tempur. Dalam jarak sekitar 60 meter, saling lempar batu pecah. Suasana Desa Manis Lor langsung mencekam.

Bentrok terus berlangsung hingga sekitar empat jam. Aksi dua kubu baru berhenti saat terdengar azan duhur dari masjid. Berkat negosiasi Kapolres dan jajarannya, dua kubu yang bertikai tersebut akhirnya membubarkan diri dan berkumpul di masjid masing-masing.

”Tiga rekan kami terluka. Saya tidak tahu berapa anggota Ahmadiyah yang terluka,” kata Ketua Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) Cirebon Ustad Andi Mulya saat ditemui di lokasi kejadian.

Begitu salat berjamaah selesai, massa ormas Islam yang akan melanjutkan penyerangan dihadang pasukan berlapis aparat kepolisian. Bentrok antara polisi dan massa ormas Islam hampir saja terjadi. Untung, mereka bisa ditenangkan pemimpinnya untuk diajak bernegosiasi dengan Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda di Balai Desa Manis Lor.

Dalam pertemuan di Balai Desa Manis Lor tersebut, bupati meminta agar ormas Islam menahan diri. Dia berjanji menutup seluruh tempat peribadatan Jemaat Ahmadiyah sebelum Ramadan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *