Opini: Pancasila Diera Teknologi


Keberhasilan pembangunan saat ini sangat dipengaruhi oleh penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek diperlukan pada hampir
semua sektor pembangunan seperti; industri, pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, transportasi, dan bioteknologi, tetapi apabila tidak dikelola dan dipahami
dengan baik tentunya perkembangan Iptek ini akan menimbulkan dampak yang
buruk. Satu hal yang perlu disadari kemajuan Iptek dapat
menimbulkan dampak yang positif dan negatif bagi kehidupan manusia, penilaian
tersebut tentu saja bersifat subyektif, karena tergantung kepada orang yang
menilainya. Misalnya sesuatu yang dinilai negatif oleh bangsa Indonesia, belum
tentu dinilai negatif oleh bangsa lain. Sebaliknya, sesuatu yang dinilai positif oleh
bangsa Indonesia, bisa saja dinilai berbeda oleh bangsa lain. Kemajuan Ilmu
pengetahuan, teknologi komunikasi dan informasi, telah membuat ruang lingkup
dunia menjadi semakin kecil bahkan batas antar negara seolah-olah pudar bahkan
menghilang. Sehingga orang tidak lagi berfikir hanya sebagai warga
kampung atau negara saja, melainkan sebagai warga dunia.
Sisi positifnya adalah, proses ini akan membuat orang tidak lagi
berwawasan sempit dan lokal khususnya dalam memecahkan persoalan,
manusia akan mencari referensi ke berbagai penjuru dunia guna menemukan solusi
yang tepat untuk permasalahanna. Seperti halnya juga dalam mencari pekerjaan
atau ilmu, manusia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan atau lembaga
pendidikan di kampungnya, kotanya, provinsinya, atau negaranya saja. Contoh
konkret dari kemajuan Iptek yang dapat dirasakan saat ini antara lain
semakin majunya tingkat kecerdasan dan kemampuan bangsa serta derasnya
arus pembaharuan kehidupan, terutama dalam bidang teknologi transportasi,
komunikasi dan informasi, misalnya saja perjalanan yang dulu menggunakan kapal
laut selama berminggu-minggu, kini sudah dapat dilakukan dalam waktu beberapa
hari saja saja menggunakan pesawat terbang, pembicaraan yang dulu hanya bisa
dilakukan dengan bertemu, kini manusia sudah dapat berbicara dengan seseorang
di mana saja dan dari mana saja demikian dengan berkirim surat/pesan yang
dulunya memakan waktu berhari-hari kini sudah bisa dilakukan hanya dalam
hitungan detik menggunakan Handphone, teknologi juga
memungkinkan manusia mampu melihat berbagai peristiwa dan informasi yang
terjadi di setiap belahan bumi serta mengakses informasi, termasuk ilmu dari
perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus keluar dari kamar secara cepat
menggunakan Satelit dan Internet.

Sementara itu, sisi negatifnya adalah perkembangan Iptek tersebut dapat
menggerogoti jati diri bangsa, karena inovasi di bidang Iptek kebanyakan terjadi di
negara lain yang memiliki nilai sosial, politik, dan budaya yang belum tentu sama
dengan nilai-nilai yang ada pada bangsa kita. Kendatipun teknologi itu sendiri dapat
dianggap netral atau bebas nilai, namun dari segi penerapan dan budaya yang
dibawa Iptek tersebut secara langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi
sehingga tidak dapat dikatakan selalu bebas nilai. Sebagai contoh, kemajuan
teknologi parabola telah memungkinkan semua orang dari berbagai kalangan dan
usia dapat mengakses saluran televisi (TV) luar negeri tanpa ada

sensor/batasan. Dengan adanya parabola, maka film bergenre dewasa dan
film kekerasan yang ditayangkan stasiun TV asing, dapat dilihat anak-anak tanpa
sensor dari petugas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang perlahan lahan juga
akan mempengaruhi pertumbuhan, pemahaman budaya bangsa, dan keputusan
dalam hal bersikap, berpakaian maupun berprilaku. Selain itu hal ini juga dapat
mempengaruhi para pemirsanya bahwa perselingkuhan dalam kehidupan suami istri
itu adalah hal yang biasa sebagaimana nilai yang terjadi di luar negeri,
kasus kekerasan akan dianggap lumrah dan bahkan bisa dijadikan sebagai salah
satu solusi untuk memecahkan masalah. Bahkan bukanlah hal yang baru, jika film
detektif dan kekerasan sering ditiru atau dijadikan ‘guru’ oleh para maling di
berbagai daerah di Indonesia.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi berdampak juga pada globalisasi cara
berfikir, sehingga manusia menjadi
tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsa dan agama nya. Kemudahan
memperoleh informasi juga telah menyebabkan seseorang mempelajari nilai-nilai
yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial,
ekonomi, budaya, politik maupun pertahanan dan keamanan. di bidang ekonomi,
misalnya, munculnya blok-blok perdagangan yang cenderung proteksionisme dan
diskriminatif, yang menghambat pemasaran hasil produksi dalam
negeri serta mendorong persaingan yang tidak sehat. Di bidang politik dan
pertahanan keamanan berpotensi menimbulkan rongrongan terhadap ideologi
Pancasila, Nasionalisme, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional, yang
dapat mengganggu kelancaran pembangunan dan stabilitas nasional. Dan di bidang
sosial budaya, masuknya nilai luar yang bertentangan dengan ajaran agama dan
nilai luhur budaya dan jati diri bangsa yang menimbulkan keraguan dalam
menentukan jati diri bangsa khususnya para generasi penerus bangsa. Kemudahan
untuk melakukan pembicaraan menggunakan perangkat handphone dan
smartphone malalui social media menjadikan manusia terlena dan lupa bagaimana
berinteraksi dalam dunia nyata, dan cenderung autis dengan lebih mengutamakan
handphone/smartphone nya dari pada orang yang ada disekitarnya. Kemudahan
mengakses informasi yang menjadikan ruang lingkup duni yang semakin sempit dan
seolah tanpa batas seolah menjadi jalur dua arah yang memberikan akses bagi
hacker, pornoaksi dan pornografi, serta transnational crime. Dan yang terburuk
adalah perkembangan iptek dengan segala kemudahannya tersebut semakin
mempertebal kesenjangan di masyarakat Indonesia, antara mereka yang menguasai
dan paham teknologi dengan mereka yang bahkan sama sekali tidak mengenal
teknologi.
Perkembangan dan perubahan serta gejolak perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan informasi yang ditandai oleh globalisasi bagaikan
pedang bermata dua yang akan berpengaruh pada cara penggunanya memahami
dan menguasainya. Karena perkembangan iptek tersebut mempunyai dampak yang
positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang
besar dan ditakdirkan untuk menjadi salah satu Negara Maju harus benar-benar
menguasai dan memahami iptek tersebut baik dari segi dampak dan
penanganannya, pengembangan, penggunaan dan lain sebagainya. agar globalisasi

dapat berdampak positif bagi penguatan jati diri bangsa, nasionalisme, nilai luhur
budaya dan sekaligus mampu menjadi pemacu kelancaran roda pembangunan
nasional dan sebagai katalisator untuk merubah bangsa yang kecil menjadi bangsa
yang besar

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

223 thoughts on “Opini: Pancasila Diera Teknologi

  1. James
    February 18, 2014 at 10:46 pm

    Pancasilanya saja sudah Luntur, Koruptor Tidak Memerlukan Pancasila, FPI juga gak perlu Pancasila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *