Nazar Sogok Pejabat KPK + Nazaruddin Inisiatif Datangi Komite Etik + Nazaruddin Akan Buka Borok KPK


JAKARTA — Satu per satu kebenaran ’’nyanyian” Muhammad Nazaruddin diurai. Kemarin (6/9) Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berusaha membongkar kasus suap mantan bendahara umum Partai Demokrat itu melalui Ketua KPK Busyro Muqoddas dan mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis. Kepada tim etik yang dipimpin Abdullah Hehamahua itu, Yulianis mengatakan bahwa Nazaruddin pernah meminta sejumlah uang untuk diberikan kepada orang yang diduga pejabat KPK berinisial CDR. ’’Tapi, dia nggak tahu siapa CDR,” kata Abdullah di gedung KPK kemarin (6/9). Yulianis juga tidak bisa memerinci jumlah uang yang diberikan Nazaruddin kepada oknum lembaga antikorupsi tersebut.

Dia pun tidak yakin apakah uang itu sampai atau tidak ke tangan CDR. Kata Abdullah, inisial CDR muncul saat Yulianis ditanya tentang siapa saja orang-orang yang pernah diberi uang oleh politikus yang menang dari dapil Jember itu. Mendapat pertanyaan seperti itu, Yulianis menyebutkan beberapa kode. Namun, saat pertanyaan mengerucut apakah ada duit yang diberikan kepada pimpinan KPK, Yulianis menyebut kode CDR. Kala itu Nazaruddin memerintah Yulianis untuk menyiapkan sejumlah uang cash yang akan diserahkan kepada seseorang yang berkode CDR.

Mendapat kode tersebut, komite etik langsung meminta Yulianis mengingat- ingat siapa inisial CDR. Namun, dia tidak bisa mengingatnya Sebab, kata dia, Nazaruddin selalu menyebut nama seseorang dengan kode. Dia tidak menerangkan siapa nama orang tersebut. Bahkan, saat tim komite etik menyebut satu per satu nama pimpinan KPK, termasuk Chandra M. Hamzah, Yulianis mengaku tidak tahu. Chandra M. Hamzah sendiri memang beberapa kali disebut Nazaruddin telah menerima uang dari dirinya. Saat masih buron di luar negeri, Nazaruddin terus ”menyerang” pimpinan KPK itu. Dia mengatakan, pada November 2010 Chandra berkunjung ke rumahnya dan menerima uang miliaran rupiah untuk mengamankan dugaan korupsi dalam proyek pengadaan seragam hansip pada Pemilu 2009. Dalam beberapa kesempatan Chandra membantah dirinya menerima uang dari Nazaruddin. Bahkan, dia menantang Nazaruddin agar membuktikan semua ucapannya. Hal senada diucapkan Abdullah.

 

Meski Yulianis mengatakan bahwa ada kode CDR, komite etik tidak menerima begitu saja. Apalagi, Yulianis juga mengatakan apakah sejumlah duit yang diminta bosnya itu benar-benar sampai ke tangan CDR. Abdullah menegaskan, satusatunya pihak yang mengetahui apakah ada aliran dana adalah Nazaruddin sendiri. Karena itu, dia berharap mantan bendahara Partai Demokrat itu mau membuka mulut dan memberikan keterangan yang dia tuduhkan selama ini kepada komite etik. Kapan Nazaruddin kembali diperiksa? Abdullah tidak bisa memastikannya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan para penyidik agar waktunya tidak bentrok dengan pemeriksaan penyidikan kasus suap. Lebih lanjut Abdullah menceritakan hasil pemeriksaan terhadap mantan anak buah Nazaruddin itu. Yulianis mengaku hampir setiap hari bosnya itu minta disiapkan uang Rp 30 miliar di dalam brankas. Nah, setiap sore uang itu diambil Nazaruddin yang kemudian dibagi-bagikan kepada pihak yang berkepentingan untuk memenangkan sejumlah proyek.

’’Kan perusahaan Nazaruddin banyak, proyeknya juga banyak. Yang ngambil Nazaruddin sendiri. Semuanya dalam bentuk cash,” ujarnya. Saking banyaknya uang yang diambil setiap hari, para karyawan menjuluki uang itu dengan sebutan uang bola. Sebab, semuanya dibungkus dengan kertas bak bola sepak. Kebiasaan-kebiasaan lain Nazaruddin dalam memimpin puluhan perusahaannya juga diungkap Yulianis. Menurut dia, Nazaruddin selalu bermain cantik dan bersih. ’’Kata Yulianis, dia (Nazaruddin) jarang sekali meninggalkan bukti-bukti kenakalannya,” beber Abdullah. Sebab, Nazaruddin melarang keras anak buahnya mencatat, menulis, dan merekam selama rapat berlangsung. Alat komunikasi pun dilarang keras beroperasi. ”Hanya Yulianis yang diminta mencatat saat rapat,” kata Abdullah. Busyro Muqoddas kemarin juga dimintai keterangan seputar hubungannya dengan Nazaruddin. Kepada tim etik, Busyro dengan tegas mengatakan belum pernah bertemu Nazaruddin, baik saat menjabat ketua KPK maupun ketua Komisi Yudisial.

Bahkan, saat beberapa kali bertandang ke komisi III untuk rapat dengar pendapat, Busyro pun mengaku tidak mengetahui sosok Nazaruddin. ’’Sebab, Nazar tidak pernah berbicara saat rapat di komisi III,” jelasnya. Bagaimana tuduhan kuasa hukum O.C. Kaligis yang mengatakan Busyro dan Nazaruddin pernah bertemu di Kemang untuk membahas calon pimpinan KPK? ’’Itu tidak benar. Nazaruddin juga membantahnya,” kata Abdullah. Selain itu, mantan dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia itu menerangkan, semua kasus yang ditangani KPK tidak ada rekayasa. Sebab, selama gelar perkara, semua pejabat KPK dihadirkan. Mulai penyidik, pimpinan, hingga direktur penyidikan dan deputi penindakan. Semua keputusan pun diambil bersama-sama. Sementara itu, dari sel Rutan Mako Brimob, Nazaruddin mengaku telah mendapat berkah selama Lebaran.

Tersangka kasus suap proyek wisma atlet SEA Games 2011 itu telah berubah pikiran dan akan menceritakan semua kasus yang dia ketahui. Melalui kuasa hukumnya, Dea Tunggaesti, Nazaruddin mengaku sangat senang. Sebab, saat hari raya dirinya diizinkan menjalankan salat Id di luar sel. Selain itu, ada kelonggaran untuk menemui sanak keluarga. ”Pak Nazar sekarang mempunyai kekuatan secara batin untuk bicara mengenai apa yang dia ketahui. Misalnya, tentang keterkaitan pejabat KPK serta orang-orang yang terkait lainnya,” kata Dea. ”Intinya, Pak Nazar bersedia ’buka-bukaan’ dan menceritakan apa yang dia ketahui,” imbuh anak buah O.C. Kaligis itu. Di sisi lain, pagi ini Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam, yang juga tersangka kasus suap wisma atlet, dijadwalkan menjalani sidang perdana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Erman Umar, kuasa hukum Wafid, saat dihubungi mengatakan bahwa jadwal sidang kliennya dimulai pada pukul 09.00 dengan agenda pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum. ”Mudah- mudahan sidang berjalan lancar,” katanya.

 

Nazaruddin Inisiatif Datangi Komite Etik

Pemeriksaan tersangka kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin oleh Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (8/9) siang  ternyata atas inisiatif Nazaruddin sendiri.

Demikian informasi yang didapat dari Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha. “Tadi kuasa hukumnya menelepon. Katanya, pak Nazarudin mau bicara. Sehingga, diagendakan pemeriksaan Kamis (8/9) siang ini,” kata Priharsa Nugraha, Kamis (8/9).

Nazaruddin akhirnya datang ke KPK sekitar jam 14.45 WIB. Dan mengatakan akan bicara apa adanya mengenai Pimpinan KPK. “Saya mau bicara apa adanya tentang pimpinan (KPK),” kata Nazaruddin ketika di gedung KPK, Jakarta, Kamis (8/9).

Pernyataan mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat tersebut diperkuat dengan pernyataan kuasa hukumnya, yaitu Otto Cornelis Kaligis. Kaligis mengatakan bahwa Nazaruddin menjanjikan akan memberikan testimoni terkait Ketua KPK, Busyro Muqoddas dan Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan, Chandra M.Hamzah.

“Dia (Nazaruddin) bilang kan (kata) Presiden kan harus terang benderang. Jadi, dia mau buka mengenai Busyro dan Chandra,” kata Kaligis di kantor KPK, Jakarta, Kamis (8/9).

Hanya saja, Kaligis enggan mengungkap hal apa saja yang akan diungkapkan oleh tersangka kasus suap proyek wisma atlet terkait dua pimpinan KPK tersebut.

Menurut Kaligis, testimoni yang akan disampaikan Nazaruddin tersebut akan didukung oleh bukti-bukti. Sehingga, tidak hanya sekadar omongan saja. “Ini saya lagi bawa bukti. Poinnya apa, you nggak boleh tahu,” ujar Kaligis

 

Nazaruddin Akan Buka Borok KPK

Tersangka kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin mengatakan akan bicara kepada Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semuanya mengenai tudingan yang pernah disampaikannya terkait adanya dugaan pelanggaran etik oleh pimpinan KPK.

“Saya mau bicara apa adanya tentang pimpinan (KPK),” kata Nazaruddin ketika di gedung KPK, Jakarta, Kamis (8/9).

Nazaruddin yang datang ke KPK sekitar jam 14.45 WIB terlihat mengenakan kemeja lengan panjang warna putih yang dipadu dengan celana jeans warna biru gelap.

Pemeriksaan Nazaruddin oleh Komite Etik KPK ini adalah pemeriksaan untuk kedua kalinya. Pada pemeriksaan pertama Nazaruddin memilih bungkam.

Hal senada diungkapkan kuasa hukum Nazaruddin, Otto Cornelis Kaligis. Menurut Kaligis, Nazaruddin menjanjikan akan memberikan testimoni terkait Ketua KPK, Busyro Muqoddas dan Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan, Chandra M.Hamzah.

“Dia (Nazaruddin) bilang kan (kata) Presiden kan harus terang benderang. Jadi, dia mau buka mengenai Busyro dan Chandra,” kata Kaligis di kantor KPK, Jakarta, Kamis (8/9).

Hanya saja, Kaligis enggan mengungkap hal apa saja yang akan diungkapkan oleh tersangka kasus suap proyek wisma atlet terkait dua pimpinan KPK tersebut.

Menurut Kaligis, testimoni yang akan disampaikan Nazaruddin tersebut akan didukung oleh bukti-bukti. Sehingga, tidak hanya sekadar omongan saja. “Ini saya lagi bawa bukti. Poinnya apa, you nggak boleh tahu,” ujar Kaligis.

Lebih lanjut, Kaligis mengaku tidak tahu mengapa kliennya tersebut akhirnya bersedia buka suara terkait dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh pimpinan KPK.

Tetapi, Kaligis membantah jika dikatakan keputusan kliennya untuk bicara dilatarbelakangi kesepakatan (deal) politik tertentu. “Saya tidak pernah ngatur-ngatur soal deal. Itu kan acara (pemeriksaan) saja, dia ditanya dia menjawab. Pertama kan Chandra mengaku tidak ketemu, dia akhirnya mengaku. Busyro juga nggak mengaku ketemu nanti kita liat apa yang dia (Nazaruddin) bilang,” tegas Kaligis.

Sebelumnya, Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha membenarkan bahwa pada Kamis (8/9) ini, Komite Etik akan memeriksa mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat tersebut. “Iya, benar,” kata Priharsa ketika dikonfirmasi apakah benar Nazaruddin dijadwalkan diperiksa pada Kamis (8/9) ini.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *