N E L S O N M A N D E L A ( R O L I H L A H L A )


 

Siapa yang tidak mengenal seorang pejuang Anti-Apartheid dan juga Mantan Presiden Afrika Se-
latan Nelson Mandela yang sedang dirawat di Rumah Sakit Pretoria Heart. Ini merupakan salah satu pera-
watan yang paling lama (kira-kira sebulan lebih) sejak Mandela bolak-balik dirawat sejak Desember 2012.

Pahlawan perjuangan Anti-Apartheid Afrika Selatan itu tercatat menderita infeksi paru-paru yang diakibat-
kan oleh tuberculosis (TBC) yang dideritanya ketika menjalani hukuman penjara pada masa kekuasaan Ap-
artheid. Marilah kita simak sekilas mengenai perjuangan dan riwayat hidup dari tokoh Nelson Mandela se-
perti berikut ini : Banyak orang kulit putih yang bermukim di Afrika Selatan. Mereka ini kebanyakan ada-
lah keturunan orang Belanda dan disebut bangsa Boer. Tahun 1948, Partai Nasional Afrikaner memenang-
kan pemilihan legislative. Partai ini dipimpin Daniel Francois Malan, seorang rasialis tulen. Ia memberlaku

kan kebijakan apartheid (dari bahasa Afrika yang berarti pemisahan golongan). Tahun 1949, dikeluarkan

Undang-undang Wilayah Kelompok yang menetapkan hak, pekerjaan, dan tempat tinggal yang diperboleh-
kan bagi orang kulit putih dan orang kulit hitam. Kaum kulit putih menjadi warga nomor satu, penguasa

tertinggi, serta mendapatkan rumah, pekerjaan, hak, dan kebebasan terbaik. Namun, hal itu tidak berlaku ba

gi warga kulit hitam. Orang kulit hitam menjadi warga rendahan yang bahkan tidak memiliki hak pilih da-
lam pemilihan umum. Keadaan ini kelak akan berubah dengan kehadiran seorang Nelson Mandela.

Nelson Mandela diberi nama julukan ‘ Rolihlahla ,’ yang berarti “Penyulut Kecacuan” ( Trouble-
maker ). Nelson nama yang diberikan oleh guru Inggris, Miss Mdingane, dan Mandela adalah nama famili.

Orang suka memanggilnya juga dengan ‘Madiba’ ( nama klan-nya ) yang lahir pada tanggal 18 Juli 1918 di

Umtata, Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan. Ayahnya yang bernama Gadla Henry Mphakanyiswa, ada-
lah seorang kepala suku berbahasa Xhosa. Ia memiliki empat isteri dan yang ketiga adalah ibu Mandela

yang bernama Nosekeni Fanny. Gadla Henry juga mempunyai tigabelas anak dari semua isteri. Empat laki-
laki dan sembilan perempuan dan yang paling kecil adalah Mandela. Setelah ayahnya meninggal pada 1930

dia diasuh salah seorang sanak keluarganya. Sebagai anak desa, dia banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan

di desa, seperti mengembala dan lain-lain.

Mandela kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Fort Hare. Disini dia terlibat dengan ak-
si protes mahasiswa yang menentang diskriminasi rasial. Kegiatan-kegiatan ini membuat dia dikeluarkan da

ri Universitas pada tahun 1940. Mulai saat itulah dia terus aktif dalam memperjuangkan persamaan hak ba-
gi kaum kulit hitam. Dia kemudian mengikuti kuliah jarak jauh di University of South Africa dan juga bela-
jar di University of Witwaterland, Johannesburg, meraih gelar hukum. Bersama Oliver Tambo, ia membuka

praktik ahli hukum dan menjadi pengacara kulit hitam pertama di Afrika Selatan.

Tahun 1944, Mandela menikah dengan isteri pertama yang bernama, Evelyn Ntoko Mase, lahir 18

May 1922 di Transkei, Afrika Selatan. Pada 19 Maret 1958, bercerai dengan Mandela dan meninggal 30

April, 2004 di Johannesburg. Juga pada tahun 1944, Mandela bergabung dengan partai politik ANC (Afri-
can National Congress), sebuah gerakan nasional yang terdiri dari berbagai warna kulit, yang memper-
juangkan perubahan demokratis di Afrika Selatan. Tahun 1952, ANC melancarkan kampanye pembangkan

gan menentang hukum apartheid di seluruh Afrika Selatan. Pada tahun itu juga Mandela berhasil menjadi

salah satu Deputi Presiden ANC dan Ketua Sukarela Nasional. Dia membagi ANC dalam banyak organisa-
si kecil dan mengajak lebih banyak orang untuk menentang politik apartheid. Awalnya dia memilih prog-
ram perlawanan pasif dan tanpa kekerasan, namun akhirnya dia berpikir bahwa untuk meruntuhkan apart-
heid, mungkin akan diperlukan perjuangan senjata. Tahun 1956, Mandela ditangkap dan dituduh berkhianat

serta antipemerintah. Namun kemudian, dia dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan.

Pada tanggal 14 Juni 1958, Mandela menikah lagi dengan isteri kedua yang bernama, Nomzamo

Winifred Zanyiwe Madikizela yang dipanggilnya ‘Winnie’ mengikuti Mandela dengan setia serta banyak

membantu perjuangan Anti-Apartheid. Winnie, kelahiran tanggal 26 September 1936 di Bizana, Orlando

West, South Africa. Mempunyai dua anak perempuan yang diberi nama, Zezani Mandela ( 4 Febr. 1959 )

dan Zindziswa ( Zeni )lahir 1961, yang menikah dengan Pangeran Thumbumuzi, anak Raja Sobhuza dari

Swaziland pada tahun 1978. Winnie bercerai dengan Mandela pada tahun 1996.

Tahun 1960, ANC bersama PAC (Pan Africanist Congress) mengerakkan demokrasi besar-besar

di seluruh negeri. Unjuk rasa ini berbuntut kericuhan. Polisi menembaki para demonstran di Sharpeville,

Johannesburg. Sekitar tujuh puluh orang tewas dan lebih dari 180 orang cedera. Pembantaian ini memicu

gejolak dan kemarahan dari semua warga kulit hitam. Protes, pemogokan, sampai kerusuhan terjadi di ma-
na-mana. Pemerintah segera memberlakukan keadaan darurat. ANC dan PAC dilarang dan sekitar 18.000

orang ditahan. PBB serta negara-negara di seluruh dunia mengecam tindakan Pemerintah Afrika Selatan.

Pada Desember 1961, didirikan sayap militer ANC yang bernama “Ujung Tombak Bangsa” den-

gan Nelson Mandela sebagai komandan tertingginya. Ia pergi ke Algeria dan mendapat pelatihan militer di

sana. Saat ia kembali ke Afrika Selatan pada 1962, dia segera ditangkap, diadili, dan dituduh memberontak.

Pada Juni 1962, Mandela dijatuhi hukuman penjara seumur-hidup. Dia dipenjara di Pulau Robben selama

delapan belas tahun, kemudian dipindah ke Penjara Pollmoor, lalu ke Penjara Victor Verster dengan penja-
gaan amat ketat. Meski dalam penjara, secara sembunyi-sembunyi dia masih bisa berhubungan dengan ke-
lompok-kelompok antiapartheid. Dia juga sempat menuliskan sebagian otobiografinya ( yang berjudul :

Long Walk To Freedom ) selama berada di tahanan.

Nelson Mandela terus menjadi simbol perlawanan terhadap politik apartheid. Gerakan antiapart-
Heid dan aksi-aksi demonstrasi terus menjalar di seluruh negeri. Para pemimpin dunia terus menuntut dan

mendesak pemerintahan Afrika Selatan untuk membebaskan Mandela. Tekanan luar biasa dari dalam dan

luar negeri ini akhirnya membuat pemerintah menyerah. Pada 2 February 1990, Presiden FW. De Klerk

mencabut pelarangan terhadap ANC. Setelah mendekam di penjara selama kurang lebih 27 tahun, akhirnya

Mandela dibebaskan pada 11 Februari 1990 dari Penjara Victor Verster. Kerumunan besar orang menyam-
but pembebasan Mandela dan menunjukkan dukungannya.

Pada 1992 diadakan referendum khusus warga kulit putih tentang hak pemungutan suara. Lebih

dari dua pertiga pemilih menyatakan bahwa semua orang berhak mengikuti pemilihan, termasuk warga ku-
lit hitam yang dahulu tidak pernah dilibatkan dalam proses politik. Nelson Mandela pada 1993 dianugerahi

Nobel Perdamaian atas jasanya dalam memperjuangkan hak-hak kaum kulit hitam serta menghapuskan di-
skriminasi rasial yang berlaku di Afrika Selatan.

Afrika Selatan adalah sebuah negara yang dihuni mayoritas warga kulit hitam, namun diperintah

minoritas kaum kulit putih. Selama ratusan tahun warga kulit hitam sama sekali tidak memiliki hak dalam

berpolitik. Namun, pada 1994 diselenggarakan proses pemilihan umum bebas pertama kali di Afrika Sela-
tan. ANC memenangi pemilihan dan Nelson Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Afri-
ka Selatan. Setelah menjabat Presiden Mandela menikah lagi dengan isteri yang ke-tiga adalah Graca Sim-
bine Machel yang lahir tanggal 17 Oktober 1945 di Gaza, Mozambique. (Menikah 1998 sampai sekarang).

Nelson ‘Rolihlahla’ Mandela mempunyai enam anak, serta duapuluh satu cucu dan tiga cicit sekarang ini.

Saat itu muncul rasa takut di kalangan minoritas kulit putih akan pembalasan dendam dari warga

kulit hitam. Namun, Nelson Mandela dengan kebesaran jiwa, kekuatan moral, dan integritasnya, berhasil

meyakinkan warga kulit putih bahwa kekhawatiran mereka tidak akan terjadi. Meski telah dianiaya dan di-
penjara selama hampir 27 tahun, Nelson Mandela sama sekali tidak berkeinginan untuk membalas ketidak-
adilan tersebut. Jiwa besar dan sikap pemaaf Mandela ini telah menginspirasi dan menjadi teladan bagi juta

an orang kulit hitam di Afrika Selatan. Kebijaksanaan Mandela berhasil menciptakan rekonsiliasi, perdamai

an, serta menyatukan negara yang dihuni oleh dua warna kulit yang berbeda itu. Jiwa besar dan sikap kene-
garawan Mandela tampak jelas dalam pernyataannya yang berbunyi : “Saya mengharapkan demokrasi dan

masyarakat bebas yang ideal, dimana setiap orang hidup bersama dalam harmoni dan mendapat kesempat-
an yang sama. Hal itulah yang ingin saya hidupkan dan saya capai. Jika perlu, untuk itu saya siap mati.”

Hanya perdamaian bagi negeri dan keadilan bagi semualah yang menjadi impian Mandela. Dia bu-
kanlah tipe orang yang haus akan kekuasaan dan menguasai negara demi mendapatkan keuntungan bagi di-
rinya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan penolakannya untuk dipilih kembali sebagai presiden pada pemili-
han umum di tahun 1999. Sekali lagi ia berhasil menunjukkan kebesaran jiwa dan intergritas kepemimpin-
annya. Nama Nelson Mandela sebagai pejuang kaum kulit hitam akan terus dikenang oleh dunia. Sikap dan

kebijaksanaannya senantiasa menginspirasi jutaan orang di dunia. “ Hidup, Nelson Mandela atau “Madiba,”

Selamat Ulang Tahun yang ke-95 dan Semoga cepat sembuh .”

Untuk yang terakhir bacalah humor ini, agar jangan terlalu tegang membaca Nelson Mandela.

Alkisah, di sebuah hutan (Afrika Selatan) ada 3 orang petualang kulit putih yang ditangkap oleh serom-
bongan suku primitive. Sebagai hukuman mereka disuruh mencari 1 macam buah tiap-tiap orang masing-
masing sebanyak 3 buah. Tak berapa lama kemudian petualang kulit putih pertama muncul sambil memba-
wa 3 buah semangka, disusul petualang kulit putih kedua membawa 3 buah strawberry. Ternyata hukuman

mereka yang sebenarnya adalah dilempar dengan menggunakan buah-buahan yang mereka bawa, dan me-
reka sama sekali tidak boleh mengeluarkan suara ataupun mengaduh saat dilempari. Pada lemparan perta-
ma dan kedua si petualang kulit putih pertama, masih bisa bertahan, tapi pada lemparan ketiga, semangka

itu mengenai kepalanya, maka tak ampun diapun berkata, “Aduh !!” Maka diapun dihukum mati. Lalu gili-
ran petualang kulit putih kedua, dia sih tenang-tenang saja karena yang dibawanya adalah strawberry. Maka

pada lemparan pertama dan kedua, dia hanya diam saja. Tapi pada saat akan dilempari dengan buah yang

ketiga, mendadak dia tertawa. Sehingga akhirnya dia pun dihukum mati. Pada perjalanan menuju ke akhirat

si petualang kulit putih kedua bertemu dengan petualang kulit putih pertama. Si petualang kulit putih

pertama keheranan lalu bertanya, “ Kamu khan hanya dilempari dengan strawberry, mengapa kamu

sampai bersuara ?” tanyanya. Si petualang kulit putih kedua pun menjawab, “ Iya memang aku cuma

dilempari strawberry, tapi pada saat mau dilempari yang ketiga itu, aku melihat petualang kulit putih

yang ketiga datang sambil membawa durian !!” Rasain sendiri deh, jika dilemparin durian kena muka !!!

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *