Lebih dari 2 juta Muslim dari seluruh dunia diperkirakan akan menjalankan ibadah haji tahun ini, namun muncul seruan di seluruh dunia untuk memboikot ibadah haji. Ritual ibadah haji akan dimulai pada 9 Agustus, namun sejumlah muslim memilih tidak berhaji karena kebijakan internal dan eksternal Arab Saudi, khususnya intervensi di Yaman, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa, dan penganiayaan terhadap aktivis dan pembelot.
Media Australia SBS baru-baru ini menampilkan wawancara dengan muslim Australia yang mengatakan mereka akan memboikot haji.
“Pergi beribadah haji akan berkontribusi secara finansial pada rezim Saudi, yang saat ini melakukan kekejaman massal di Yaman terhadap sesama muslim. Ini bukan tujuan ibadah haji sesungguhnya,” kata Fayaaz Rahman, seorang pembuat film berusia 31 tahun kepada SBS, dilansir dari laman Alaraby, Kamis (1/8).
Sementara itu seorang dosen Malaysia, Mukhriz Mat Rus mengatakan, pelanggaran HAM Arab Saudi mendorongnya berubah pikiran soal naik haji tahun ini, meskipun sebelumnya telah mendaftarkan diri di otoritas Malaysia.
“Komunitas muslim di seluruh dunia, di mana posisi kita dalam hal ini? Beberapa orang mengatakan mengesampingkan politik, tetapi saya tidak berpikir saya bisa mendamaikan itu,” katanya.
Salah satu tokoh agama Islam yang menyerukan boikot adalah imam besar Libya, Sadiq Al-Ghariani.
Umat Islam diwajibkan melaksanakan ibadah haji setidaknya sekali seumur hidup jika mereka mampu. Mereka juga dapat melakukan haji lagi jika mau.
Namun April lalu Ghariani menyatakan siapa pun yang melakukan haji untuk kedua kalinya akan berdosa karena uang yang mereka bayarkan ke Arab Saudi membantu rezim untuk melakukan kejahatan terhadap sesama Muslim.
Ghariani adalah penentang keras Jenderal Libya Khalifa Haftar, yang pasukannya memerangi pemerintah Perdana Menteri Fayez Sarraj yang diakui secara internasional untuk menguasai ibukota Libya, Tripoli. Arab Saudi adalah salah satu pendukung utama Haftar.
Ghariani juga menuding Arab Saudi membantai umat muslim Yaman. Serangan udara Arab Saudi membunuh warga sipil, dan di Sudan Saudi mendukung pemerintahan militer yang aparatnya membunuh pengunjuk rasa yang menyerukan pemerintahan sipil.
Sementara itu, pejabat senior Persatuan Imam Tunisia, Fadhel Ashour, juga menyerukan boikot. Dia mengatakan uang dari haji digunakan untuk membunuh dan menggusur masyarakat seperti yang terjadi di Yaman. Dia menyarankan warga Tunisia untuk membelanjakan uang mereka untuk membantu orang miskin di Tunisia.
Di Twitter, tagar #BoycottHajj menjadi trending di beberapa negara muslim. Seruan boikot juga datang dari anggota kongres Amerika Serikat, Ilhan Omar.
Beberapa pengguna Twitter menunjukkan boikot haji sebelumnya telah terjadi pada awal abad ke-20 sebagai tanggapan terhadap penghancuran makam di Makkah oleh para pengikut doktrin Wahhabi puritan.
Namun, pengguna Twitter lain mengkritik boikot tersebut. Mereka menilai boikot itu tidak akan efektif karena Arab Saudi memberikan visa haji kepada sejumlah orang. Haji dianggap sebagai sumber pendapatan vital bagi Arab Saudi, mencapai USD 20 miliar per tahun dan sebesar 20 persen dari PDB non-minyak. ( Mdk / IM )