Munarman Marah di Sidang Baasyir. Ada Sniper di Sidang Baasyir


Penasihat hukum Baasyir Munarman bersitegang dengan seorang Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dipimpin M Taufik. Munarman tidak terima namanya disebut-sebut JPU di persidangan. Kemarahan Munarman semakin membuncah ketika dirinya dianggap tidak memberikan penghormatan yang layak untuk seseorang yang telah meninggal.

“Tolong jangan bawa nama saya dalam perkara ini. Saudara jangan cengegesan,” kata Munarman dalam persidangan, Senin (7/3/2011).

Dalam persidangan, seorang JPU mengatakan keberatan atas pernyataan Munarman. Pernyataan Munarman hanya sebuah retorika yang kurang santun dan bersifat provokatif.

Selain itu pernyataan Munarman dinilai tidak menunjukkan seorang muslim yang semestinya memberikan penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal dunia dan terhadap malaikat sebagai mahkluk Allah.

Tak puas, usai persidangan Munarman langsung menghampiri JPU dan menunjuk-nunjuk tepat ke arah muka JPU. Tak jelas apa yang dikatakan Munarman saat itu karena suasana persidangan begitu riuh.

Sebelumnya diberitakan, Munarman menilai dakwaan terhadap Baasyir hanya kesimpulan jaksa penuntut umum. Munarman menilai apa yang diuraikan jaksa tidak pantas dijadikan rumusan dakwaan.

Poin dakwaan yang dimaksud Munarman adalah terkait pertemuan Ba’asyir dan Dulmatin. Poin itu menyebutkan Ba’asyir datang ke rumah toko (ruko) yang sudah ditentukan untuk bertemu Dulmatin. Kemudian Ba’asyir meminta dua orang lain di ruko itu keluar, karena Ba’asyir hanya ingin bicara berdua dengan Dulmatin

Yang dipersoalkan Murnarman, kalau benar Ba’asyir hanya bicara berdua dengan Dulmatin, mengapa jaksa bisa sampai tahu isi pembicaraan keduanya. Jaksa menyebutkan pembicaraan itu membahas soal pelatihan militer di Aceh.

“Apakah Densus, penyidik, dan jaksa melakukan pemeriksaan di dalam kubur terhadap Dulmatin? Atau Jaksa dan Densus mendapat bocoran malaikat?” kata Munarman, yang disambut sorakan para pendukung Ba’asyir.

Sidang Seperti Arena Perang, Kubu Baasyir Protes

Terdakwa tindak pidanaa terorisme Abu Bakar Baasyir memprotes terhadap pengamanan dirinya terutama saat pimpinan Jemaat Anshorut Tauhid (JAT) menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Direktur Media Center JAT, Sonhadi mengatakan, bahwa para pengunjung di persidangan lebih banyak yang tidak memakai identitas.

“Tempat duduk masih saja dipenuhi pengunjung tanpa identitas,” ujar Sonhadi.

Akibatnya, pihaknya menilai persidangan ini tidak tampak layaknya persidangan terbuka.

Belum lagi penematan beberapa sniper di area persidangan khususnya di Sekitar pengadilan jakarta Selatan sehingga suasana persidangan terkesan seperti arena perang.

“Bahkan anggota Brimob yang meneteng senjata serbu,” imbuhnya.

Seperti diketahui hari ini, Senin (7/3) sidang terdakwa terorisme Abu Bakar Baasyir kembali digelar dengan agenda tanggapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas eksepsi Pimpinan Jemaah Anshorut Tauhid (JAT) ini.

Pengacara Baayir dari TPM, M Assegaf mengatakan, sidang Baasyir bakal dilaksakan pada pukul 10.00 WIB di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Ada Sniper di Sidang Baasyir

Polda Metro Jaya membenarkan adanya penembak jitu atau sniper dalam persidangan terdakwa Abu Bakar Baasyir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (7/3). Pasukan khusus tersebut diturunkan untuk mengamankan jalannya sidang.

“Kepolisian sudah mengatisipasi kemungkinan-kemungkinan risiko yang timbul. Kami tidak mau dianggap lalai,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Djafar ketika dihubungi.

Baharudin menegaskan bila setiap persidangan teroris dilakukan perlakuan khusus. Dirinya menambahkan pengamanan sidang tadi berjumlah 1.600-2.000 personel dari berbagai unsur. “Kami akan lihat situasi, untuk pengamanan sidang berikutnya,” ujarnya.

Terkait diterjunkannya penembak jitu dalam persidangan Baasyir, Baharudin mengatakan pihaknya mengacu pada Protab 01 tentang penanggulangan tindakan anarkis. “Kami turunkan sniper untuk mengamankan sidang,” ujarnya.

Sebelumnya Direktur Jamaat Anshorut Tauhid (JAT) Media Center , Son Hadi menyampaikan protes keras terhadap pola pengamanan persidangan oleh aparat keaman terutama di ruang persidangan. Menurutnya banyak pengunjung tanpa indetitas memenuhi ruang sidang sehingga tidak nampak lagi sebagai persidangan terbuka.

“Ditambah lagi bertebarannya sniper sehingga lebih terkesan arena perang daripada sebuah pengamanan persidangan,” ujarnya.

Sonhadi juga menambahkan beberapa anggota brimob menenteng senjata serbu di arena persidangan. “Bukankah membawa senjata termasuk larangan dan melanggar tata tertib pengadilan,” ujarnya.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *