Mindset SKK Migas antara Target Lifting Migas dan Effort 


Mindset SKK Migas antara Target Lifting Migas dan Effort 

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 23 Agustus 2023/Indonesia Media – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membangun mindset bisnis yakni keseimbangan perbandingan target lifting minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dengan realisasinya. “mindset kami, mencanangkan target (lifting) 625 ribu BOPD, tapi realisasi bisa mencapai 630 ribu BOPD, itu lebih worth it. Ketimbang kami terus diberi target yang luar biasa. Tapi effort kita yang juga luar biasa, tidak tercapai,” Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan kepada Redaksi.

Indonesia perlu mempercepat pengembangan lapangan migas untuk memenuhi kebutuhan domestik yang terus meningkat seiring target Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia, sesuai Visi Indonesia 2045.  Jika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas. “Waktu rapat dengan komisi VII DPR RI, kami ditantang untuk bisa menentukan asumsi produksi tahun 2024. Kami punya historical data, antara target APBN dan realisasi lifting migas, selalu ada gap dari tahun ke tahun,” kata Nanang Abdul Manaf.

Upaya pencapaian target tersebut, SKK Migas bekerjasama dengan stakeholder terkait melakukan langkah-langkah yang dapat mempercepat realisasi kegiatan di lapangan. Selain mengusahakan percepatan proses, juga diusahakan adanya peraturan yang dapat meningkatnya daya saing industri hulu migas dan dukungan insentif agar kegiatan investasi hulu migas di Indonesia semakin menarik. “Dari mindset, kami mencoba bagaimana (pencanangan) target (lifting) bisa lebih realistis. Angka (realisasi, target lifting) betul-betul disesuaikan technical, budget, dan hitungan untuk menentukan kemampuan SKK Migas,” kata Nanang Abdul Manaf di sela Media Briefing.

Ternyata faktanya, kondisi pada tahun 2024, tidak ada proyek pengembangan lapangan migas yang baru dan significant. Tidak ada proyek yang bisa memberikan kontribusi 20 – 22 ribu BOPD, on-stream tahun 2025. Tahun 2024, kondisinya belum ada lagi proyek seperti Lapangan migas Banyu Urip (yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited di Kabupaten Bojonegoro), Lapangan Hidayah (bagian dari Wilayah Kerja North Madura II). “Kita memang survival. Tapi di sisi lain, karena outlook nya (lifting) mencapai 621 ribu BOPD, sesuai penetapan target,” kata Nanang Abdul Manaf. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *