MBC sebagai landmark & benchmark usaha perikanan di PPS


MBC sebagai landmark & benchmark usaha perikanan di PPS

Dilaporkan: Setiawan Liu

 

Jakarta, 10 Januari 2022/Indonesia Media – Gedung MBC (Muara Baru Centre) di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Muara Baru Penjaringan Jakarta Utara belum terlalu tua karena mulai operasional sekitar tahun 2000, tapi menjadi landmark & benchmark berbagai kegiatan usaha penunjang perikanan tangkap, pengelolaan. Sebagaimana arsitektur MBC yang besar, massif, mudah dilihat dan monumental sehingga menjadi landmark atau acuan. MBC menjadi benchmark atau tolak ukur denyut nadi bisnis para pelaku usaha perikanan, dari skala kecil sampai besar. Salah satunya, perusahaan supplier berbagai suku cadang kapal termasuk kemudi, hydraulic steering system dan lain sebagainya. “Kami order (kemudi) local, tepatnya (produksi) Tegal, Jawa Tengah. Semuanya harus ready stock (tersedia). Hubungan kami sudah berlangsung lama dengan para pemilik kapal di Muara Baru. (perdagangan) harus instant (cepat), begitu (kondisi kapal) di laut mengalami kerusakan, mereka beli produk kami,” kata pemilik usaha Muara Teknik di Blok B MBC, Suhari mengatakan kepada Redaksi.

 

Prinsip ready stock dan menjaga hubungan baik yang sudah berlangsung lama merupakan kunci bisnis para pelaku usaha di MBC. Misalkan kebutuhan kemudi, kalau pemilik kapal order di luar MBC, (supplier) harus mengukur lagi. Hal ini bisa mengganggu kelancaran usaha. “Karena sekarang, pemilik kapal selalu mau pesan cepat, nggak mau tunggu. Pemilik kapal pinisi di pelabuhan Sunda Kelapa juga pesan dari kami. Kapal tugboat juga pesan dari kami. Kami juga produksi penarik benang pancing jarak jauh dan lain sebagainya. Setiap desain (produk) termasuk kemudi, hydraulic harus balance,” kata Suhari.

 

Denyut nadi perekonomian PPS yang diresmikan oleh presiden ke-2 RI, alm. Soeharto (Maret 1968 – Mei 1998) pada thn 1985, berbanding terbalik dengan kondisi sarana prasarana dan upaya maintenance (perawatan). Padahal, Gedung MBC merupakan jantung kegiatan perekonomian khususnya sektor perikanan tangkap. Karena bisnis dan perdagangan ikan semakin melesat, termasuk kebutuhan bahan bakar solar sampai akhirnya menggerus berbagai sarana prasarana termasuk MBC. RTH (ruang terbuka hijau) tergerus, dan akhirnya berdampak pada disfungsi septic tank, toilet, corridor, dan lain sebagainya. “drainase nggak lancar. Kalau dari titik rumah pompa, dari alur yang tersumbat. (solusinya) gampang. Kita bisa membobok (bongkar) titik penyumbatan. Penggunaan air tanah juga masalah. Dulu ada (pasokan) air PAM di pelabuhan. Warga Muara Baru curi air, sehigga (pasokan air) PAM terputus, (aliran) tidak sampai Pelabuhan. Air SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) yang dimanfaatkan, tapi mahal. Harga per kubik Rp 30 ribu. Sehingga pabrik (pengolahan) produksi udang, ikan, menggunakan air tanah. Kalau (lokasi pabrik) jauh dari laut, (pengusaha) menggunakan air tanah,” kata Suhari.

 

Kilas balik perjalanan pelaku usaha, pebisnis di PPS, yakni momentum peresmian oleh presiden ke 2 RI, alm. Soeharto (Maret 1968 – Mei 1998) sampai Ketika sarana prasarana mulai rusak dan amburadul, termasuk banjir rob. Dulunya, para pelaku usaha perikanan masih sangat mengandalkan pelabuhan Sunda Kelapa, Muara Angke sebelum PPS diresmikan. kedua pelabuhan tersebut overload, sampai akhirnya kegiatan usaha dialihkan ke PPS pada tahun 1980 an. gedung Muara Baru Center (MBC) awalnya dibangun untuk support berbagai kegiatan usaha perikanan, termasuk kios-kios yang menyediakan kebutuhan sehari-hari nelayan. ada 1001 jenis usaha, mulai dari skala UKM sampai skala konglomerasi, misalkan penjualan es balok (pengawet ikan) sampai dengan usaha hiburan untuk para kapten kapal, orang-orang asing dari Thailand, Taiwan dan lain sebagainya. di lokasi gedung MBC ini, dulunya ada kegiatan “gathering” para kapten kapal yang sedang tambat labuh, terutama yang dari luar negeri termasuk Taiwan, Thailand. “Mereka butuh hiburan, setelah berhari-hari sampai berbulan-bulan berlayar menangkap ikan di lautan samudera lepas. Sehingga mereka gathering dengan hiburan music. Tapi sekarang, (suasana gathering) tidak ada lagi,” kata salah seorang pelaku usaha di MBC. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *