Pokdar Kantibmas desak pejabat check kondisi PPS Muara Baru


Pokdar Kantibmas desak pejabat check kondisi PPS Muara Baru

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 16 Desember 2021/Indonesia Media – Jajaran direksi Perum Perikanan Indonesia (Perindo) yang baru, pasca merger (penggabungan) dalam rangka pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sector industri Pangan sebaiknya memanfaatkan momentum untuk perbaikan berbagai sarana prasarana (sarpras) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Muara Baru. Kurun waktu 10 tahun belakangan ini, beberapa area di PPS rawan tergenang banjir rob. Sarpras lain seperti drainase, lahan hijau juga harus diperbaiki dan diperbaharui. “Kesalahan pejabat pada umumnya, termasuk di PPS tidak pernah turun ke lapangan,” Muhammad Toha dari Pokdar Kantibmas (Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Muara Baru mengatakan kepada Redaksi.

PPS Nizam Zachman mulai dibangun tahun 1980 sampai beberapa tahap dengan pembiayaan bantuan lunak pemerintah Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) dan dana APBN. Tujuan utama pembangunan PPS Nizam Zachman yaitu untuk menjawab tantangan pembangunan perikanan nasional Indonesia dalam menggali sumberdaya perikanan yang tersebar dari perairan pantai sampai perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia melalui cara-cara yang lebih modern. Pembangunan Tahap IV (1993-2001), meliputi perbaikan dan peningkatan fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan PPSJ dengan biayanya berasal dari bantuan pemerintah Jepang dan dari anggaran pemerintah Indonesia. Pembangunan tahap ini mencakup fasilitas perbaikan kapal, sistem pembuangan air kotor laut, perbaikan revetment, dan pemasangan fasilitas listrik dan air), pembangunan gedung Muara Baru Center atau MBC, pekerjaan jalan, area parkir dan sistem drainase, pekerjaan walkway sepanjang jalan dan lain sebagainya. “Serah terima unit kios MBC kepada pelaku usaha pada pertengahan 2003.  Waktu itu, (suasana PPS) masih sangat enak. Sarpras, fasilitas masih bagus. Ketika (usaha penangkapan ikan) kapal tuna mulai berkurang, beralih (usaha) tangkap cakalang. Banyak cold storage dikelola swasta, sehingga (biaya sewa cold storage) mahal. (pelaku usaha) berlomba-lomba bangun cold storage. walaupun masterplan ruang terbuka hijau (TH) di areal Pelabuhan, tepatnya depan MBC, yang penting mereka (pengusaha) mampu bayar, atau ada permainan. Akibatnya, MBC sudah seperti sarang tikus, drainase tersumbat, koridor di lantai 2 ditutup,” kata purnawirawan TNI AD dari kesatuan Kopassus.

Penyimpangan sering terjadi di depan mata, termasuk jual beli lahan dan pengalihan RTH. Sementara, hasil dari pemungutan iuran untuk maintenance oleh Perum Perindo tidak dibarengi dengan perbaikan sarpras. Jalan di cluster timur dalam kondisi rusak dan belum ada perbaikan. Kedua, saluran drainase dari berbagai bangunan tersumbat untuk sampai ke titik pompa. “Saya juga mengajak pengusaha banyak, kita bersama tata dan benahi PPS. Kalau banjir, sering ada kecelakaan pengendara motor. Jalan terlalu banyak bergelombang, kemarau juga banyak orang jatuh karena ada genangan air. Jangan lagi menilai PPS Muara Baru sebagai Pelabuhan perikanan skala internasional paling bagus, padahal paling jorok, paling jelek. Kalau ada kunjungan pejabat, (mendadak) jadi bersih. Pejabat melewati bagian (jalan) yang bersih saja,” kata Muhammad Toha. (sl/IM)

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *