Mabes Polri Tidak akan Memanggil Metro TV + Petinggi Demokrat Bantah Tudingan Nazaruddin + Polisi Sudah Deteksi Keberadaan Nazaruddin


Mabes Polri tak akan memanggil dan memperkarakanMetro TV terkait siarang langsung antara stasiun televisi tersebut dengan tersangka kasus dugaan suap dalam pembangunan Wisma Atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, kemarin.

Kepala Badan Reserse Kriminal Irjen Pol Sutarman mengatakan, Metro TV sama seperti Polisi, yakni sama-sama menegakan hukum.

“Nggak, nggak ada manggil media tv (Metro TV) itu, nggak ada,” kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7) siang. “Mungkin untuk Metro membantu kita. Sama-sama kita sebagai warga negara untuk membantu menegakkan hukum.”

Menurut Sutarman, apa yang dilakukan Metro TV membantu Polri untuk melacak keberadaan mantan bendaraha umum Partai Demokrat itu. “Nggak usah sebagai saksi, mungkin apa yang berikan bisa diberikan kepada kita, sehingga kita bisa mampu melacak, mencari keberadaan Nazaruddin,” ucapnya. “Kita masih berupaya maksimal untuk melacak itu dan membantu mengembalikan Nazar ke Indonesia.”

 

 

Petinggi Demokrat Bantah Tudingan Nazaruddin

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa membantah tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang menyatakan bahwa kemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum di kongres partai itu karena politik uang.

Kemenangan Anas di kongres, kata Saan kepada pers di Gedung DPR/MPR di Jakarta Selasa, karena institusional yang telah terbangun antara Anas dan timnya.

“Jadi tidak terkait dengan money politics. Ketika Yulianis (yang menurut Nazaruddin staf keuangan Anas) mengeluarkan uang perusahaan untuk kongres dan uang itu dibawa ke Bandung, setelah itu dibawa lagi ke Jakarta dalam keadaan utuh bahkan ada sisanya,” katanya.

Menurut Saan, sisanya pun kemudian dikembalikan. “Dari situ saja terlihat bahwa semua pengeluaran keuangan ada di Ibu Yulianis. Kalau disebut mengeluarkan uang besar justru surplus dari kongres itu. Jadi itu sudah terklarifikasi dan terbantahkan dengan pernyataan Yulianis,” ujar Saan yang juga salah satu anggota tim pemenangan Anas Urbaningrum dalam Kongres Partai Demokrat ke-2 di Bandung, pada Mei 2010.

Ketika awal kasus itu mencuat sekitar April 2011, Nazaruddin saat itu membantah bahwa perusahaan yang digeledah KPK ada hubungan dengannya. “Curhat dan mengklarifikasi bahwa tidak ada kaitannya dengan perusahaan itu. Jadi Nazar tidak ada di dalam situ. Itu yang Nazar klarifikasi. Yang disampaikan oleh Mas Anas kepadanya adalah berdoa, banyak istigfar dan rajin salat,” katanya.

Mengenai tudingan Nazar adanya kedekatan Anas dengan KPK sehingga ada deal antara Anas dan dua pimpinan di KPK, Saan mengatakan bahwa hal itu sangat keliru. KPK adalah lembaga yang tidak bisa diintervensi siapa pun apalagi hanya oleh Anas.
“Kalau dikatakan Nazar nggak mau pulang karena KPK tidak mau independen, menurut saya kelirulah. Jadi tidak benar ada kedekatan Anas dengan pimpinan KPK. Setahu saya juga tidak pernah ada pertemuan antara Anas dan pimpinan KPK yang dimaksud oleh Nazaruddin,” katanya.

Ditanyakan mengenai pernyataan Nazaruddin ini terkait rencana Rakornas PD, Saan justru menyatakan keyakinannya bahwa hal ini justru akan membuat PD semakin solid.

“Sebenarnya apa yang disampaikan itu tidak ada yang baru. Itu `kan yang disampaikan lewat BBM. Itu `kan sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Apa yang disampaikan bahwa hari ini itu `kan sebenarnya sudah terbantahkan. Kita lihat saja yang bohong yang mana,” katanya.

Mengenai pernyataan Nazaruddin bahwa dirinya tidak akan pulang selama KPK “bermain” dengan Anas dan baru akan pulang jika KPK bisa membuktikan sepeser saja ada uang yang mengalir ke rekeningnya, Saan menegaskan bahwa hal itu sudah menjadi wewenang KPK dan PPATK mengenai rekening yang mencurigakan.

“Tentu nanti PPATK dan KPK akan memeriksa semua. Dari segi proses ini `kan sudah berjalan. Muhammad El Idris, Direktur Marketing PT DGI yang membangun wisma atlet yang tertangkap tangan oleh KPK itu `kan sudah didakwa. Dalam dakwaan jaksa itu `kan di bawah sumpah pengadilan soal aliran dana itu. Semua sudah jelas di situ nama-namanya `kan jelas termasuk kemana aliran dananya itu ada. Itu `kan sudah bukti kuat,” katanya.

Sedangkan Wasekjen PD Ramadhan Pohan mengatakan, pernyataan Nazar di televisi adalah bagian dari seri kebohongan Nazar karena selama ini kerap berbohong dan tidak konsisten dalam menyatakan pendapatnya.

Pohan juga membantah bahwa pernyataan Nazaruddin ini akan digunakan oleh kubu Andi Malarangeng untuk mengeser Anas. “Gak ada geser-menggeser. Kalo ada kubu tentunya ada pertemuan diantara kami. Sekarang faktanya kami tidak pernah melakukan pertemuan sekalipun. Kami juga tegaskan selama ini tidak pernah menyerang siapapun,” katanya.

Pohan mengatakan, tidak ada niat PD untuk menutupi hal itu. PD hanya percaya pada fakta yang ada dan nyatanya Nazaruddin tidak ada satupun menunjukkan fakta kecuali tuduhan tanpa dasar.

“Sebenarnya tidak ada yang baru dengan pernyataan Nazar. Itu hanya pernyataan ulangan dari BBM yang dikirimkannya. Jadi saya tidak kaget,” katanya

 

Polisi Sudah Deteksi Keberadaan Nazaruddin

Kepolisian Negara RI menyatakan, serius untuk menangkap mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang telah jadi buronan internasional.

“Kita tetap monitor keberadaannya dan polisi serius menangani itu, tunggu saja saatnya,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Rabu (20/7).

Anton mengatakan, saat ini pengejaran masih terus dilakukan terhadap Nazaruddin.

“Masih dalam pengejaran anggota kita, tentu semua kita rahasiakan, jadi tidak boleh disampaikan ke publik,” katanya.

Kadiv Humas mengatakan semua informasi dan masukan mengenai keberadaan Nazaruddin, tentu bermanfaat untuk penyidik, karena polisi masih perlu melakukan pembuktian.

“Saat ini dia (Nazaruddin, red) berada di negara orang lain. Tentu kita harus koordinasi dulu yang baik, karena tidak bisa menangkap langsung,” kata Anton.

Sebelumnya, Polri mengirimkan “red notice” ke Interpol.

Penerbitan “red notice” itu berdasarkan permohonan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tersangka Nazaruddin terkait kasus dugaan suap proyek wisma atlet SEA Games di Palembang.

Selanjutnya, Interpol menyebarkan foto beserta ciri-ciri Nazaruddin ke-188 negara anggotanya.

Sementara itu, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Irjen Pol Sutarman mengatakan, pihaknya telah mendeteksi mengenai keberadaan Nazaruddin.

Namun, Sutarman tidak menjelaskan di mana tepatnya keberadaan Nazaruddin, baik itu di dalam maupun di luar negeri.

Dia hanya menjelaskan memiliki alat untuk mendeteksi mengenai keberadaan Nazaruddin.

“Saya tidak akan dijelaskan dia (Nazaruddin, red) ada di mana, nanti kabur lebih jauh,” kata Kabareskrim.

Polri bekerja semaksimal mungkin dalam rangka penangkapan terhadap Muhammad Nazaruddin untuk membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kata Sutarman.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *