Krisis Pasar Modal Tiongkok Membuat Krisis Yunani Terlihat Ringan


Dalam sebulan terakhir, pasar modal di Tiongkok mengalami aksi jual luar biasa. Indeks komposit Shanghai naik dari 2.400 di bulan November, 2014 ke level tertinggi di 5.200 pada bulan Juni lalu, dan anjlok ke 3.700 di awal Juli.

Para pengamat menilai jatuhnya pasar modal Tiongkok adalah hal yang “wajar” karena indeks naik begitu cepat, lalu para investor melakukan aksi jual saham mereka setelah meraup untung besar. Investor di Tiongkok begitu mudah mendapatkan pinjaman uang untuk bertransaksi di pasar modal. Survei Kementerian Keuangan Tiongkok menunjukkan bahwa mayoritas investor di pasar modal Tiongkok bahkan tidak lulus SMA.

Kini pemerintah Tiongkok tengah bekerja keras mengerem laju jatuhnya pasar modal. Perdana Menteri Li Keqiang melakukan suspensi terhadap penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dan meluncurkan dana stabilisasi pasar.

Pada saat yang bersamaan, di Eropa, Yunani berada dalam krisis utang. Yunani menjadi negara berkembang pertama yang gagal bayar kepada IMF. Yunani dinyatakan default pada 30 Juni lalu dan kini berada di ambang keluar dari Uni Eropa.

Berikut adalah krisis pasar modal Tiongkok dalam angka:

US$ 3,9 triliun lenyap
Sejak Indeks Komposit Shanghai mencapai puncaknya pada 12 Juni lalu, pasar kehilangan kapitalisasi sebesar 28 persen atau sekitar US$ 3,9 triliun lenyap begitu saja. Angka ini 16 kali lipat lebih besar dari pendapatan domestik bruto (gross domestic product/GDP) Yunani. Meski demikian, Indeks Shanghai masih mencatat pertumbuhan 82 persen setahun terakhir.

Sebanyak 1.400 emiten berhenti melakukan perdagangan
Seiring dengan jatuhnya harga saham, perusahaan melakukan suspensi perdagangan. Lebih dari 1.400 emiten menghentikan perdagangan, mengunci investor dari menjual sekitar 50 persen dari kapitalisasi pasar. Regulator Sekuritas Tiongkok juga melarang pemegang saham besar, eksekutif dan direktur perusahaan untuk menjual saham mereka selama enam bulan ke depan.

Indeks Shanghai lima kali lebih volatil dibanding S&P 500
Indeks Shanghai adalah indeks paling volatil di dunia setelah Yunani. Dalam periode 30 hari, pergerakan pasar (price swing) di indeks Shanghai menyentuh angka 56, lima kali lipat dari indeks S&P 500.

Utang outstanding perdagangan marjin mencapai US$ 232 miliar
Investor yang meminjam uang dari broker saham mendorong volatilitas indeks Shanghai. Utang perdagangan marjin mendorong Indeks Shanghai naik 150 persen dalam 12 bulan terakhir hingga 12 Juni. Indeks jatuh karena investor menjual saham mereka untuk membayar utang kepada broker.

Sebanyak US$ 19 miliar disiapkan untuk stabilisasi pasar
Dalam dua minggu terakhir, Pemerintah Tiongkok meluncurkan kebijakan baru tiap hari untuk menstabilkan pasar. Sebanyak 21 broker berkomitmen akan menginvestasikan 120 miliar yuan untuk menstabilkan pasar. Langkah ini pernah dilakukan oleh J.P morgan dan Guaranty Trust Co. saat pasar modal AS jatuh di tahun 1929.

Diskon 33 persen
Saham-saham yang dual listing di Hong Kong dijual 33 persen lebih murah dibanding di Tiongkok daratan. Ini adalah diskon terbesar sejak tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa investor asing lebih pesimistis dibanding investor lokal terhadap valuasi perusahaan.

Dampaknya dirasakan 90 juta investor di Tiongkok
Pasar modal yang jatuh akan ikut memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengakibatkan keresahan sosial. Pasar modal terbesar di dunia ini kini memiliki 90 juta investor lokal, lebih banyak dari jumlah anggota Partai Komunis Tiongkok.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *