Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Ali meminta agar pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi tidak antikritik. Sebagai manusia, kata Marzuki, pimpinan KPK tak luput dari kesalahan.
“Manusia itu tidak ada yang sempurna. Jangan KPK antikritik. Saya ini suka kritik soalnya. Kalau enggak bagus saya kritik. Tugas DPR mengawasi, mengkritik,” kata Marzuki dalam diskusi di Jakarta, Minggu (9/10/2011).
Marzuki mengatakan, selama ini kritinya dianggap sebagai pelemahan KPK. Dia berpendapat KPK harus tetap ada. Politisi Partai Demokrat itu juga membandingkan kritik terhadap pimpinan KPK dengan kritik berbagai pihak yang diarahkan kepadanya selama ini.
“Saya tidak pernah marah dihajar kanan kiri, dikritik. Tidak ada saya sakit hati. Saya sakit hati kalau nyerangpribadi. Tapi kalau nyerang DPR untuk memperbaiki, saya sangat terimakasih asal substansinya betul-betul memperbaiki,” kata dia.
Marzuki mengatakan, KPK tetap harus diawasi oleh DPR. “Kadang-kadang kalau tidak diawasi lupa diri, akan jadi arogan, maka perlu pengawas. Bagaimana pengawasannya, ini yang kita pikirkan. Jangan kita bicara A sampai Z, disimpulkannya Z,” katanya.
Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto mengaku tidak alergi terhadap kritik. Bibit bahkan mengaku siap dicaci-maki. “Asal kritiknya membangun, beralasan, rasional, dan ada solusinya. Jangan pokoknya tuh salah. Yang benar gimana? ‘Kan kamu (KPK) yang lebih tahu.’ Itu kan bodoh. Kita enggak akan tanggapi seperti itu,” ucap Bibit.
Seperti diberitakan, perselisihan antara KPK dan DPR jelas terlihat pasca-pemeriksaan empat pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR terkait kasus suap di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dalam rapat konsultasi di DPR awal pekan ini, pimpinan KPK disudutkan oleh anggota DPR terkait masalah Banggar. Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Fachri Hamzah, berpendapat KPK layak dibubarkan karena bekerja tanpa pengawasan