Buruk Pemerintah, Kabinet Dibenah


Popularitas presiden merosot tajam. Kabinet baru hasil reshuffle ditargetkan tersusun pada medio Oktober. Selain kinerja buruk, belitan perkara, gangguan kesehatan, dan isu selingkuh menjadi pertimbangan perombakan. Target keseimbangan politik diprediksi lebih mewarnai ketimbang kompetensi menteri.

Satu jam usai salat Jumat, 9 September silam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan pembantu lingkaran terdalam di Kantor Presiden, Jakarta. Ada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Seluruh staf khusus dan ajudan turut hadir. Seorang staf sempat mengira, acara itu adalah tumpengan sederhana, seperti tahun lalu, untuk peringatan ulang tahun presiden. Pada hari itu, SBY berusia 62 tahun.

Rupanya rapat serius. “Beliau bahkan berpesan, tidak perlu ada ucapan selamat,” kata Daniel Sparingga, staf khusus presiden bidang komunikasi politik. Masuk tahun ketiga, mulai Oktober mendatang, menurut SBY, pemerintahannya berada pada fase kritis. “Kita tidak boleh bekerja dengan cara biasa dan tidak bisa membiarkan orang lain bekerja dengan cara biasa,” Daniel menirukan ucapan SBY.

“Saudara tahu, kita semua kurang tidur. Sabtu-Minggu tetap kerja. Tapi orang tidak melihat itu,” kata SBY kepada para stafnya. “Itu semua karena kita membiarkan orang di kementerian bekerja tidak patut,” presiden menambahkan. “Kita tidak mungkin bekerja keras sendirian. Semua jerih payah kita seperti ditelan rasa asin dalam lautan garam.”

Dikatakan pula, kerja keras presiden dan para stafnya kurang berarti karena kinerja menteri dan jajarannya di bawah standar. Dari situlah rencana reshuffle kabinet mengemuka. “Enough is enough. Saya akan reshuffle kabinet,” ujar Presiden. Menurut Daniel, itu pilihan untuk akselerasi kinerja dalam tiga tahun sisa masa pemerintahan.

Tekad percepatan kinerja itu, kata Daniel, mencakup semua jenjang. Mulai presiden dan para stafnya, menteri dan jajarannya, hingga seluruh kepala daerah. Elemen yang juga harus didorong mengubah cara kerja adalah birokrat. “Tak ada gunanya mendorong menteri berubah kalau birokrat tidak berubah,” tutur dosen FISIP Universitas Airlangga, Surabaya, itu.

Paparan presiden makin menyengat semangat para staf khusus. “Kami inginnya ndak hanya lari, tapi terbang,” tutur Daniel. Presiden, katanya, sejak tahun pertama kecewa atas kinerja sejumlah menteri. Tapi kesempatan perbaikan masih diberikan. Kali ini, toleransi dianggap cukup.

Dalam pertemuan kecil itu, presiden menargetkan, pada saat masuk tahun ketiga, setelah 20 Oktober nanti, sudah ada komposisi baru kabinet. Daniel tidak bisa menjelaskan kementerian mana saja yang menjadi prioritas perombakan. “Pembahasan sedang berlangsung dan hanya orang-orang paling dalam di pemerintahan yang tahu. Yakni presiden dan wakil presiden,” ujarnya.

Daniel menjanjikan, reshuffle kali ini berbeda dari sebelumnya, tidak lagi menjadikan akomodasi politik sebagai pertimbangan utama. “Sekarang prosesnya agak steril dan lebih terisolasi dari hiruk-pikuk di luar,” katanya. Tudingan bahwa presiden tersandera kekuatan politik, menurut Daniel, sudah menjadi cerita lama. “Kami berhasil mengubah situasi tersandera menjadi bersaudara,” ujarnya. Dalam waktu dekat, kata Daniel, presiden akan menggelar pertemuan dengan pimpinan partai politik (parpol).

Belitan kasus korupsi yang mengitari Menpora Andi Mallarangeng dan Menakertrans Muhaimin Iskandar, menurut Daniel, bukan pemicu reshuffle itu. “Tapi masalah itu ada dalam radar presiden,” katanya. Andi dan Muhaimin sudah dipanggil presiden untuk klarifikasi langsung dan diperintahkan mendukung proses hukum.

Tapi, Jumat sore, pada hari ulang tahun SBY itu, presiden menggelar jumpa pers dan menyatakan bahwa pesan utama para pengirim ucapan selamat ulang tahun adalah agar pemerintah meningkatkan agenda pemberantasan korupsi. SBY menyampaikan terima kasih atas ucapan selamat itu, baik lewat SMS, jejaring sosial Facebook, Twitter, lukisan, maupun puisi.

Isyarat reshuffle kian terang ketika presiden menyapa wartawan, Selasa pagi lalu, pada saat hendak menerima Yayasan Batik Indonesia. “Apa topik pers hari ini?” tanya presiden. Wartawan serempak menjawab, “Reshuffle, Pak.” SBY tersenyum, “Tunggu tanggal mainnya.”

***

Jajak pendapat yang digelar Lingkaran Survei Indonesia (LSI), 5-10 September 2011, dan dirilis Minggu lalu, menyebutkan bahwa isu korupsi di Kemenpora dan Kemenakertrans menyumbang daya rusak terbesar pada kabinet dan turut memicu melorotnya kepercayaan publik.

Tingkat kepuasan publik dua tahun kinerja kabinet SBY-Boediono tinggal 37,7%. Pada 100 hari masa kerja kabinet, kepuasan publik masih 52,3%, lalu menurun jadi 46,5% pada setahun usia pemerintahan. Selama kurang dari dua tahun, kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan menurun hingga 15%.

Peneliti LSI, Adjie Alfarabi, mengidentifikasi lima problem yang memicu merosotnya kepuasan publik itu. Pertama, isu korupsi di dua kementerian tadi. Kedua, kementerian yang kebijakannya dinilai negatif. Ada empat menteri yang disorot: Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh (Demokrat),dianggap bertanggung jawab atas banyaknya ledakan tabung gas; Menakertrans, Muhaimin Iskandar (PKB), dinilai tidak melindungi TKI; Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar (PAN), memberi remisi kepada koruptor; dan Menteri Agama, Suryadharma Ali (PPP), dipandang tak bisa melindungi minoritas Ahmadiyah.

Ketiga, beberapa menteri dipersepsi cacat moral karena berselingkuh. Tiga menteri disorot. Menteri Perhubungan Freddy Numberi (Demokrat) dituduh berselingkuh dengan presenter TVRI. Menteri ESDM Darwin dituduh berselingkuh dengan bekas sekretarisnya. Menteri Perumahan, Suharso Manoarfa (PPP), digugat cerai istrinya karena tuduhan selingkuh.

Terkait dengan cacat moral itu, LSI mengutip salah satu suara responden, “Jika komitmen dengan istri sendiri saja dilanggar, bagaimana Pak Menteri bisa tidak melanggar komitmennya dengan rakyat banyak, yang tidak punya hubungan istimewa dengan Pak Menteri.”

Keempat, publik tidak puas atas pencapaian kinerja. Dua menteri disorot: Menteri Pertanian,Suswono (PKS), karena harga sembako tak terjangkau dan Menpera Suharso karena rakyat sulit tinggal di rumah layak. Kelima, alasan kesehatan. Dua menteri menjadi perhatian. Menteri Kesehatandiisukan terkena kanker paru-paru dan Menteri BUMN terkena serangan jantung.

“Kalau ada menteri yang di mata publik kurang baik, kemudian tidak diganti, maka ini justru menjadi catatan buruk bagi pemerintahan SBY,” kata Adjie Alfarabi kepada Ade Faizal Alami dari Gatra. Penelusuran Gatra pada beberapa sumber lingkaran presiden memperoleh kabar bahwa beberapa nama yang disorot LSI turut masuk bursa nominasi perombakan.

Aspek moral, berupa skandal perselingkuhan, bisa jadi akan memberikan warna khas reshuflle periode ini, dibandingkan dengan dua reshuffle sebelumnya selama SBY menjadi presiden sejak 2004. Ani Yudhoyono disebut-sebut menjadi figur paling berpengaruh menjadikan aspek moral ini sebagai pertimbangan utama perombakan kabinet, di samping aspek performa.

Dua dari tiga menteri yang terbelit isu selingkuh kebetulan kader Demokrat. Skenario pergantiannya lebih lantang terdengar. Menteri ESDM, Darwin, misalnya, terdengar santer bakal diganti. Salah satu nominasi penggantinya, sesama kader Demokrat, Syarif Hasan, kini Menteri Koperasi dan UKM.

Freddy Numbery ramai diperbincangkan akan digantikan oleh George Toisutta, mantan Kasad yang sempat heboh dalam bursa calon Ketua Umum PSSI. Toisutta, yang asal Maluku, dinilai memenuhi kriteria representasi Indonesia Timur, menggantikan Freddy asal Papua. Sedangkan bursa pengganti Suharso Manoarfa belum terdengar.

Mungkin karena Suharso kader PPP, skenario pergantiannya tidak semudah pergantian kader Demokrat. Begitu pula pada dua kementerian yang terbelit korupsi, skenario pengganti Andi Mallarangeng yang kader Demokrat lebih nyaring ketimbang isu pergantian Muhaimin Iskandar.

Andi dispekulasikan bukan ditarik dari kabinet, melainkan digeser ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), menggantikan Tifatul Sembiring, yang performanya dianggap rendah dan pernah diberi rapor merah oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Versi lain, Andi akan menjadi Sekretaris Kabinet menggantikan Dipo Alam, yang diproyeksikan menjadi Menteri ESDM.

Kursi Andi disebut-sebut akan diisi Sekjen Golkar, Idrus Marham, mantan Ketua Umum KNPI. Tapi sumber Gatra di Golkar menyebutkan, Idrus menolak jika hanya ditawari Menpora. Idrus baru saja melepas kursi DPR untuk konsentrasi menjadi Sekjen Golkar. Bila jadi menteri, Idrus siap melepas kursi sekjen. Tapi, syaratnya, harus pos kementerian yang lebih strategis dari Kemenpora. Pos apa itu? Belum terdengar kabar.

Freddy dan Tifatul disebut-sebut akan diberi kompensasi menjadi duta besar. Modus ini pernah diberlakukan terhadap mantan Menkum HAM, Hamid Awaludin, yang menjadi Duta Besar RI untuk Rusia dan mantan Jaksa Agung, Abdul Rachman Saleh, yang menjadi duta besar di Denmark. Mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra juga sempat ditawari menjadi duta besar di Malaysia, tapi Yusril menolak.

Opsi atas Muhaimin belum mengerucut. Ada versi, ia akan digantikan tokoh yang dekat dengan Gus Dur. Opsi lain, Muhaimin akan digeser. Pihak PKB optimistis, Muhaimin dipertahankan. Apa pun perlakuan atas Muhaimin akan menjadi kasus menarik. Di satu sisi, ia sedang terbelit perkara. Di sisi lain, ia ketua umum parpol koalisi, yang selama ini dikenal loyal total kepada SBY.

SBY pernah memecat menteri atas desakan publik. Sang menteri disorot kurang bersih oleh berbagai kalangan. Yakni pada perombakan Mei 2007, ketika SBY memberhentikan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra dan Menkum HAM Hamid Awaludin.

Namun ada juga menteri yang sedang menjadi sorotan, tapi hanya digeser. Diduga karena secara politik diperhitungkan. Contohnya, pada saat menjadi Menteri Perhubungan, Hatta Rajasa disorot lantaran banyak terjadi kecelakaan transportasi. Pada Mei 2007, Hatta hanya digeser dan malah menjadi Mensesneg, menggusur Yusril, Ketua Dewan Syuro PBB, partai terkecil dalam koalisi pendukung SBY.

Ada lagi Aburizal Bakrie (Ical), yang ketika menjabat sebagai Menko Perekonomian banyak disorot atas kasus Lapindo dan sejumlah benturan kepentingan bisnisnya dengan kebijakan pemerintah. Ical hanya digeser ke Menko Kesra, Desember 2005, menendang kursi Alwi Shihab, yang posisi politiknya di PKB tak lagi kuat.

Representasi politik pernah menjadi pertimbangan. Saifullah Yusuf, ketika tidak lagi menjadi Sekjen PKB, diberhentikan dan digantikan oleh Lukman Edy, Sekjen PKB yang baru. Posisi Muhaimin pada saat ini mirip Yusril, sama-sama jadi ikon utama partainya dan sedang menjadi sorotan luas. Entahlah nasibnya, akan mirip Yusril atau Hatta dan Ical.

Dalam dua gelombang reshuffle periode pertama pemerintahan SBY, Golkar selalu diuntungkan: ada kader baru Golkar yang masuk kabinet dan tak satu pun kader yang terlempar. Paling jauh hanya bergeser posisi. Pada reshuffle Desember 2005, Paskah Suzetta masuk jadi Kepala Bappenas. Padareshuffle Mei 2007, Andi Mattalata menjadi Menkum HAM. Kali ini, posisi tawar Golkar disebut-sebut masih tinggi, meski partai beringin ini sering berbenturan dengan Demokrat dalam banyak isu.

Selain Idrus Marham yang didorong masuk kabinet, ada sosok Syarif Cicip Sutarjo, Ketua DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Cicip adalah teman SMA Ical. Pada awal pemerintahan SBY periode kedua, Cicip masuk daftar usulan resmi Golkar dalam kabinet, tapi tidak diterima. Ada versi, Cicip akan menggantikan Agung Laksono, Menko Kesra.

Versi lain, Agung digantikan Fadel Muhammad, sedangkan untuk Cicip disediakan pos lain. Agung akan diganti karena kinerjanya dinilai rendah. Fadel memiliki posisi tawar kuat, menurut sumber Gatradi Golkar, bukan semata-mata karena “Golkar connection“, melainkan juga karena “ITB connection“. Bila Cicip betul masuk kabinet, berarti posisi tawar Ical di depan SBY masih tinggi.

Bursa yang cukup mengejutkan adalah dugaan pergantian Menteri Keuangan. Agus Martowardojo, yang baru menggantikan Sri Mulyani pada 20 Mei 2010, akan menjadi Menneg BUMN, menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit. Kursi Agus disebut-sebut akan diisi Gita Wirjawan, kini Kepala BKPM.

Jika skenario itu yang berkembang, faktor akomodasi politik terlihat lebih dominan. Belum terdengar akan muncul profesional baru yang direkrut masuk kabinet. Berbeda dari reshuffle Mei 2007, ketika pengumuman, SBY dengan bangga menyebut dua menteri barunya sebagai sosok “profesional”: Mohammad Nuh sebagai Menkominfo dan Djusman Syafii Djamal sebagai Menteri Perhubungan.

***

Direktur Reform Institute, Yudi Latif, menilai motif reshuffle kali ini bukan masalah kinerja menteri yang buruk, melainkan lebih karena sedang ketemu momentum tepat untuk mencari keseimbangan politik. Catatan kinerja menteri yang kurang memuaskan sudah lama disuarakan berbagai kalangan, dan desakan reshuffle sudah berkali-kali mengemuka, sejak momentum 100 hari pemerintahan, evaluasi setengah tahun, dan evaluasi tahunan.

“Pada waktu itu, reshuffle tidak dilakukan karena pemerintah tidak menemukan posisi yang aman kalau terjadi reshuffle,” kata doktor sosiologi politik lulusan Australian National University itu kepada Gatra. “Secara hitung-hitungan politik, pada waktu itu justru merugikan.”

Di sisi lain, menurut Yudi, adalah kondisi Partai Demokrat yang sedang diterpa berbagai masalah yang membuat partai penguasa ini melempar masalah pada kinerja menteri. Dalam prediksi Yudi, menteri asal partai kuat akan dipertahankan, betapapun buruk kinerjanya. “Dengan cara itu, SBY tetap bisa mempertahankan keseimbangan,” ujarnya.

Kalaupun terjadi perombakan, sosok menteri baru bukanlah figur berkompeten, melainkan sosok yang mampu memberikan konsesi kepada partai. Partai yang kadernya ditunjuk menempati posisi menteri akan menerima. “Karena posisi menteri menjadi tambang emas untuk mengakomodasi modal politik tahun 2014,” ia menambahkan. Andi Mallarangeng yang sedang disorot, kata Yudi, kemungkinan hanya digeser untuk memberikan konsesi kepada partai lain.

Yudi menilai, pilihan reshuffle kali ini sangat terlambat untuk bisa mendongkrak popularitas SBY yang melorot. “Dengan reshuffle, SBY mencoba meredam agar tidak terjadi impeachment,” katanya. Pada saat citranya di luar remuk, SBY kini tinggal bersandar pada dukungan formal parlemen. “Dukungan itu bisa diperoleh kalau partai-partai diberi konsesi-konsesi (posisi) di pemerintahan.”

Asrori S. Karni, Heddy Lugito, Haris Firdaus, dan Bernadetta Febriana


Pesan Gerbong Koalisi 
Mahfudz Siddiq, Wakil Sekjen DPP PKS, menandaskan bahwa yang jeblok menurut berbagai survei adalah popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena itu, lemahnya kinerja pemerintahan tidak bisa langsung disederhanakan sebagai kesalahan menteri. Para menteri punya atasan menko, wapres, dan presiden. “SBY dan Boediono mestinya bagian dari proses evaluasi,” katanya. Perihal empat kader PKS di kabinet, Mahfudz membela bahwa kinerjanya baik.

Masalah kabinet, kata Mahfudz, ada dua level: menteri dan atasannya. “Kalau di tentara, tidak ada anak buah yang salah. Yang salah pemimpinnya,” ujar Mahfudz. Penurunan popularitas SBY, kata Mahfudz, justru lebih banyak dipicu efek pemberitaan kasus Nazaruddin. “Karena Nazaruddin dari Demokrat, maka tak bisa lepas dari sosok Presiden SBY,” katanya. Mahfudz setuju jika kinerja kabinet ditingkatkan, tapi solusinya tidak semata reshuffle.

Sekjen DPP PPP, Muhammad Romahurmuziy (Romi), mengibaratkan pemerintah sebagai kapal selam. Ketika mau ditembak dengan torpedo, kapal selam harus mengeluarkan pengalih, agar torpedo yang membidik berbelok ke pengalih. SBY sebagai kepala pemerintahan yang wajib mempertahankan kinerja hingga 2014 memerlukan kepercayaan publik.

Ketika masyarakat bereaksi tidak puas, harus ada yang disalahkan. Presiden tidak boleh salah karena bisa diturunkan di tengah jalan. Disalahkanlah pembantu presiden. Soal kader PPP, Suharso Manoarfa, yang dibidik reshuffle karena alasan pribadi, menurut PPP, semestinya kinerja yang dijadikan sebagai faktor utama reshuffle.

Kinerja Menteri Agama, Suryadharma Ali, dibela Romi. Lima tahun periode pertama SBY, kuota haji tidak pernah bertambah. “Tahun lalu bertambah 4.000, tahun ini tambah 10.000,” katanya. “Ongkos haji turun, pelayanan meningkat.” Romi menolak dikotomi profesional dan politik. Seolah utusan parpol tidak profesional.

Banyak profesional menjadi politisi. Banyak juga politisi berlatar belakang profesional. Satu hal yang harus diingat semua presiden, kata Romi, “Kabinet butuh dukungan politik. Jadi, kalau mau ganti, hati-hati.” Menurut Romi, menteri adalah jabatan politik dan membutuhkan representasi dukungan partai di parlemen.

Bagi Hajriyanto Y. Thohari, Ketua DPP Golkar, reshuffle tidak bisa ditunda-tunda lagi. “Sudah banyak masyarakat yang pesimistis,” ujarnya. Bila masyarakat sudah pesimistis kemudian tidak ada tindakan apa pun, mereka bisa apatis. Lebih parah lagi bila apatisme itu bergerak ke arah sinisme.

Jika rencana reshuffle makin diulur, dapat berdampak buruk kepada para menteri. “Mereka makin lama makin ditelanjangi publik,” kata Hajri. Ia menyesalkan pernyataan presiden kepada pers, “Tunggu tanggal mainnya.” Pernyataan ini dapat makin membuat para menteri tak berkutik. Sebab publik sekarang tak hanya mengkritisi kinerja menteri, melainkan juga mengarah pada persoalan pribadi.

Ketua Fraksi PAN DPR, Tjatur Sapto Edy, mengingatkan presiden untuk memilih menteri yang punya dukungan politik dan kompentensi tinggi agar pemerintahan efektif. Bendahara DPP PAN ini menilai,reshuflle diperlukan untuk menyelamatkan reputasi SBY. “Perlu ada harapan baru, dan untuk mengembalikan harapan itu mau tak mau harus dilakukan penyegaran,” katanya kepada Eri Komar Sinaga dari Gatra.

Tjatur optimistis, kader PAN tidak ada yang didepak. Ia mencontohkan kepercayaan yang diberikan kepada Hatta Rajasa, Ketua Umum DPP PAN. “Pak Hatta sekarang megang tiga kementerian (BUMN, ESDM, dan Menteri Perekonomian). Itu tidak mudah,” ujarnya. Bila ada menteri asal PAN diberhentikan, Tjatur mengatakan, partainya akan tetap berada dalam koalisi sampai 2014

21 Oktober 2004 Pelantikan kabinet

Reshuffle I 7 Desember 2005

Jabatan Pejabat Lama Pejabat Baru
Menko Perekonomian Aburizal Bakrie (Golkar) Boediono
Menko Kesra Alwi Shihab (PKB) Aburizal Bakrie (Golkar)
Menkeu Jusuf Anwar Sri Mulyani
Menperin Andung Nitimihardja Fahmi Idris (Golkar)
Menakertrans Fahmi Idris (Golkar) Erman Soeparno (PKB)
Menneg PPN/Kepala Bappenas Sri Mulyani Paskah Suzetta

Reshuffle II 9 Mei 2007

Jabatan Pejabat Lama Pejabat Baru
Mensesneg Yusril Ihza Mahendra (PBB) Hatta Rajasa (PAN)
Menkumham Hamid Awaluddin Andi Mattalata (Golkar)
Menhub Hatta Rajasa (PAN) Jusman Syafii Jamal
Menkominfo Sofyan Djalil Mohammad Nuh
Menneg BUMN Soegiharto Sofyan Djalil
Menneg PDT Saifullah Yusuf (PKB) Lukman Edy (PKB)

Tambal Sulam Kabinet Indonesia Bersatu II
22 Oktober 2009
– Pelantikan kabinet

11 November 2009
– Lima wakil menteri dilantik: Perindustrian (Alex Retraubun), Pertanian (Bayu Krisnamurthi), Pekerjaan Umum (Hermanto Dardak), Perhubungan (Bambang Susantono), Perdagangan (Mahendra Siregar)

6 Januari 2010
– Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, dilantik
– Tiga wakil menteri dilantik: Pertahanan (Sjafrie Sjamsoeddin), Pendidikan Nasional (Fasli Jalal), PPN/Kepala Bappenas (Lukita Dinarsyah Tuwo)
– Dua calon wakil menteri batal dilantik: Anggito Abimanyu (Keuangan) dan Fahmi Idris (Kesehatan)

20 Mei 2010
– Menkeu Agus Martowardojo menggantikan Sri Mulyani
– Wakil Menkeu, Any Rahmawati, dilantik 24 Sept 2010
– Jaksa Agung Hendarman Supandji berhenti, digantikan oleh Plt. Jaksa Agung Darmono 26 November 2010
– Jaksa Agung baru, Basrief Arif, dilantik

Menteri dalam Zona Merah

Sejumlah nama menteri masuk dalam zona reshuffle. Pertimbangannya tidak hanya kinerja, melainkan juga menyangkut loyalitas, kesehatan, dan masalah keluarga.

Kursi para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II belakangan terasa panas. Hal ini terkait dengan rekomendasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurunkan beberapa pembantunya dari kursi menteri. Berdasarkan hasil survei, kinerja mereka dianggap sangat berpengaruh atas menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Namun, dari penelusuran Gatra, tidak semua nama yang disebut LSI akan diganti. Beberapa menteri yang dianggap buruk versi LSI terlihat akan tetap aman. Menteri Agama Suryadharma Ali, Menkum dan HAM Patrialis Akbar, serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, menurut sumber-sumber Gatra, belum akan diutak-atik.

Yang kemungkinan paling besar masuk paket reshuffle antara lain Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa. Selain itu, dua menteri yang mengalami masalah kesehatan juga berpeluang di-reshuffle, yakni Menneg BUMN Mustafa Abubakar dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.

Yang lain kemungkinan hanya akan mengalami pergeseran, misalnya Agus Martowardojo (Menkeu), Andi Mallarangeng (Menpora), dan Syarief Hasan (Menkop UKM). Nama-nama baru ikut muncul bersama isu reshuffle ini. Antara lain Wakil Ketua Umum Partai Golkar Cicip Sutarjo dan Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Goerge Toisutta.

Reshuffle ini, menurut Sekjen PPP, Muhammad Romahurmuziy, dilatari beberapa peristiwa, termasuk soal kesehatan dan rumah tangga, selain tentu saja masalah kinerja.

Ia menolak bila hal ini disebut karena survei LSI. Ia bahkan menuding survei itu merupakan perangkat yang dipesan salah satu pihak tertentu. “Soal siapa yang memesan, pihak LSI-lah yang paling tahu,” katanya. Makanya, ia meragukan beberapa alasan kegagalan kementerian yang disebut dalam survei itu.

Dalam kinerja Menteri Agama, misalnya, ada dua hal yang menonjol, yaitu soal haji dan kemajuan pendidikan Islam. Terkait musim haji pada saat ini, Menteri Agama mampu menambah kuota. Selain itu, jarak pemondokan dan biaya juga ikut berkurang.

Sengketa agama seperti pendirian Gereja Yasmin dan Ahmadiyah menjadi masalah karena memang dipermasalahkan. Padahal, Menteri Agama, kata Romahurmuziy, punya komitmen menyelesaikan masalah seperti itu. Satu hal yang harus diingat presiden: kabinet butuh dukungan politik. “Jadi, kalau mau ganti, hati-hati,” ujarnya.

Berikut ini adalah menteri-menteri yang kinerjanya dipersoalkan dan peluangnya bertahan dalam kabinet.

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng 
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dituding ikut menyumbang pencitraan negatif bagi Kabinet Indonesia Bersatu II setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menguak kasus suap Wisma Atlet untuk SEA Games di Palembang, yang melibatkan Sekretaris Jenderal Kemenpora, Wafid Muharram.

Seiring dengan santernya pemberitaan kasus ini, nama Andi Mallarangeng sering diseret-seret. Apalagi, namanya sering disebut bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus ini, ikut menerima aliran dana.

Tetapi banyak yang menyanksikan kasus ini bakal membuat doktor ilmu politik dari Northern Illionis University itu terpental dari kabinet, mengingat jasa-jasanya bagi Partai Demokrat dan hubungan dekatnya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kemungkinan besar, tokoh yang kalah bersaing dalam bursa pencalonan Ketua Umum Partai Demokrat itu hanya digeser. Sumber Gatra mengatakan, pria kelahiran Makassar, 48 tahun silam, itu malah akan menempati posisi baru yang lebih baik, yakni sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ada juga suara yang menyebutkan bahwa Andi akan menggantikan Tifatul Sembiring di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Menanggapi isu reshuffle ini, Andi menyikapinya dengan dingin. Andi tak mau memasalahkan apakah ia akan dibuang, digeser, atau dipertahankan. “Isu reshuffle itu haknya presiden. Kami, menteri-menteri, tahunya hanya bekerja,” katanya kepada Andya Dhyaksa dari Gatra.

Awalnya, Andi dikenal sebagai pengamat politik. Pada era reformasi, suami Vitri Cahyaningsih ini menjadi anggota Tim Tujuh pimpinan Prof. Dr. Ryaas Rasyid yang merumuskan paket undang-undang politik sebagai landasan pemilu yang demokratis. Peran ini kemudian membawanya menjadi staf ahli Kementerian Otonomi Daerah.

Bersama Ryaas Rasyid, Andi mendirikan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan pada 2002. Namun ia kemudian malah kepincut masuk Demokrat. Berikutnya, Andi menjadi juru bicara Presiden SBY dan menjadi juru kampanye Partai Demokrat pada Pemilu 2009.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Abdul Muhaimin Iskandar 
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mendapat pencitraan buruk setelah KPK menggulung mafia anggaran yang melibatkan tiga orang dari lingkaran dalam Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Beberapa bulan sebelumnya, pemberitaan media ramai oleh kasus tenaga kerja yang dipancung di Arab Saudi dan sebagian lagi telantar di negara itu. Hal-hal seperti ini turut memberi poin buruk bagi Kemenakertrans.

Ketika Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) melakukan evaluasi, Muhaimin Iskandar menjadi bagian dari separuh menteri yang dianggap tidak menjalankan instruksi presiden. Instruksi itu menyangkut penyelesaian perubahan Undang-Undang Nomor 39 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dan masalah TKI transit.

Masalah asuransi tenaga kerja juga menjadi hal negatif yang mencoreng nama Muhaimin Iskandar. Tak lama setelah Konsorsium Proteksi TKI ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara asuransi pada September 2010, protes kepada Kemenakertrans marak. Para pengusaha jasa tenaga kerja, misalnya, menggelar unjuk rasa di depan kantor KPK, kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dan di depan rumah Muhaimin.

Laporan LSI memasukkan Kemenkertrans dalam kelompok kementerian berkebijakan negatif, yang turut menyebabkan turunnya kepercayaan publik kepada pemerintahan Presiden SBY.

Namun tak satu pun sumber-sumber yang dekat dengan istana yang dihubungi Gatra berani berspekulasi bahwa Muhaimin Iskandar akan dicopot. Alasannya, Kemenakertrans sejak awal memang menjadi jatah PKB sebagai kompensasi bagi anggota koalisi pemerintahan. Lagi pula, politikus kelahiran Jombang, Jawa Timur, 24 September 1966, ini dinilai tidak pernah nakal pada saat menjadi bagian dari kabinet koalisi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh 
Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, kini masuk daftar reshuffle. Santer terdengar kabar, posisi yang kini diduduki anggota Dewan Penasihat Partai Demokrat itu akan digantikan anggota Dewan Penasihat Partai Demokrat yang lain, yakni Syarief Hasan yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Kementerian ESDM mendapat penilaian negatif dalam kasus buruknya kualitas tabung gas. Ada pula rumor lain yang menyeret Kementerian ESDM, seperti mundurnya Direktur Hulu Pertamina, Bagus Setiardja, dan adanya fatwa MUI yang mengharamkan premium. Dalam hal ini, Kementerian ESDM dianggap turut berperan.

Juni lalu, Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Indonesia menuding kinerja Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Darwin kurang memuaskan, bahkan memperparah krisis energi. Produksi minyak dan energi dalam negeri kian mengkhawatirkan akibat kebijakan yang kurang tegas. Penemuan energi alternatif dinilai hanya jargon yang tidak efektif menekan upaya penghematan energi dan APBN.

Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Jakarta menuding kinerja Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan pria kelahiran Riau, 50 tahun silam, itu tidak mengarah pada perbaikan di sektor energi. Ia dianggap tidak mampu mendorong pemasukan APBN dari sektor energi dan membiarkan penguasaan asing makin dominan.

Darwin Zahedy belum dapat dikonfirmasi Gatra karena sedang melakukan pertemuan APEC di Amerika Serikat. Perjalanannya berlanjut ke Brunei Darussalam. Ponselnya belum dapat dihubungiGatra. Demikian pula pesan singkat yang dikirim Gatra belum mendapat respons darinya.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi 
Semasa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada kabinet sebelumnya, Freddy Numberi dinilai berkinerja bagus. Namun, pada Kabinet Indonesia Bersatu II, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dipimpinnya dinilai gagal melaksanakan program zero accident angkutan darat, laut, dan udara. Pada Lebaran lalu, kecelakaan mencapai 4.006 kasus, dengan 661 orang tewas di jalan raya.

Kemacetan parah di Pelabuhan Merak, Banten, juga menjadi persoalan klasik yang belum dapat dipecahkan Kemenhub. Kini laksamana madya angkatan laut itu diterpa isu pribadi. Istrinya, Anna Antoinette, menuduhnya punya hubungan dengan seorang wartawati sebuah stasiun televisi.

Gatra belum berhasil mengonfirmasikan hal-hal tersebut kepada pria kelahiran Serui, Papua, 15 Oktober 1947, itu karena dia sedang berada di luar kota. Reporter Gatra yang menunggu jadwal kedatangannya di Bandar Udara Soekarno-Hatta belum berhasil menemuinya hingga Selasa malam lalu.

Freddy sebetulnya punya sejarah sebagai menteri yang berhasil. Dalam Kabinet Persatuan Nasional periode 1999-2001, ia menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Lalu, pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Freddy dipilih menjadi Duta Besar RI untuk Italia dan Malta. Pada 2004, Freddy kembali duduk di kabinet sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Kini ia duduk sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.

Menko Kesra Agung Laksono 
Posisi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) kemungkinan ditempati orang baru. Calon kuat yang namanya telah beredar adalah Wakil Ketua Umum Parta Golkar, Cicip Sutarjo. Ia dikabarkan sedang disiapkan untuk menggantikan Agung.

Pergantian posisi ini merupakan hasil pembicaraan matang di kalangan petinggi partai koalisi. Golkar dikabarkan telah menerima tawaran itu dari Istana. Bila tidak ada perubahan rencana, pergantian dari Agung Laksono kepada Cicip Sutarjo tinggal menunggu waktu. Menko Kesra agaknya akan tetap menjadi jatah Golkar.

Agung Laksono adalah mantan Ketua DPR yang masuk Kabinet Indonesia Bersatu II. Politikus kelahiran Semarang, 23 Maret 1949, ini berpengalaman sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada era Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa 
Kepemimpinan Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa, dianggap belum mampu membuat masyarakat memperoleh rumah murah layak huni. Politikus asal PPP ini juga sedang dilanda isu keluarga. Istrinya, Carolina Kaluku, sedang memproses gugatan cerai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Kepada Gatra, ia mengaku telah mendengan kabar reshuffle itu dan menyerahkannya kepada presiden. “Soal itu adalah hak prerogatif konstitusional presiden,” katanya kepada Rach Alida Bahaweres dari Gatra.

Menurut pria kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, 31 Oktober 1954, itu, presiden memiliki unit kerja untuk mengevaluasi kinerja anggota kabinet. Hasil evaluasi itu milik presiden, termasuk opini atas hasil evaluasi kinerja.

Suharso menolak berkomentar soal penilaian negatif terhadap kinerja Kemenpera. “Tidaklah arif saya menilainya,” ujar Suharso. Pihak luar, katanya, boleh memberi penilaian asal berkompeten, profesional, dan adil.

Ia menyatakan bahwa apa yang telah dikerjakannya bukan wacana, apalagi janji-janji kosong. “Saya hanya mau mengatakan bahwa saya telah berupaya sebaik yang dapat saya lakukan,” tuturnya. Bila ada yang harus menilai, itu sepenuhnya kewenangan para pemangku kepentingan.

Suharso juga menolak bicara soal gugatan cerai yang dilayangkan sang istri. “Biarlah masalah pribadi itu menjadi private domain bagi saya,” katanya. Selama ini, ia mengaku tidak pernah membawa masalah pribadi ke urusan kantor. Demikian pula sebaiknya.

Menteri Pertanian Suswono 
Menteri Pertanian asal PKS, Suswono, juga masuk dalam zona reshuffle. Ia dinilai gagal mewujudkan program swasembada pangan, sehingga Indonesia masih harus mengimpor berbagai produk pertanian. Beredar rumor, pergantian Suswono ini lebih sebagai hukuman bagi PKS yang sering membandel dalam koalisi pemerintahan Presiden SBY.

Ditemui Gatra di rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Suswono mengaku tidak akan terpengaruh oleh isu itu. “Itu sama sekali tidak mempengaruhi kerja saya,” katanya kepada Sandika Prihatnala dari Gatra. Ia mengaku siap bila harus meninggalkan kursi menteri. Bahkan, sejak diangkat menjadi menteri, ia mengaku telah siap melepaskannya jika memang diinginkan presiden.

Suswono menjelaskan, salah satu target Kementerian Pertanian adalah pencapaian swasembada beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi hingga 2014. Dengan demikian, ia mempertanyakan penilaian yang diberikan pada saat kementerian yang dipimpinnya masih bekerja. “Bagaimana mengukur pencapaiannya jika target pada 2014 diukur sejak sekarang?” katanya.
.


Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *