Ketua DPP Partai Demokrat Terdiam Ketika Ditanya Najwa Shihab: Tak Malu Gabung ke Jokowi?


Sontak Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon terdiam, ketika Jansen Sitindaon dicecar pertanyaan Najwa Shihab.

Kala Jansen Sitindaon dihujani pertanyaan Najwa Shihab, Jansen Sitindaon terdiam mendadak, saat ditanya malu atau tidak Partai Demokrat bergabung ke pemerintahan Jokowi.

Momen Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon terdiam saat dihujani pertanyaan oleh Najwa Shihab, ketika di acara Mata Najwa.

Pada Rabu (3/7/2019), Jansen Sitindaon turut hadir menjadi narasumber dalam tayangan Mata Najwa di Trans7.

Jansen Sitindaon mulanya menanggapi mengenai inginnya Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi.

“Ini kan soal hak prerogatif presiden, jadi sepanjang Pak Jokowi lima tahun ke depan butuh Demokrat, dan nyaman dengan Demokrat, itu kuncinya, butuh dan nyaman, dan juga nyaman dengan Pak Jokowi,” ujar Jansen Sitindaon.

“Karena itu kan seperti sepanjang terpenuhi, itu kita siap membantu Pak Jokowi, kalau pemerintahannya Pak Jokowi bagus lima tahun ke depan, artinya yang mendapatkan manfaat kan rakyat Indonesia secara keseluruhan,” tambahnya, dikutip dari TribunWow (grup TribunJatim.com) melalui kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (4/7/2019).

Najwa Shihab lantas mempertanyakan apakah Demokrat tidak malu.

“Jika begitu Demokrat tidak malu dan mau walaupun dulu Jansen Sitindaon paling kencang mengkritik Pak Jokowi?” tanya Najwa Shihab.

Diseloroh pertanyaan itu Jansen Sitindaon sesaat diam dan tertawa.

Satu studio juga tertawa ringan menanggapi pertanyaan Najwa Shihab.

Jansen Sitindaon lalu menyinggung mengani suara yang unggul di daerah yang memiliki gubernur yang berasal dari Demokrat.

“Jadi Mba Nana (Najwa Shihab) ini kan keputusan organisasi, bukan keputusan saya pribadi, kan begitu tetapi kalau melihat hasil pilpres kemarin kalau kita buka data, Pak Jokowi itu kemenangan tertingginya itu di 90,6 persen itu di Papua, itu Gubernur Papua adalah ketua DPD Partai Demokrat, Pak Lucas ini, saya mau kasih data,” ungkap Jansen Sitindaon.

“Jadi Demokrat berjasa untuk Pak Jokowi, jadi wajar? Itu kan maksudnya? Langsung saja,” tanya Najwa Shihab kembali.

Jansen Sitindaon membela diri bahwa Demokrat juga memiliki tiket untuk Jokowi memenangkan pemilu.

Sehingga, ia merasa partainya juga memiliki kontribusi dalam kemenangan Jokowi.

“Enggak begini, soal malu ini kan soal kita punya jasa atau tidak kan, saya ingin menyampaikan yang kedua, di Jawa Timur itu, Pak Jokowi pemilu yang menang, 1,5 juta, sekarang ini 8 juta, yang saya tahu ketua DPD di sana namanya Pakde Karwo,” papar Jansen Sitindaon.

“Artinya soal malu atau tidak itu kan soal kita punya kontribusi atau tidak kan saya dibilang ‘Jansen kamu terus mengkritik Jokowi’ kan di sisi lain organisasi kami ini sejak awal manifes, sama seperti kita naik pesawat, tiket saya ini tiket untuk Pak Jokowi,” paparnya.

“Jadi Demokrat ada kader tidak loyal dan itu kelebihan Demokrat?,” tanya Najwa Shihab kembali dan satu studio ikut tertawa.

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon dihujani pertanyaan oleh pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab perihal ingin bergabungnya Demokrat ke koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. (Capture Youtube Najwa Shihab)

 

Jansen Sitindaon menyanggah bahwa hal itu merupakan realitas publik.

“Bukan tidak loyal, ini realitas politik, sama seperti satu keluarga, untuk menentukan tempat makan saja untuk empat orang anak itu bisa berbeda pendapat hanya menentukan tempat makan, apalagi pilih politik,” bela Jansen Sitindaon.

“Jangan terlalu seru di awal, kita masih panjang,” ujar Najwa Shihab lantas seluruh yang ada di studio tertawa.

Di acara yang sama, Jansen Sitindaon mengaku memiliki rasa takut berada di kubu oposisi.

Diketahui Demokrat dulunya berkoalisi di kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Awalnya, Jansen Sitindaon mengatakan di dalam partainya sebenarnya ada lain pendapat yang mengatakan sebaiknya menjadi partai oposisi.

“Di internal partai Demokrat ada yang menyampaikan narasi, bagusnya di luar saja. Karena partai ini toh sudah sehat sebetulnya,” kata Jansen Sitindaon, dikutip dari TribunWow.

“Di DPD komplit, DPC komplit, ada 17 ribu, pengurus ranting sampai anak ranting. Kita juga punya kepala daerah.”

“Walaupun kadang ada juga pendapat teman-teman yang lain, dan kita ini jadi pendapat umum,” imbuh Jansen Sitindaon.

Jansen Sitindaon lantas menuturkan bahwa sebenarnya ada rasa takut untuk menjadi oposisi.

“Nanti mungkin Mas Haris (Direktur Lokataru) bisa menjelaskan apa yang saya sampaikan,” ungkap Jansen Sitindaon.

“Jadi begini, memang hari ini ada ‘rasa takut’ untuk bergabung dengan oposisi, karena kalau oposisi itu dicap dengan musuh negara, keras sedikit makar, keras sedikit ditangkap.”

“Kalau misalnya keras lagi partai begitu, ada suasana begitu, 4,5 tahun ini partainya akan dibelah, jadi maksud saya teman-teman yang hari ini mendukung kekuasaan Pak Jokowi ini jangan hanya sekedar ngomong kita butuh chek and balancy, kita butuh pengawas begitu tapi di sisi yang lain kalian tidak menumbuhkan suasana ini,” paparnya.

Ia juga menyinggung saat Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa.

“Ini kan harus dijaga suasana ini, enggak boleh ada ketakukan. Kalau di jaman Pak SBY, jangankan di luar, orang bawa kerbau itu bebas beroposisi.”

“Yang di dalam saja, Golkar dan PKS itu keras di dalam, jadi di internal koalisi saja boleh kritis apalagi di luar. Hari ini jujur memang ada, ini soal rasa ya,” ungkap Jansen Sitindaon.

Mendengar alasan Jansen Sitindaon, Sekjen PAN Eddy Suparno menyanggah bahwa mereka yang terjerat makar memang bersalah.

 

“Bukan begitu, itu kasus di polisi memang ada yang dilanggar. Kalau Anda tidak melanggar hukum jangan takut, papar Eddy.

Jansen Sitindaon lalu memberikan contoh kasus makar.

“Saya kasih bukti, itu ada dua kasus makar dimunculkan. Ada makar jilid pertama Sri Bintang Pamungkas (aktivis), Rachmawati Soekarnoputri dan lain macam. Ditahan dikeluarkan, sampai saat ini tidak ada proses,” ujar Jansen Sitindaon.

“Jilid yang kedua juga tidak ada proses. Hukum itu harus ada proses, penyelidikan, penyidikan, penuntutan. Begitu maksud saya,” tambahnya.

“Siapa yang Anda salahkan?” tanya Ketua DPP PKB, Lukman Edy.

“Siapa yang berkuasa? memang kami yang berkuasa?” jawab Jansen Sitindaon.

“Oleh karena itu, tumbuhnya suasana nalar kritis, tidak hanya dari partai, oposisi, cyber society, dan LSM, lain segala macam,” pungkasnya. ( Trb / IM )

 

 

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Ketua DPP Partai Demokrat Terdiam Ketika Ditanya Najwa Shihab: Tak Malu Gabung ke Jokowi?

  1. Perselingkuhan+Intelek
    July 6, 2019 at 9:39 pm

    Lebih Malu lagi bila Demokrat tetap di Gerindra, keok melulu selama ini dan kedepannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *