Kemenlu Bantah Isyu Pembangunan Pangkalan Militer AS di Natuna


Kementerian Luar Negeri membantah berita bahwa Kepulauan Natuna nakan menjadi pangkalan militer untuk Amerika Serikat.

Juru Bicara Kemeterian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Bisnis.com, Minggu (1/11) menegaskan pertemuan Menlu RI dengan Menlu AS Mike Pompeo fokus pada investasi. “Salah satu program prioritas Pemerintah adalah pembangunan pulau-pulau terluar Indonesia. Oleh karena itu, dalam pertemuan dengan Menlu AS Mike Pompeo di Jakarta tanggal 29 Oktober 2020, Menlu RI mendorong kalangan usaha AS untuk melakukan lebih banyak investasi di Indonesia,” ujar Teuku.

Dalam pembicaraan tersebut, ujar Teuku, juga dibicarakan soal pembangunan pulau-pulau terluar termasuk Kepulauan Natuna.

Teuku menggarisbawahi bahwa investasi untuk membangun pulau-pulau terluar, termasuk di Natuna, tak hanya ditawarkan ke Amerika Serikat. “Telah ditawarkan pula oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada sejumlah investor asing dari negara lain seperti Korea Selatan dan Jepang,” ujar Teuku.

Ia menambahkan undangan untuk investasi tidak dapat diartikan sebagai pendirian pangkalan, mengingat Indonesia menganut dan selalu menerapkan politik bebas aktif.

“Dengan prinsip tersebut maka tidak mungkin Indonesia menyerahkan teritorinya untuk pangkalan militer asing, dari negara mana pun. Secara prinsip dan hukum, Indonesia tidak mengenal adanya pangkalan militer asing. Investasi di Natuna sama dengan investasi di kawasan industri lain, tidak ada kaitan sama sekali dengan pangkalan militer,” tegas Teuku Faizasyah.

Isu soal pangkalan militer untuk AS di Kepulauan Natuna menghangat di tengah situasi di Laut China Selatan dan persaingan antara AS dan China yang kian tajam.

Beberapa waktu lalu Menlu Retno Marsudi secara tegas membantah jika Indonesia akan dijadikan pangkalan militer oleh China. “Secara tegas saya ingin menekankan bahwa sesuai dengan garis dan prinsip politik luar negeri Indonesia, maka wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara mana pun,” ujar Retno.

Sebelumnya, sebuah laporan tahunan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang berjudul “Military and Security Developments Involving The People’s Republic of China 2020“, menyebut China menargetkan sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia sebagai tempat membangun pangkalan militer.

Dalam laporan Pentagon, tak hanya RI yang disebut, negara lain juga disasar seperti Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan.

Tawaran juga diberikan ke Namibia, Vanuatu dan Kepulauan Solomon. Kamboja bahkan disebut sudah menandatangani perjanjian rahasia yang memungkinkan militernya dipakai China.( SH / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *