Ke Turki Belajar Busway Contraflow


SEJUMLAH pejabat Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya akan berkunjung ke Istanbul, Turki, untuk mempelajari penerapan busway dengan laju bus berlawanan arah atau contraflow.

Kendati Dinas Perhubungan DKI pernah mempelajari penerapan busway contraflow dan menganggapnya mustahil diterapkan di Jakarta, tim pengkaji tetap akan berangkat ke Turki. Wakil Gubernur Prijanto akhir pekan lalu mengatakan, tim khusus itu akan mempelajari secara langsung sistem tersebut.

Gagasan contraflow menjadi wacana untuk diterapkan di Jakarta setelah Gubernur Fauzi Bowo sepulang umrah mampir di Istanbul dan melihat sistem tersebut efektif mengurangi penyerobotan jalur angkutan massal.

Namun, kata Prijanto, sistem contraflow hanya akan diterapkan sebagai pilihan terakhir. “Sistem itu diterapkan jika masyarakat sudah siap mematuhi disiplin berlalu lintas, tidak menyeberang sembarangan,” katanya.

Menurut Prijanto, rencana kunjungan ke Turki itu sedang dibahas dan dimatangkan. Pada saat yang sama, analisis tentang contraflow berikut dampak negatif dan positifnya tetap dilakukan oleh Dinas Perhubungan DKI bersama kepolisian.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan, sistem contraflow sudah pernah dikaji dan dipandang berisiko tinggi mengakibatkan kecelakaan di jalur busway.

Menurut Sutarman, tujuan contraflow adalah untuk mengosongkan jalur busway dari kendaraan lain. Namun, sistem ini diperkirakan akan mengganggu arus lalu lintas di jalur reguler. “Contraflow itu memang efektif untuk mensterilkan jalur busway dan mengajak masyarakat untuk naik busway. Tapi, syaratnya masyarakat harus tertib karena contraflow ini risikonya cukup tinggi,” katanya.

Dengan alasan itu, busway contraflow tidak mungkin diterapkan mulai Maret ini. Pasalnya, dibutuhkan waktu pengkajian dan sosialisasi supaya masyarakat pengguna jalan tidak kaget.

Pengkajian yang dilakukan adalah menyangkut persoalan teknis, yuridis, dan sosiologis. Sosiologis, kata Sutarman, menyangkut bagaimana seseorang semula biasa menggunakan jalur kanan, tapi sekarang di jalur kanannya sudah ada busway.

Jika sistem contraflow itu dipaksakan dalam waktu dekat, kata Sutarman, dikhawatirkan akan terjadi banyak kecelakaan di jalur busway. “Tapi memang jika diberlakukan, ini lebih murah dalam segi biaya dan sedikit penjagaannya. Paling anggota yang ditempatkan hanya di tempat-tempat crossing (persimpangan),” tuturnya. Sekarang ini hampir 400 polisi berjaga-jaga di jalur busway.

Menyangkut penggunaan jalur busway oleh para pengguna jalan setelah pukul 22.00, Sutarman mengatakan, pihaknya memberikan toleransi. Pasalnya, setelah pukul 22.00 itu bus Transjakarta sudah tidak melintas.

Sistem contraflow pernah diuji coba pada 2009, tapi karena dianggap rentan akhirnya tidak dilanjutkan. Hanya pada ruas jalan yang benar-benar padat dan terjadi kemacetan total saja sistem ini akan diterapkan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *