Kasus Munir Dibawa ke Forum Internasional


Contoh kasus tentang peranan dan makin berbahayanya pembela HAM dunia.

Pada Rabu 7 September 2011 lalu, kematian aktivis HAM, Munir sudah genap tujuh tahun. Pembunuhan atas Munir diperingati dengan harapan, pemerintah dan aparat tuntas mengungkap misteri tewasnya Munir. Sampai menemukan siapa dalangnya.

Meski belum hasilnya maksimal, lantaran si dalang itu belum dibekuk dan diproses hukum, para pejuang HAM akan terus mendesak pemerintah. Dan memasuki tahun ke tujuh ini, perjuangan itu tidak hanya dilakukan di dalam negeri saja, tapi juga di luar negeri.

Pembunuhan Munir akan menjadi salah satu agenda pokok delegasi Indonesia, yang mengikuti Platform Dublin ke-6 — pertemuan Aktivis Pembela HAM se Dunia yang digelar mulai hari Rabu pagi (14/9) waktu setempat. Forum ini dilaksanakan selama 3 hari, 14-16 September di Dublin Castle, Irlandia.

Forum yang merupakan pertemuan terbesar bagi para aktivis HAM sedunia, dilaksanakan oleh Front Line Defenders, sebuah lembaga yang secara khusus memberikan perlindungan HAM bagi para aktivis HAM di Dunia. Front Line berpusat di Dublin, dan berdiri sejak 22 Februari 2001.

Sebelumnya pertemuan serupa digelar Januari 2002, September 2003, Oktober 2005, November 2007, dan Februari 2010.

Pertemuan keenam ini, secara khusus akan merumuskan tentang makin pentingnya peranan dan makin berbahayanya pembela HAM dunia.

Dari Indonesia, peserta yang diundang terdiri dari empat orang yaitu Usman Hamid, Ketua Dewan Federasi Kontras, merangkap Ketua Delegasi dan Rafendi Djamin, Ketua Komisi Intra Pemerintah Asean untuk Hak Asasi Manusia, Thresje  Gaspersz dari Lembaga Penelitian, Pengkajian dan pengembangan Bantuan Hukum Papua, dan Upi Asmaradhana, Koordinator Relawan Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi.

Ketua Delegasi Indonesia, Usman Hamid mengatakan, peranan pembela HAM dan makin tingginya resiko bagi para pekerja HAM di berbagai negara di dunia akan menjadi sorotan penting dalam pertemuan keenam Platform Dublin, Irlandia.

“Kami juga akan membawa khusus kasus Munir yang sampai saat ini belum selesai,” kata Usman Hamid.  Sudah ada 140 Aktivis dari berbagai negara di dunia, telah berkumpul di Dublin.

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini akan dibuka oleh Margaret Sekaggya Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Situasi Pembela HAM. Juga dihadiri oleh Shirine Ebadi Penerima Hadiah Nobel dari Iran, yang berbicara perempuan pembela HAM.

Selain itu hadir pula Pelapor Khusus Untuk Kebebasan Berkumpul dan Berserikat PBB, Maina Kiai.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *