Karamean Pasar Gambir di Kebon Binatang


Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair sedang berlangsung. Tiap kali ada PRJ, ingatan saya melayang pada cerita kakek tentang “Pasar Gambir”, yang katanya menjadi ide Gubernur Ali Sadikin untuk membuat PRJ.

Cerita kakek tentang keramaian dan kemeriahan pasar Gambir membuat saya penasaran untuk mencari tahu lebih jauh lagi. Beruntung saya menemukan Koran Sin Po tahun 1920 yang memberitakan tentang itu dan membuktikan kebenaran cerita kakek!

Dalam berita koran itu diceritakan bahwa Keramaian Pasar Gambir akan berlangsung mulai tanggal 9 – 23 Mei 1920, diadakan siang dan malam. Untuk memeriahkan acara dan menarik banyak pengunjung maka akan ditampilkan banyak pertunjukan dan rupa-rupa permainan serta tontonan dari segala bangsa.

Yang pasti ada di sana adalah caroussel (komidi putar), rumah-rumah kuno, rumah keder gereja tua, gedong bicara, panggung komedi, kebon kembang, kebon sayur, dan lain-lain. Menurut cerita kakek saya, dia sangat senang naik komidi putar sampai berulang kali tidak ada bosannya.

Selain itu juga diadakan loods-loods (kios-kios) buat orang berdagang, tontonan, restaurant, barang ajaib, lempar gelang, sodok bola, kocok nomor, pancing ikan, tombola dan lain-lain. Kios-kios itu dihias dengan bagus, tertutup genteng, dan dapat penerangan listrik gratis.

Menariknya lagi, berita dikoran menyebutkan: “Dari segala permainan tersebut ‘zonder minta permisi’ lagi, semua di atas kita punya tanggungan.” Pantas saja kakek berulang kali naik komidi putar, wong gratis!

Satu lagi yang menarik, ternyata Pasar Gambir pada tahun 1920 itu bukan diadakan di lapangan Gambir, tapi di Kebon Binatang (dulu di Cikini, sekarang menjadi TIM)! Entah apa sebabnya.
Maka dalam penutup berita yang sekaligus berfungsi sebagai iklan disebutkan: “Setiap hari orang boleh datang lihat sendiri itu loods-loods di Kebon Binatang buat saksikan karamean yang akan dibikin, satu ketika bagus buat orang dagang yang hendak bikin terkenal barangnya.”

Saat ini, tujuan Pasar Gambir yang juga menjadi tujuan PRJ sudah tercapai. PRJ telah menjadi ajang yang tepat untuk mempromosikan barang dagangan. Hanya saja PRJ masih kalah dengan Pasar Gambir, karena walaupun ragam permainan yang sekarang ada lebih banyak, tapi kita harus merogoh kocek sendiri untuk tiap permainan itu. Sedangkan di Pasar Gambir, jika kita akan main, ‘zonder minta permisi lagi’! Greetong boo

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *